Kronologi Dekan FK Unair Dicopot, Gara-gara Menolak Kebijakan Pemerintah Datangkan Dokter Asing?

Sedang Trending 4 bulan yang lalu

TEMPO.CO, Jakarta - Universitas Airlangga alias Unair Surabaya memberhentikan Prof Budi Santoso dari jabatannya sebagai Dekan Fakultas Kedokteran diduga lantaran menolak program pemerintah mendatangkan dokter asing ke Indonesia.

Kabar pencopotan itu berasal dari pernyataan Prof Budi Santoso nan beredar di WA Group (WAG) Dosen FK Unair, Rabu,3 Juli 2024.

Dalam pernyataannya, Budi Santoso berpamitan kepada sekitar 300an anggota di grup tersebut, usai menerima keputusan Rektorat Unair nan memberhentikan dirinya dari kedudukan Dekan FK Unair.

"Per hari ini saya diberhentikan sebagai Dekan FK Unair. Saya menerima dengan lapang dada dan ikhlas. Mohon maaf selama saya memimpin FK Unair ada salah dan khilaf, mari terus kita perjuangkan FK Unair tercinta untuk terus maju dan berkembang," demikian petikan pernyataan Budi Santoso dalam WAG tersebut.

Saat dikonfirmasi, Budi Santoso membenarkan pernyataannya itu sebagai corak tanggungjawab dirinya untuk berpamitan dengan para pengajar maupun senior.

"Benar, itu pesan dari saya di grup pengajar FK Uniar. Benar saya diberhentikan per hari ini," katanya.

Saat ditanya apakah perihal itu berangkaian dengan pernyataan dirinya bahwa dia menolak program master asing di Indonesia, Budi Santoso membenarkan perihal itu. "Iya. Proses saya untuk dipanggil berangkaian dengan itu," ujarnya.

Ia beranggapan, terjadi perbedaan pendapat antara ketua Unair dengan dirinya mengenai program Kemenkes untuk mendatangkan master asing.

"Karena rektor ketua saya dan saya ada perbedaan pendapat, dan saya dinyatakan berbeda ya keputusan beliau ya diterima. Tapi, jika menyuarakan hati nurani, saya pikir jika semua master ditanya, apa rela ada master asing? Saya percaya jawabannya tidak," katanya.

Kronologi pemecatan

Menurut Budi Santoso, dirinya dipanggil oleh Rektorat Unair pada Senin, 1 Juli 2024, untuk menjelaskan pernyataannya mengenai penolakan program master asing di Indonesia. Sedangkan, keputusan pemberhentian dia terima hari ini.

Sebelumnya, Budi Santoso dalam pernyataan pribadinya kepada wartawan di Surabaya, Kamis, 27 Juni 2024, mengatakan tidak setuju dengan program master asing di Indonesia.

"Secara pribadi dan institusi, kami dari fakultas kedokteran tidak setuju," katanya.

Prof Budi percaya 92 Fakultas Kedokteran di Indonesia bisa meluluskan dokter-dokter nan berkualitas. Bahkan, kualitasnya tidak kalah dengan dokter-dokter asing.

Iklan

Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2023 tentang Kesehatan mengatur persyaratan dan batas bagi tenaga medis dan tenaga kesehatan penduduk negara asing (WNA) nan mau berpraktik di Indonesia.

Menkes Budi Gunadi Sadikin menyebut misi dari program tersebut adalah untuk menyelamatkan sekitar 12 ribu nyawa bayi per tahun nan berisiko meninggal akibat kelainan jantung bawaan.

Kemampuan master di Indonesia untuk melakukan operasi jantung baru berkisar 6 ribu pasien per tahun, sementara penanganan kelainan jantung bawaan memerlukan tindakan operasi nan cepat.

"Enam ribu bayi ini jika tidak tertangani mempunyai akibat tinggi untuk meninggal. Kalau kita tunggu, risikonya makin tinggi," ujarnya.

Berikutnya: Pernyataan Unair

  • 1
  • 2
  • Selanjutnya

Selengkapnya
Sumber Tempo.co Bisnis
Tempo.co Bisnis