Mengenal TATP, Bom 'Mother of Satan' yang Dipakai Terduga Teroris Batu

Sedang Trending 2 bulan yang lalu
ARTICLE AD BOX

CNN Indonesia

Jumat, 02 Agu 2024 07:20 WIB

Bahan kimia TATP diketahui dapat dijadikan sebagai peledak kimiawi nan sangat rawan dan mempunyai daya ledak tinggi alias high explosive. Tim Bidlabfor Polda Jatim dan Tim inafis Polres Batu melakukan pengamanan sejumlah peralatan bukti di rumah kontrakan terduga teroris di Desa Junrejo, Kecamaan Junrejo, Batu, Jawa Timur. (ANTARA FOTO/Irfan Sumanjaya)

Jakarta, CNN Indonesia --

Densus 88 Antiteror Polri menyita bahan kimia peledak jenis Triaceton Triperoxide (TATP) dari tersangka teroris berinisial HOK (19) nan ditangkap di Batu, Malang, Jawa Timur.

Karo Penmas Humas Polri Brigjen Trunoyudo Wisnu Andiko mengatakan pelaku hendak melakukan tindakan teror peledak bunuh diri dengan menggunakan TATP pada dua rumah ibadah nan terletak di wilayah Malang, Jawa Timur.

"Pelaku berencana melakukan peledak bunuh diri di dua tempat peribadahan di Malang, Jawa Timur," ujarnya dalam keterangan tertulis, Kamis (1/8).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Bahan kimia TATP diketahui dapat dijadikan sebagai peledak kimiawi nan sangat rawan dan mempunyai daya ledak tinggi alias high explosive. Karena sifatnya nan berbahaya, TATP juga mendapat julukan sebagai 'Mother Of Satan'.

Berdasarkan sifatnya nan berkekuatan ledak tinggi, TATP kerap digunakan oleh golongan teroris ISIS di wilayah Irak dan Suriah. TATP juga dipilih lantaran sangat sensitif dengan gesekan, panas, dan hantaman.

Bahan tersebut dapat meledak jika terkena panas, gesekan listrik statis, serta radiasi Ultraviolet (UV) dengan tekanan tinggi. Oleh karena itu, penggunaan TATP semakin dipilih lantaran tidak memerlukan detonator.

Kasus teror peledak dengan bahan peledak TATP

Aksi teror dengan bahan peledak TATP tercatat beberapa kali dilakukan baik di bumi internasional maupun dalam negeri.

Kejadian teror dengan bahan dasar TATP pertama kali diketahui publik pada tahun 2005 silam. Ketika itu, empat orang ekstremis di London, Inggris, melakukan peledak bunuh diri hingga menewaskan 52 orang dan melukai 700 lainnya.

Penggunaan TATP selanjutnya juga tercatat pada kasus peledak bunuh diri di Manchester Arena, Inggris pada tahun 2017 dan menewaskan 23 orang serta melukai 800 orang lainnya.

Sementara itu di dalam negeri penggunaan TATP juga pernah dilakukan kepada tiga gereja di Surabaya pada tahun 2018. Dalam kejadian teror tersebut setidaknya terdapat 18 orang korban tewas.

Tiga tahun berselang, Densus 88 kembali mendapati bahan peledak TATP saat menangkap teroris di wilayah Bekasi dan Condet pada 29 Maret 2021.

Penangkapan itu dilakukan dari hasil pengembangan kasus peledak bunuh diri nan terjadi di Gereja Katedral Makassar pada 28 Maret 2021.

Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo menyebut dalam penangkapan itu ditemukan lima peledak aktif alias siap digunakan dengan bahan dasar TATP.

Kasus selanjutnya nan tak kalah menghebohkan publik ialah mengenai penangkapan eks Juru Bicara Front Pembela Islam (FPI) Munarman. Densus 88 mulanya menggeledah jejak markas FPI di area Petamburan, Jakarta Pusat, pada Selasa (27/4).

Berdasarkan hasil penggeledahan tersebut, mereka menemukan sejumlah bahan baku berupa TATP alias Aseton Peroksida, nan biasa dipakai untuk pembuatan bom.

(tfq/isn)

[Gambas:Video CNN]

Yuk, daftarkan email jika mau menerima Newsletter kami setiap awal pekan.

Dengan berlangganan, Anda menyepakatikebijakan privasi kami.

Selengkapnya
Sumber cnnindonesia.com nasional
cnnindonesia.com nasional