Keluarga Tak Bisa Bayar Ambulans, Mayat Bayi di Sulsel Diantar Ojol

Sedang Trending 3 bulan yang lalu
ARTICLE AD BOX

Makassar, CNN Indonesia --

Jenazah bayi di Makassar terpaksa dibawa dengan ojek online (ojol) dari Kota Makassar menuju Kabupaten Pangkajene dan Kepulauan (Pangkep), Sulawesi Selatan, Sabtu (15/6). Video pengemudi ojol nan membawa jenazah bayi itu ramai di media sosial.

Menurut keterangan pengemudi ojol, Wawan (43), family tak bisa bayar ambulans nan ditawarkan rumah sakit dan memilih menggunakan ojol.

"Jenazah ku antar, pergi di Pangkep. Tidak bisa kodong (kasihan). Rp800 ribu dimintai (untuk sewa) ambulans. Tinggal saya nan minta tolongin untuk diantar," kata Wawan saat diwawancara pada Sabtu malam.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Ia bercerita membawa jenazah dari Rumah Sakit Umum Provinsi (RSUP) Tajuddin, Makassar, ke Kabupaten Pangkep.

Wawan mengatakan awalnya datang ke RSUP Tajuddin untuk mengantar pesanan makanan. Namun, kemudian dia ditahan seorang pekerja di bagian pemulasaraan dan diminta mengantar jenazah bayi ke Pangkep secara offline sekitar pukul 11.00 WITA.

Wawan menuturkan sempat memberikan nilai Rp200.00, tetapi kemudian ditawar jadi Rp150.000. Ia pun menyanggupi lantaran mau menolong.

Berdasarkan sepengetahuannya, family tak sanggup bayar biaya ambulans sebesar Rp800.000.

"Saya jawab bisa, ke mana, katanya ke Pangkep. Dia bertanya harganya berapa, Rp200.000. Jadi dia menawar bisa Rp150.000. Ini orang susah," ucapnya.

Setelah itu, Wawan membawa jenazah bayi berbareng kakek bayi itu menuju ke RSUD Batara Siang, Pangkep. Sebab, bayi itu merupakan rujukan dari RSUD Batara. Sementara sang ibu tetap dalam perawatan di RSUD Batara usai melahirkan.

"Saya antar sampai ke rumah sakit umum Pangkep. Karena kita ini sesama manusia, jadi saya hanya membantu saja. Infonya jenazah ini bakal dibawa ke pulau. Setelah saya antar sampai di Pangkep, saya langsung pulang. Karena saya punya pekerjaan sudah selesai. Saya hanya menolong," kata dia.

Dihubungi terpisah, Humas RSUP Tadjuddin, Hasmayanti Hamka, membenarkan pasien bayi itu meninggal bumi setelah beberapa hari menjalani perawatan di rumah sakit.

Menurutnya, petugas pemulasaraan menawarkan ke family untuk menggunakan mobil ambulans milik pihak ketiga. Namun, family mengaku tak sanggup membayar.

"Pihak family menyampaikan mereka tidak mampu, tidak ada duit sama sekali. Itu petugas kami berinisiatif bergerak sigap setelah mendengar persetujuan pihak keluarga, apakah bisa pasiennya diangkut pakai motor saja," kata Hasmayanti.

Karena itu, petugas mencari pengemudi ojol nan ada di sekitar rumah sakit. Hasmayanti menjelaskan petugas pemulasaran itu apalagi menggunakan duit pribadi untuk bayar pengantaran jenazah.

"Pihak family mau jenazah pasien ini segera dibawa pulang, lantaran mereka tinggal di kepulauan. Setelah ada usulan pihak keluarga, petugas kami pergi mencari tukang ojek dan dia dapatlah tukang ojek ini. Awalnya dia dimintai Rp200.000, tapi isi dompetnya hanya Rp150.000," tuturnya.

Namun, Hasmayanti menyayangkan langkah petugas pemulasaraan nan tidak menghubungi pihak manajemen rumah sakit. Menurut dia, pihak rumah sakit bakal berupaya membantu family pasien jika ada kesulitan.

"Kita kudu memahami kondisi petugas kami nan bermaksud mau membantu family pasien, tapi beritanya saat ini seolah-olah kami lepas tangan, padahal tidak. Dia tidak ada kontak dengan pihak ambulans gratis, dia hanya berpikir pasien ini segera sampai di rumah sakit sehingga dia pakai uangnya nan hanya Rp150.000," tuturnya.

(mir/tsa)

[Gambas:Video CNN]

Selengkapnya
Sumber cnnindonesia.com nasional
cnnindonesia.com nasional