KKP Yakin Indonesia Kuasai teknologi Budi Daya Rumput Laut dari Hulu ke Hilir

Sedang Trending 4 bulan yang lalu
ARTICLE AD BOX

TEMPO.CO, Jakarta - Pelaksana tugas Direktur Jenderal Perikanan Tangkap, Tb. Haeru Rahayu mengatakan Indonesia mempunyai potensi besar untuk mengelola bahan baku rumput laut ke produk nan mempunyai nilai tambah alias siap pakai. "Setiap 45 hari sekali bisa panen, sehingga turn overnya cepat," kata Haeru saat ditemui usai peresmian program BIRU di Bali, Ahad, 19 Mei 2024.

Di Indonesia, menurut Haeru, ada 12,5 juta hektar lahan untuk budidaya rumput laut. Tahun lalu, pemerintah sukses mengekspor sebanyak 80 persen dari total produksi 180 ton rumput laut mentah ke luar negeri.

Haeru berujar, pemerintah sedang menyiapkan agar rumput laut nan diekspor punyai nilai tambah alias added value daripada mengirim bahan mentah dengan kapabilitas nan besar. "80 persen itu mentah, nah kami bakal coba kurangi sampai di bawah 50 persen," ucapnya. 

Bahan mentah itu menurutnya tetap bisa dijadikan bahan baku separuh jadi, seperti untuk farmasi, kecantikan, biofuel, dan sebagainya. Menurut Haeru, tak perlu memakai teknologi nan susah untuk oengelolaan budidaya rumput laut. Ia menyatakan teknologinya di Indonesia sudah mereka kuasai dari hulu ke hilir. 

Menurut dia, hilirisasi rumput laut dapat menguntungkan banyak pihak. Mulai dari fungsinya menyerap karbon, hasil produksi, pendapatan, hingga menambah lapangan pekerjaan. Saat ini program itu sudah dijalankan berbareng dengan program empat komoditas lainnya, nan dicanangkan oleh pemerintah, ialah udang, lobster, tilapia, dan kepiting. 

Iklan

Investor rumput laut sendiri, saat ini ada di Cina. "Di Sulawesi banyak aspek hilirnya, (investor) dari Korea, Jepang juga sudah banyak. Sekarang India, sudah ada di Lombok sama di Buleleng," ujar Haeru.

Sebelumnya, Presiden Joko Widodo alias Jokowi mendorong hilirisasi industri rumput laut di Indonesia. Ia menilai Indonesia mempunyai potensi besar sebagai negara penghasil rumput laut terbesar di dunia. Keinginan itu menjadi salah satu program nan bakal dia turunkan kepada pemerintahan baru, ialah Presiden terpilih Prabowo Subianto. Sebab, menurut dia, hilirisasi industri dapat mencapai sasaran dalam 15 tahun ke depan jika penerusnya konsisten, tak hanya hilirisasi nikel.

Pilihan editor: Luhut Sebut Indonesia Bisa Raup US$ 19 Miliar dari Ekspor Rumput Laut di 2033

Selengkapnya
Sumber Tempo.co Bisnis
Tempo.co Bisnis