Ketergantungan Beras Impor Meningkat, Indef: Swasembada Pangan Sulit Tercapai

Sedang Trending 1 bulan yang lalu
ARTICLE AD BOX

TEMPO.CO, Jakarta - Ekonom senior dari Institute for Development of Economics and Finance (Indef), Tauhid Ahmad, menyatakan keraguannya mengenai keahlian Indonesia untuk mencapai swasembada pangan dalam tiga tahun ke depan. Menurut dia, tantangan besar dalam produksi pangan, khususnya beras, membikin sasaran swasembada pangan susah terealisasi tanpa adanya upaya ekstensifikasi besar-besaran.

"Swasembada pangan itu berfaedah kita memproduksi peralatan tersebut untuk menutup kebutuhan kita 100 persen, no impor, tidak ada impor," ujar Tauhid saat ditemui Tempo di Jakarta Pusat, Rabu, 14 Agustus 2024.

Mantan kepala pelaksana Indef ini menyatakan keraguannya pada swasembada pangan jika tak ada ekstensifikasi besar-besaran dalam 3 tahun. "Saya kurang percaya jika misalnya sampai 3 tahun kita bisa swasembada, jika tidak ada upaya ekstensifikasi besar-besaran," paparnya.

Tauhid menyoroti kenaikan nomor impor beras nan telah dilakukan oleh Indonesia dari tahun ke tahun. "Kenyataannya pada tahun lampau kita tetap mengimpor sekitar 2,4 hingga 3 juta ton beras. Tahun ini juga 3 juta ton, alias apalagi lebih," kata dia.

Ia menjelaskan, salah satu aspek utama nan menghalang pencapaian swasembada pangan adalah laju konversi lahan subur di Pulau Jawa nan sangat cepat. Di sisi lain, upaya untuk membuka lahan baru di luar Jawa belum menunjukan hasil nan signifikan.

"Dalam lima tahun terakhir, meskipun sudah ada upaya untuk memperluas lahan di luar Jawa, produksi beras justru condong menurun," tambahnya.

Iklan

Tauhid menambah, bakal ada tantangan lain nan muncul dari program-program pemerintah, seperti program makan gratis. Akan ada permintaan kebutuhan domestik nan lebih besar dari sebelumnya. Menurut dia, dengan kebutuhan tambahan program makan cuma-cuma ini, upaya mencapai swasembada pangan bakal semakin susah jika tidak ada ekspansi lahan nan signifikan.

"Kebutuhan domestik untuk konsumsi makan siang bergizi diperkirakan bakal meningkat signifikan, bisa mencapai 4 hingga 6 juta ton per tahun," jelasnya.

Dia menekankan bahwa upaya untuk mengurangi ketergantungan terhadap beras sebagai makanan pokok juga melangkah lambat, dikarenakan adanya ketergantungan masyarakat Indonesia dalam mengkonsumsi beras. "Meskipun ada upaya diversifikasi pangan seperti pengenalan gandum, konsumsi beras tetap mendominasi lebih dari 90 persen kebutuhan pangan kita. Ketergantungan ini membikin swasembada pangan semakin susah tercapai,"

Pilihan Editor: Viral lantaran Hampir Pingsan di IKN, Segini Kisaran Gaji Paskibraka

Selengkapnya
Sumber Tempo.co Bisnis
Tempo.co Bisnis