TEMPO.CO, Jakarta - Direktur Jenderal Penguatan Daya Saing Produk Kelautan dan Perikanan Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP), Budi Sulistyo, mengatakan kementeriannya telah mempersiapkan katalog untuk program makan bergizi gratis. Dia berujar, daftar itu seperti golongan nan terlibat dalam proses pembuatan untuk menyediakan makanan diprogram milik Presiden Prabowo Subianto itu.
"Nanti perlaksanaan program makan bengizi gratis ini dengan mengetahui, kami (KKP) juga menyiapkan katalog," ujar Budi saat ditemui di Gedung Mina Bahari III, KKP pada Kamis, 21 November 2024.
Dalam pemaparannya, dia mengatakan, katalog itu seperti pelaku usaha, pengolah, hingga koperasi nan terlibat dalam program makan bergizi gratis. Budi menyatakan daftar itu telah tersebar di beragam kabupaten di Indonesia.
"Katalog itu pelaku usaha, pengolah, koperasi nan ada di masing-masing kabupaten. Penghasil perikanan, kami berikan katalog itu," ucap dia.
Menurut Budi, adanya pemberian katalog itu agar mempermudah koordinasi dengan masing-masing wilayah. Hal tersebut, kata dia, agar realisasi program makan bergizi cuma-cuma dapat melangkah secara optimal. "Sehingga jika kelak jika dapur perlu informasi, itu bisa cepat," kata Budi.
Sementara itu, program makan bergizi cuma-cuma wacananya bakal berjalan pada 2 Januari 2025. Staf Ahli Kepala Badan Gizi Nasional (BGN), Ikeu Tanziha, mengatakan program ini bakal menyasar sekitar 15-20 juta anak pada 82 titik nan tersebar di seluruh Indonesia.
“Kami sedang menghitung berapa anak nan bakal kita intervensi dari Rp 71 triliun, kurang lebih sekitar 15-20 juta anak," kata dia dalam Diskusi Forum Merdeka Barat 9, Senin, 4 November 2024. "Memang belum seluruhnya anak Indonesia, lantaran dananya tetap terbatas."
Ikeu menjelaskan seperti apa persiapan lembaganya dalam penyelenggaraan program tersebut. Dia menyebut Badan Gizi Nasional telah menjalin kerja sama dengan beragam kementerian serta upaya mikro mini dan menengah (UMKM), untuk menyuplai makanan di 82 titik tersebut.
Selain itu, Ikeu mengatakan, lembaganya juga telah membikin kitab dan standar operasional makanan nan perlu disediakan. “Kami sudah bekerja sama dengan Komando Distrik Militer (Kodim), di Jawa ada 50 titik, sedangkan di luar Jawa ada sekitar 32 titik. Itu juga tidak menutup kemungkinan bakal terus bertambah titik-titik itu," tutur dia.