LPSK Proses Permohonan dari 3-4 Saksi Kasus Pembunuhan Vina

Bandung, CNN Indonesia --

Beberapa saksi pada kasus pembunuhan Vina dan Rizky nan terjadi di Cirebon tahun 2016 sekarang mulai mengusulkan permohonan ke Lembaga Perlindungan Saksi dan Korban (LPSK).

Wakil Ketua LPSK Sri Suparyati mengatakan permohonan ini belum diputuskan dan masih dalam tahap penelaahan.

"Sudah ada pengajuan, tapi kami tetap melakukan penelaahan jadi belum bisa menyampaikan. nan mengusulkan ada tiga sampai empat orang, tapi tetap dalam penelaahan," kata dia, di Bandung, Sabtu (8/6).

LPSK, kata Sri, mempunyai rangkaian proses sebelum diputuskan mendapat pendampingan. Namun begitu, Sri menegaskan semua masyarakat mempunyai kewenangan untuk mengusulkan pendampingan kepada pihaknya.

"Asesmen psikologis agak lama. Semua punya hak, tapi kita bakal tetap melakukan proses sesuai dengan standardisasi LPSK, jadi kita kudu lihat lebih detil lagi," kata dia.

Lepas dari kasus Vina, Wakil Ketua LPSK Wawan Fahrudin mengatakan, di tahun 2023 ada 7.645 permohonan nan diterima oleh pihak LPSK. Dari jumlah itu, ada ratusan pemohon telah dilakukan pendampingan setelah diputuskan oleh ketua LPSK.

"Di tahun 2024 sejak bulan Januari sampai akhir Mei jumlah pemohon sudah mencapai 2.372. Sebanyak 1.600 nan tetap ditelaah, dan 328 pemohon nan sudah mendapatkan keputusan dari pimpinan," kata dia.

Saat ini, katanya, langkah sosialisasi tentang perlindungan saksi dan korban nan dilakukan secara terus menerus kepada masyarakat. Hal itu membikin terjadinya peningkatan mereka nan mengusulkan permohonan ke LPSK.

"Banyak masyarakat mempunyai keuntungan-keuntungan dan terlindungi di LPSK," ucap Wawan.

(csr/arh)