TEMPO.CO, Jakarta - Kementerian Perindustrian menetapkan PT Chandra Asri Pacific Tbk (Chandra Asri Group) sebagai objek vital nasional bagian industri (OVNI) untuk Pabrik Petrokimia nan berlokasi di Ciwandan, Cilegon, Banten alias Site Office Ciwandan. Keputusan ini berasas surat Nomor 3023 tahun 2024 nan dikeluarkan Kementerian Perindustrian.
Direktur HR and Corporate Affairs Chandra Asri Group, Suryandi, menyebut Objek Vital Nasional ini menjadi penghargaan bagi Chandra Asri Group atas kontribusi perusahaan memenuhi permintaan produk domestik. “Atas kontribusi Perusahaan dalam memenuhi permintaan produk petrokimia domestik dan membantu pemerintah serta industri dalam negeri untuk mengurangi ketergantungan impor,” kata Suryandi dalam keterbukaan info di situs Bursa Efek Indonesia pada Selasa, 26 November 2024.
Kawasan pabrik ini mencakup area seluas 115,35 hektar nan meliputi akomodasi pabrik hulu petrokimia berteknologi tinggi, aset utilitas, dan gedung perkantoran. Penetapan kembali sebagai OVNI mencerminkan peran strategis perusahaan dalam mendukung ketahanan dan kemandirian industri nasional.
Chandra Asri Group telah menerima status ini OVNI sejak tahun 2012 berasas Keputusan Menteri Perindustrian nomor 620/M-IND/Kep/12/2012. Suryandi mengatakan kepercayaan ini bakal memperkuat perusahaan untuk menjalankan operasional dengan standar keamanan dan keberlanjutan. “Serta memastikan bahwa industri nan kami kelola dapat terus memberikan faedah bagi sektor industri dan perekonomian nasional,“ kata dia.
Pabrik Ciwandan ini merupakan Pabrik Petrokimia dengan akomodasi Naphta Cracker pertama dan satu-satunya nan beraksi di Indonesia. Pabrik ini menghasilkan olefin (ethylene, propylene), polyolefin (polyethylene, polypropylene), pygas, dan mixed-C4.
Site Office Ciwandan juga menjadi penghasil domestik satu-satunya untuk produk petrokimia butadiene, MTBE, dan butene. Chandra Asri Group telah mengoperasikan pabrik petrokimia selama 32 tahun dan berkontribusi krusial pada beragam sektor industri seperti manufaktur, otomotif, elektronik, dan infrastruktur.
Dengan produk-produk dan menjadi tulang punggung bagi industri lainnya, perusahaan terus memainkan peran sentral dalam rantai pasok nasional maupun internasional. Suryandi mengatakan tanggung jawab perusahaan sebagai objek vital nasional bagian industri ini juga menuntut pengelolaan nan serius. “Dengan penetapan ini, kami berkomitmen untuk menjalankan operasi perusahaan nan aman, transparan, dan memberikan akibat positif jangka panjang,” kata Suryandi.