Jurusan IPA, IPS, Bahasa Dihapus di SMA, Kemendikbud Ungkap Alasannya

Sedang Trending 2 bulan yang lalu
ARTICLE AD BOX

Jakarta, CNN Indonesia --

Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikbud Ristek) menyebut penghapusan bidang IPA, IPS, dan Bahasa di tingkatan SMA bukanlah perihal nan baru. Kebijakan itu sudah mulai diterapkan berjenjang sejak tiga tahun lalu.

Kepala Badan Standar, Kurikulum, dan Asesmen Pendidikan Kemendikbud Ristek Anindito Aditomo menambahkan pada tahun aliran 2022 sudah ada 50 persen sekolah nan menerapkan perihal itu. Sementara untuk 2024 tercatat sudah sekitar 90-an sekolah nan menerapkan Kurikulum Merdeka.

"Peniadaan bidang di SMA dimaksud merupakan bagian dari penerapan Kurikulum Merdeka nan sudah diterapkan secara berjenjang sejak tahun 2021," kata Anindito saat dihubungi CNNIndonesia.com, Rabu (17/7).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Pada tahun aliran 2024 saat ini, tingkat penerapan Kurikulum Merdeka sudah mencapai 90-95 persen untuk SD, SMP, dan SMA/SMK," imbuhnya.

Anindito kemudian menjelaskan konsep dari peniadaan bidang tersebut. Pada kelas 11 dan 12 SMA, siswa nan sekolahnya menggunakan Kurikulum Merdeka dapat memilih mata pelajaran secara lebih leluasa sesuai minat, bakat, keahlian dan aspirasi studi lanjut alias kariernya.

Anindito mencontohkan, seorang siswa nan mau berkuliah di program studi teknik dapat menggunakan jam pelajaran pilihan untuk mata pelajaran matematika tingkat lanjut dan fisika, tanpa kudu mengambil mata pelajaran biologi.

"Sebaliknya, seorang siswa nan mau berkuliah di kedokteran bisa menggunakan jam pelajaran pilihan untuk mapel biologi dan kimia, tanpa kudu mengambil mapel matematika tingkat lanjut," jelas Anindito.

Anindito berambisi Kurikulum Merdeka itu mampu membuat siswa bisa lebih konsentrasi untuk membangun pedoman pengetahuan nan relevan untuk minat dan rencana studi lanjutnya.

"Persiapan nan lebih terfokus dan mendalam ini susah dilakukan jika siswa tetap dikelompokkan ke dalam bidang IPA, IPS, dan Bahasa," lanjutnya.

Selain itu, Anindito juga menyoroti kejadian siswa nan sebagian besar memilih bidang IPA saat pembagian bidang dilakukan.

Padahal perihal tersebut belum tentu dilakukan berasas refleksi tentang bakat, minat dan rencana kariernya. Melainkan lantaran bidang IPA diberi privilege lebih dalam memilih program studi di perguruan tinggi.

Dengan menghapus penjurusan di SMA, Anindito menyebut Kurikulum Merdeka mendorong siswa untuk melakukan eksplorasi dan refleksi minat, talenta dan aspirasi karier, dan kemudian memberi kesempatan untuk mengambil mata pelajaran pilihan secara lebih elastis sesuai rencana tersebut.

"Penghapusan bidang di SMA juga menghapus diskriminasi terhadap siswa bidang non-IPA dalam seleksi nasional mahasiswa baru," ujar Anindito.

"Dengan Kurikulum Merdeka, semua siswa lulusan SMA dan SMK dapat melamar ke semua prodi melalui jalur tes, tanpa dibatasi oleh jurusannya ketika SMA/SMK," imbuhnya.

(khr/gil)

[Gambas:Video CNN]

Selengkapnya
Sumber cnnindonesia.com nasional
cnnindonesia.com nasional