Ketua DPRD Garut Viral Diduga Ejek Guru Honorer Menangis saat Demo

Sedang Trending 3 bulan yang lalu
ARTICLE AD BOX

Jakarta, CNN Indonesia --

Ketua DPRD Garut Euis Ida Wartiah viral usai diduga mengejek pembimbing honorer nan menangis saat melakukan demonstrasi.

Mulanya, beredar sebuah video di media sosial mengenai tindakan demo pembimbing honorer di Kantor DPRD Garut. Ada pembimbing honorer nan sampai menangis untuk menyuarakan aspirasinya tersebut.

Namun tangisan itu tampak tak digubris Ketua DPRD Garut Euis. Euis nan turun dari mobil berwarna silver malah melontarkan kata-kata nan tak mengenakkan hati para pembimbing honorer.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Sok narangis di dinya nya. Sing sae (Silakan menangis di situ. nan bagus)," ucap Euis merespons demo pembimbing honorer, dikutip dari detikJabar, Minggu (16/6).

Ucapan tersebut disambut kecewa oleh demonstran. Para pembimbing honorer tersebut apalagi terus menangis tersedu-sedu.

"Kita baik-baik loh bu. Kita hanya minta dari ibu. Kita enggak minta apa-apa," respons pembimbing honorer tersebut.

"Astagfirullah, ya Allah ... Nangis sing sae, ceunah (Nangis nan bagus, katanya)," timpal pendemo lainnya.

Unjuk rasa di Kantor DPRD Garut itu berjalan pada Jumat (14/6) sore. Aksi ini dilakukan oleh ratusan pembimbing honorer nan tergabung dalam Forum Aliansi Guru dan Karyawan (Fagar).

Mereka menuntut kejelasan status pengangkatan, dari honorer menjadi aparatur sipil negara (ASN) dan pegawai pemerintah dengan perjanjian kerja (PPPK).

Ketua Fagar Garut Ma'mol Abdul Fatih mengaku sangat kecewa dengan sikap Ketua DPRD Garut Euis Ida.

"Jelas kami sangat kecewa dengan sikap dan pernyataan Euis Ida. Seharusnya dia menjaga etika dan menunjukkan empati," tegas Ma'mol.

"Pernyataan itu sangat tidak layak dilontarkan oleh seorang pejabat setingkat ketua DPRD. Jelas melukai hati pembimbing honorer nan sedang memperjuangkan nasibnya," sambungnya.

Bahkan, akun IG Golkar Jawa Barat nan merupakan partai asal sang ketua DPRD tersebut dihujani kritik warganet. Euis Ida pun akhirnya menyampaikan permohonan maaf.

Euis menyatakan tak bermaksud merendahkan para pembimbing honorer. Ia mengaku situasi unjuk rasa tersebut membuatnya spontan mengatakan pernyataan tersebut.

"Atas nama pribadi menyampaikan permohonan maaf atas perkataan nan dirasakan menyinggung para peserta unjuk rasa dari kalangan pembimbing honorer," ucap Euis meminta maaf.

"Kami sangat menghargai aspirasi dan perjuangan kalangan guru-guru honorer untuk menjadi pembimbing PPPK. Kami terus berkonsultasi dan menyampaikan usulan tersebut kepada pemerintah pusat melalui beragam kesempatan," tutupnya.

(skt/dna)

Selengkapnya
Sumber cnnindonesia.com nasional
cnnindonesia.com nasional