LBH Ungkap Pemicu Kericuhan Teras Malioboro 2: Akses Keluar Ditutup

Sedang Trending 2 bulan yang lalu
ARTICLE AD BOX

Jakarta, CNN Indonesia --

Lembaga Bantuan Hukum (LBH) Jogja mengungkap dugaan pemicu kericuhan nan melibatkan pedagang kaki lima (PKL) dan abdi negara di Teras Malioboro 2, Sabtu (13/7).

Staf Divisi Advokasi LBH Jogja Muhammad Rakha Ramadhan mengatakan kericuhan terjadi lantaran ada abdi negara nan menghalangi akses pedagang untuk keluar.

"Pintu Teras Malioboro 2 ditutup, sehingga teman-teman pedagang juga visitor nan ada di dalam berada dalam kondisi terkepung dan di pintu dijaga oleh aparat," kata Rakha saat dihubungi CNNIndonesia.com, Sabtu (13/7).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Menurut Rakha para pedagang mau keluar dan berbisnis di selasar sebagai ekspresi atas kekecewaan terhadap Pemerintah Provinsi DIY, DPRD DIY, hingga Pemkot Yogyakarta nan selama ini tidak memberi solusi konkret atas persoalan pedagang. Ia menjelaskan berbisnis di selasar adalah ekspresi kekecewaan dan upaya memperjuangkan kewenangan atas ekonomi dari PKL Malioboro.

Rakha mengungkap setelah audiensi pada Jumat, 5 Juli 2024 sebetulnya ada komitmen berbareng antara Pemerintah DIY dan DPRD DIY untuk membahas proses relokasi nan partisipatif dan transparan guna memastikan hak-hak dari pedagang terakomodir dan aspirasi didengar. Namun setelah tenggat waktu satu minggu tidak ada respons signifikan dan kepastian bakal nasib PKL Malioboro.

"Perlu diingat bahwa Pemerintah DIY selaku pemangku kebijakan dan Pemerintah Kota selaku pelaksana dalam kebijakan penataan area Malioboro tidak belajar dari pengalaman sebelumnya," ujar dia.

"Sebelumnya, relokasi PKL Malioboro pada Februari 2022 lampau nan tidak partisipatif dan tidak transparan berakibat terlanggarnya kewenangan atas ekonomi, kewenangan atas informasi, dan pelibatan masyarakat dalam kebijakan publik. Kini, adanya rencana relokasi pada 2025 dengan pola nan sama berimplikasi terhadap terlanggarnya hak-hak rakyat," tutur dia.

Kepolisian juga telah mengungkap pemicu kericuhan nan terjadi di Teras Malioboro 2, Yogyakarta pada Sabtu (13/7) malam.

"Dari TM2 (pedagang Teras Malioboro 2) mau kembali berdagang di selasar pedestarian, tapi patokan pemda mereka tetap di dalam sehingga terjadi gesekan," kata Kapolresta Yogyakarta, Kombes Pol Aditya Surya Dharma di lokasi.

Ia mengatakan polisi menerima info baik pihak PKL dan UPTD Malioboro sama-sama menyatakan kena pukul dalam kejadian itu. Aditya menyebut kericuhan itu mereda setelah jajarannya turun tangan menengahi keributan.

"Biarpun tadi menurut pengakuan pihak UPT maupun PKL ada nan merasa kena pukul," katanya.

Namun demikian, kata dia, sejauh ini belum ada laporan kepolisian mengenai pemukulan alias penganiayaan ini.

"Siapa nan memukul siapa ini tetap kita dalami. Mungkin kelak ada nan merasa kena pukul kami persilakan untuk membikin laporan ke kepolidian," tuturnya.

Sebelumnya, tindakan ratusan pedagang Teras Malioboro 2, Yogyakarta, sempat memanas dan terjadi tindakan saling sorong antara pedagang dengan petugas.

Insiden ini diawali penutupan pintu akses masuk di sisi barat oleh personel keamanan nan bekerja di area Malioboro.

Penutupan kedua gerbang berjalan setelah Magrib, Sabtu (13/7). Hingga akhirnya terjadi tindakan saling sorong antara pedagang dan petugas nan berjaga. Kericuhan juga sempat terjadi saat pedagang memperkuat di dalam kompleks Teras Malioboro 2.

(mab/dmi)

[Gambas:Video CNN]

Selengkapnya
Sumber cnnindonesia.com nasional
cnnindonesia.com nasional