Mengapa Tidak Ada Perusahaan Startup Teknologi Melantai di Bursa Tahun Ini?

Sedang Trending 1 minggu yang lalu

TEMPO.CO, Jakarta - Total sudah ada 38 emiten baru nan melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI) sepanjang tahun 2024. Namun, hingga saat ini, terpantau tidak satupun perusahaan startup teknologi nan terdaftar dalam daftar antrean alias pipeline Initial Public Offering (IPO).

"Itu kami belum terima saat ini (emiten startup) teknologi," kata Direktur Penilaian Perusahaan BEI, I Gede Nyoman Yetna, ketika ditemui di Gedung Bursa Efek Indonesia (BEI), Selasa, 12 November 2024.

Nyoman sendiri bercerita, startup teknologi sebelumnya memang banyak bermunculan. Namun, ketika menemui masa krisis ekonomi akibat pandemi, banyak startup teknologi nan justru kehilangan minat dari para investor. 

"Pada saat itu kan (startup teknologi) interest-nya tinggi, jadi para penanammodal itu lebih nyaman berinvestasi ke instrumen nan interest-nya return-nya tinggi. Sehingga memberikan perhatian ke startup company," ujar Nyoman. 

Nyoman sendiri tetap optimis, nantinya bakal ada banyak startup teknologi nan kembali bermunculan. Meskipun, beberapa startup teknologi belakangan ini mencatatkan performa nan tidak terlalu baik. 

"Dari signaling market, harusnya perusahaan startup tumbuh lagi," ucapnya dengan yakin. 

Nyoman mengatakan, keputusan untuk melantai ke bursa alias tidak merupakan pilihan dari perusahaan, termasuk startup teknologi. Ia hanya mengingatkan kepada para calon penanammodal untuk memandang potensi pertumbuhan dari perusahaan-perusahaan nan ada di pasar nan sekiranya mau dijadikan sasaran investasi. 

"Dalam perihal kelak startup company teknologi emerged masuk ke IDX lagi, nan saya harapkan satu sisi penanammodal lebih logis lagi memandang (potensinya)," kata Nyoman. 

Sebelumnya, salah satu emiten startup teknologi, ialah PT Bukalapak.com Tbk (BUKA) telah mengumumkan hasil finansial kuartal ketiga tahun 2024. Berdasarkan kalkulasi dengan earning Before Interest, Taxes, Depreciation, and Amortization (EBITDA) Bukalapak tetap tercatat minus Rp 168 miliar. 

Sementara itu, berasas laporan finansial Bukalapak di situs Bursa Efek Indonesia (BEI) mencatatkan rugi bersih perusahaan nan menurun pada kuartal III-2024. Namun, Bukalapak tetap mencatatkan rugi upaya Rp 1,32 triliun alias naik 2,12 persen secara tahunan dibandingkan pada 2023 sebesar Rp 1,28 triliun.

Emiten startup teknologi lainnya, PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GOTO) tercatat kerugiannya susut 55% menjadi Rp 4,31 triliun pada periode Januari-September 2024. Bila dibandingkan periode nan sama di tahun sebelumnya, GOTO mengalami kerugian hingga Rp 9,54 triliun.

Adil Al Hasan ikut berkontribusi dalam penulisan tulisan ini. 

Selengkapnya
Sumber Tempo.co Bisnis
Tempo.co Bisnis