Kementerian Perdagangan Antisipasi Fenomena Alih Mitra Dagang di Pasar Global

Sedang Trending 6 bulan yang lalu

TEMPO.CO, Jakarta - Kepala Badan Kebijakan Perdagangan (BK Perdag) Kementerian Perdagangan Kasan mengatakan kejadian technology decoupling dan friendshoring diperkirakan bakal memberikan akibat terhadap ekonomi dan perdagangan dunia secara signifikan. 

Friendshoring merupakan perubahan mitra jual beli berasas kedekatan suatu negara dan decoupling merujuk pada praktik memisahkan alias mengurangi ketergantungan pada rantai pasok global.  Fenomena  itu muncul pascapandemi Covid-19 ditambah dengan keadaan geopolitik beberapa area nan memanas. 

Sejumlah negara disebut pilih-pilih mitra dagangnya dan perihal ini membikin buyarnya aktivitas perdagangan berakibat pada rantai pasok global. Fenomena itu mencerminkan perubahan dalam dinamika perdagangan dunia nan dipengaruhi aspek politik, keamanan, dan ekonomi. 

Kasan percaya perihal itu dapat mengubah pola perdagangan dan investasi. Menurutnya, Indonesia perlu menggali kesempatan perdagangan dari kedua kejadian nan diperkirakan tetap bakal terus berlangsung.

"Indonesia tentunya kudu menggali kesempatan dari kedua kejadian tersebut. Antara lain untuk mempercepat diversifikasi ekonomi, mengurangi ketergantungan pada ekspor komoditas, dan mengembangkan sektor-sektor nan mempunyai nilai tambah tinggi, seperti teknologi, manufaktur, dan jasa serta pengembangan industri strategis lainnya," kata Kasan melalui keterangan tertulisnya pada Rabu, 15 Mei 2024 malam.

Kasan menyebut kejadian itu memang memberikan tantangan dunia tersendiri. Namun, perubahan pola perdagangan dunia tersebut dapat menawarkan sejumlah peluang, untuk memperkuat ketahanan ekonomi nasional. 

Sedangkan decoupling mengakibatkan suatu negara bakal condong membangun alias memperkuat sumber daya, produksi, alias pengedaran secara lokal alias regional nan bermaksud untuk mengurangi akibat gangguan pasokan dan respons terhadap perubahan pasar. 

Iklan

Selain itu, decoupling juga bermaksud menjaga keamanan suatu negara, seperti strategi technology decoupling nan diterapkan Amerika Serikat (AS) terhadap Republik Rakyat Tiongkok (RRT). Konflik perdagangan dan rumor keamanan siber telah mendorong kedua negara untuk mengurangi ketergantungan teknologi satu sama lain. 

AS telah menerapkan larangan dan pembatasan terhadap ekspor teknologi tertentu (cip kepintaran buatan) ke RRT, sementara RRT juga mengambil langkah-langkah untuk mempromosikan penggunaan teknologi domestiknya sendiri sebagai respons terhadap kebijakan nan dilakukan AS.

Sementara, friendshoring mencerminkan kecenderungan beberapa negara untuk mengurangi ketergantungan pada negara-negara nan dianggap sebagai potensial ancaman alias pesaing. Pemberlakuan tarif dan halangan perdagangan AS terhadap RRT pada 2018 dipandang sebagai tindakan nan mencerminkan friendshoring.

Selain kebijakan tersebut, pengesahan CHIPS and Science Act dan Inflation Reduction Act (IRA) juga menjadi salah satu contoh penerapan friendshoring nan diterapkan AS. Regulasi tersebut mengatur pemberian insentif bagi produsen nan membeli dan memperoleh input produksi dari negara-negara nan merupakan sekutu AS untuk sektor semikonduktor, mineral kritis, dan baterai.

”Indonesia perlu mengangkat strategi dan kebijakan perdagangan komprehensif, fundamental, lincah, dan antisipatif untuk mengoptimalkan kesempatan tersebut. Hal ini agar Indonesia dapat bersaing dan berkompetisi dengan negara-negara lain untuk memitigasi akibat negatif dan mengoptimalkan akibat positif nan optimal dalam mendukung transformasi ekonomi nasional,” katanya.

Pilihan Editor: Jokowi Akan 'Cawe-cawe' Beresi Bea Cukai, Ini Deretan Masalah nan Disorot Masyarakat

Selengkapnya
Sumber Tempo.co Bisnis
Tempo.co Bisnis