Luncurkan Percontohan Makan Bergizi Gratis di Yogyakarta, Badan Gizi Nasional Kalkulasi Potensi Lapangan Kerja Baru

Sedang Trending 1 minggu yang lalu

TEMPO.CO, Yogyakarta - Program Percontohan Makan Bergizi Gratis mulai diujicobakan di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) pada akhir Oktober 2024.

Program berjudul 'Makan Bergizi Generasi Maju' itu dalam ujicobanya hingga Desember 2024 mendatang menargetkan 2.000 siswa PAUD, TK dan Sekolah Dasar di Kabupaten Sleman dan Bantul, Yogyakarta.

Salah satu sekolah di Kabupaten Sleman nan ditunjuk sebagai percontohan, ialah SD Muhammadiyah Ambarketawang 1 Gamping, Sleman.

Deputi Bidang Pemantauan dan Pengawasan Badan Gizi Nasional Mayor Jenderal Purnawirawan Dadang Hendrayudha menyoroti pengaruh multiplier jika program makan bergizi itu bisa digarap serius bersama-sama.

"Misalkan di Yogyakarta ini saja populasi anak sekolah dari PAUD sampai SMA ada 200 ribu siswa, padahal satu dapur kudu mengurusi 3.000-4.000 anak per hari, berfaedah perlu sekitar 60 unit sentral kitchen untuk menyiapkannya," kata Dadang di sela peluncuran program percontohan itu di SD Muhammadiyah Ambarketawang 1 Gamping Sleman Yogyakarta 13 November 2024.

Dengan kebutuhan kasar itu, kata Dadang, secara tidak langsung program makan bergizi tersebut bakal membuka lapangan pekerjaan baru.

"Karena dari hasil uji coba kami di beberapa daerah, untuk satu dapur itu setidaknya memerlukan kurang lebih 47 pekerja," ujar dia. "Berarti serapannya 47 orang x 60 dapur, alias sekitar 2.800 tenaga kerja terlibat secara langsung di program itu." 

Dadang menuturkan, tak hanya pemerintah dan lembaga lembaga swasta nan bisa terlibat dalam program makan bergizi cuma-cuma ini. Tapi juga masyarakat umum. Terutama dalam memasok bahan baku untuk dapur sentral nan menyiapkan program itu setiap harinya.

"Jadi anaknya (yang di sekolah) diberikan makan bergizi, bapaknya nan mempunyai upaya peternakan, budidaya ikan, ayam, juga secara tidak langsung terlibat," ujar Dadang.

"Program ini multiplier effect-nya bakal luar biasa, koperasi bisa maju, nilai bisa kita tentukan, kemudian stakeholder swasta juga terlibat,"

"Ke depan, bukan hanya pemerintah saja nan bakal melakukan ini, kami juga membujuk kementerian lain, TNI, Polri untuk berkedudukan serta, membangun berinvestasi, katering kami berdayakan, termasuk pihak ketiga," ujar Dadang.

"Jadi semua terlibat, semuanya senang, maka saya bilang ini program everybody happy lantaran multiplier effectnya luar biasa," urai Dadang.

Dadang menuturkan program makan bergizi nan mulai diterapkan serentak mulai Januari 2025 itu, tidak bisa dilakukan pemerintah sendiri, swasta juga dilibatkan.

Untuk di program percontohan di Yogyakarta ini, misalnya turut terlibat PT Sarihusada Generasi Mahardhika (SGM) dan Indonesia Food Security Review (IFSR) berbareng Yayasan Pembangunan Citra Insan Indonesia (YPCII) dan UMB Boga.

"Di pemerintah, kementerian nan terlibat ada Kementerian Kesehatan, Pertanian, Koperasi, nyaris semua, termasuk badan-badan terlibat," ujar Dadang.

Adapun Vice President General Secretary PT Sarihusada, Vera Galuh Sugianto, dalam peluncuran itu menuturkan salah satu unsur dalam pemberian makan bergizi itu dilengkapi susu fortifikasi nan mempunyai nilai gizi tinggi.

"Susu serbuk terfortifikasi mempunyai kombinasi unsur besi dan vitamin C dipilih sebagai komponen utama dalam program ini," kata Vera.

Menurutnya, kandungan susu fortifikasi ini nutrisinya lebih komplit dibandingkan susu cair, nan umumnya tidak diperkaya dengan mikro nutrisi krusial seperti unsur besi dan mengandung lebih banyak gula.

"Susu serbuk terfotifikasi membantu penyerapan unsur besi hingga 2 kali lipat sehingga lebih ideal untuk mendukung pertumbuhan anak," kata dia.

Kepala Sekolah SD Muhammadiyah Ambarketawang 1 Gamping, Sleman Rusmiyati menuturkan, di sekolahnya ada 211 siswa nan sejak akhir Oktober lampau mengikuti program percontohan makan bergizi ini.

"Setiap hari siswa mendapat satu kali menu makan bergizi, selama lima hari masuk sekolah," kata dia. Menurutnya program ini cukup membantu kebutuhan siswa terlebih ada nan kudu berada di sekolah hingga sore mengikuti aktivitas ekstra.

Selengkapnya
Sumber Tempo.co Bisnis
Tempo.co Bisnis