Ketum GP Ansor Bubarkan Kader dari Bali Usai Gus Yahya Suruh Pulang

Sedang Trending 1 bulan yang lalu
ARTICLE AD BOX

Denpasar, CNN Indonesia --

Ketua Umum PP GP Ansor Addin Jauharudin mengaku mulai membubarkan kadernya, juga dari Banser dan Pagar Nusa, dari Bali setelah ada petunjuk untuk pulang dari Ketum PB Nahdlatul Ulama (PBNU) Yahya Cholil Staquf.

Addin mengatakan para kader Banser hingga Pagar Nusa nan mengikuti apel kesetiaan di Bali tersebut berasal dari wilayah itu dan Jawa Timur.

"Iya (bubar) pelan-pelan. Ini dari Bali dan sebagian dari Jawa Timur. Kita berangsur-angsur (bubar), ini juga teman-teman menyemarakkan beragam macam kuliner, pagelaran di Bali dan segala macam," ujar Addin usai memimpin Apel Kesetiaan kepada Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) di Padang Galak, Sanur, Denpasar Selatan, Bali, Jumat (23/8).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Dan ini juga bagi teman-teman untuk turut membangun ekonomi Bali-lah. Sehabis ini, selesai pulang ke rumahnya masing-masing kembali kepada keluarganya," tambahnya.

Selain itu, dia membantah aktivitas apel kesetiaan itu untuk 'mengganggu' Muktamar PKB yang juga digelar di PKB akhir pekan ini. Diketahui, PBNU sedang membikin pansus nan mempersoalkan PKB.

Menurutnya apel kesetiaan ini tidak berangkaian dengan politik praktis lantaran menurutnya banyak nan mempersepsikan adanya apel ini berangkaian dengan Muktamar PKB di Bali.

"Karena banyak persepsi soal muktamar PKB yah, kita tidak ada kaitan politik muktamar-muktamaran. nan pasti pasukan ini solid dan di belakang para ustad dan di belakang PBNU," ujarnya.

Ia juga menyatakan, bahwa apel ini tidak ada hubungannya dengan Muktamar PKB di Bali, kendati berbarengan.

"Jadi, perlu saya tegaskan apel ini tidak ada kaitannya dengan politik dan soal muktamar, ini sesuatu nan berbeda. Tapi apel di Bali adalah kita mau turut serta memeriahkan pariwisata di Bali, buktinya adalah tempat ini. Saya dapat cerita ini tidak pernah digunakan sebelumnya oleh aktivitas apapun. Dengan semua kehadiran pasukan kita ini menjadi ramai dan ke depan kita berambisi menjadi ramai kembali," ujarnya.

Sebelumnya, Gus Yahya memerintahkan kepada seluruh kader Ansor, Banser, dan Pagar Nusa nan sekarang sedang menggelar apel siaga di Bali untuk pulang dan siaga untuk perintah berikutnya.

Diketahui gelaran apel Ansor-Banser-Pagar Nusa itu berjalan berbarengan dengan Muktamar PKB di Bali akhir pekan ini.

"Hendaknya sahabat-sahabat sekalian kembali ke kediaman masing-masing dengan tertib, mempertahankan disiplin penuh, dan bersiaga untuk perintah selanjutnya," kata Gus Yahya dalam keterangan resminya di laman resmi NU.

Selain itu, Gus Yahya juga menyampaikan terima kasih atas sikap pengertian, ramah, dan terbuka dalam menerima Ansor, Banser, dan Pagar Nusa di Bali sejauh ini.

"Semoga Bersama masyarakat Bali, Indonesia bakal meraih masa depan nan lebih baik," kata dia.

Sebelumnya, kader GP Ansor, Banser dan Pagar Nusa bakal menggelar Apel Kesetiaan di Bali, pada tanggal 21-25 Agustus 2024. Apel nan diikuti sekitar 15.000 orang ini melibatkan kader Ansor-Banser dan Pagar Nusa wilayah Bali dan Jawa Timur.

Tokoh Bali tolak

Di sisi lain, pada Jumat ini para toko Puri alias Penglingsir di Bali nan menolak aktivitas ribuan Banser hingga Pagar Nusa dari GP Ansor nan apel di Pulau Bali.

Penolakan itu, dilakukan oleh sejumlah tokoh Puri nan adalah bangsawan Bali, khususnya mereka nan tetap merupakan family dari raja-raja Bali masa silam.

Para penglingsir itu adalah Penglingsir Puri Agung Pemecutan Badung, Ida Anak Agung Ngurah Putra Darmanuraga, Penglingsir Puri Agung Kerambitan, Ida Anak Agung Gde Puja Utama, Ida Anak Agung Ngurah Agung Juli Artawan Penglingsir Puri Anyar Tabanan, Ida Anak Agung Ngurah Agung Erawan Penglingsir Puri Ayar Kerambitan, Ida Anak Agung Ngurah Ugrasena Penglingsir Puri Singaraja, Buleleng.

"Kami atas nama Penglingsir Pura di Bali menyampaikan, satu, kami sangat menolak aktivitas nan dihadiri ribuan orang dari Banser, GP Ansor, NU dari luar Bali, lantaran dapat memberikan akibat negatif bagi industri pariwisata dan ekonomi imajinatif di Bali," kata Ida Anak Agung Ngurah Agung Juli Artawan Penglingsir Puri Anyar Tabanan, saat konvensi pers di Puri Putra Pemecutan Badung, Kota Denpasar, Jumat siang.

Kemudian kedua, dia menyampaikan keberadaan ormas nan menggunakan atribut dan seragam seperti tentara bakal menimbulkan ketidaknyamanan wisatawan, keberadaan mereka berpotensi terjadinya gesekan dengan masyarakat lokal di Bali. Mereka juga khawatir akibat provokator nan menimbulkan kericuhan Bali menjadi terganggu sebagai area pariwisata terutama di Nusa Dua, Badung.

Saat ditanya apa penolakan ini ada hubungan dengan Muktamar PKB di Bali, Ida Anak Agung NgurahUgrasenamenjawab, "Kami enggak ada kaitannya dengan itu (Muktamar PKB) kita bilang ini secara umum."

Merespons pernyataan sikap para tokoh puri di Bali itu, Addin mengklaim telah terjadi mispersepsi dan apel kesetiaan ini tidak ada agenda apa-apa.

"Ini mungkin ada mispersepsi yah. Saya pastikan bahwa apel ini tidak apa-apa, kami juga mencintai Bali. Dan, Bali adalah kerabat kami, jadi kami juga dengan tertib dan kami juga terkomando, satu pasukan, satu garis yah," kata Addin.

"Jadi kita juga tidak mungkin merusak tatanan nan selama ini sudah terjaga. Apalagi ini wilayah pariwisata internasional sama-sama kita jaga," imbuhnya.

(kdf/kid)

[Gambas:Video CNN]

Selengkapnya
Sumber cnnindonesia.com nasional
cnnindonesia.com nasional