Modus Sindikat Scam: Minta Korban 'Like-Subscribe' Berujung Deposit

Sedang Trending 2 bulan yang lalu
ARTICLE AD BOX

Jakarta, CNN Indonesia --

Bareskrim Polri mengungkap modus penipuan 'like and subscribe' nan dilakukan penduduk negara China berinisial SZ, sindikat scam jaringan internasional.

Direktur Tindak Pidana Siber Bareskrim Polri Brigjen Himawan Bayu Aji mengatakan SZ selaku dalang penipuan membuka lowongan pekerjaan sebagai operator untuk bekerja di Dubai, Uni Emirat Arab.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Ia mengatakan korban nan terpikat nantinya bakal diberangkatkan ke Dubai untuk selanjutnya dipekerjakan sebagai operator penipuan online menggunakan komputer.

"Sesampainya di letak mereka diperintahkan untuk menyerahkan paspor kepada seseorang nan bekerja sebagai translator ketua WNA ke para operator pekerja," jelasnya dalam konvensi pers, Selasa (16/7).

Ia mengatakan para WNI nan menjadi korban dugaan Tindak Pidana Perdagangan Orang (TPPO) itu kemudian ditugaskan sebagai operator untuk mencari korban melalui media sosial.

Setelah menemukan calon korban, mereka kemudian bakal menawarkan investasi ataupun pekerjaan paruh waktu melalui skema like dan subscribe terhadap konten-konten di media sosial.

"Melakukan operasi online scam dengan modus kerja paruh waktu seperti menonton, like, subscribe media sosial dengan syarat kudu mendepositkan uang," jelasnya.

"Dengan hasil nan direkayasa. Sehingga korban mendapat untung alias komisi pada awalnya dan rugi lebih besar pada akhirnya setelah melakukan deposit," imbuhnya.

Untuk menjalankan aksinya, Himawan menyebut SZ selaku ketua jaringan scam internasional mempekerjakan total 17 WN Indonesia, 10 WN Thailand, 21 WN China dan 20 WN India.

Ia mengatakan mereka dibawa ke Dubai oleh SZ untuk ditugaskan sebagai operator penipuan dan mencari korban nan sesuai dengan kewarganegaraannya masing-masing.

Akibat aksinya tersebut, Himawan mengatakan total kerugian nan dialami dari keempat negara tersebut mencapai lebih dari Rp1 triliun.

"Total kerugian secara keseluruhan sekitar Rp1,5 triliun dengan rincian kerugian di India Rp1,077 triliun, Cina Rp91 miliar, Thailand Rp288 miliar dan Indonesia Rp59 miliar," tuturnya.

Dalam kasus ini, Himawan mengatakan pihaknya juga menangkap tiga pelaku sindikat lainnya. Rinciannya ialah NSS nan bekerja sebagai translator sekaligus perantara antara SZ selaku bos dengan para operator.

Ia menyebut NSS telah sukses ditangkap lebih dulu dan sudah divonis balasan 3,5 tahun penjara. Selanjutnya untuk tersangka H, kata dia, berkedudukan sebagai operator jaringan penipuan dan sukses ditangkap di Bandung, Jawa Barat.

Terakhir tersangka M merupakan penyalur para korban TPPO nan dipekerjakan di Dubai. Lebih lanjut, Himawan mengatakan pihaknya sampai saat ini tetap memburu lima pelaku lainnya nan terlibat dalam jaringan scam tersebut nan diduga melarikan diri dari Dubai.

"Kita melakukan permintaan DPO dan red notice kepada interpol. Red notice terhadap 4 WNI nan berada di Dubai dan 1 nan DPO terhadap WNA. WNA koordinator dari para operator," tuturnya.

(tfq/pmg)

[Gambas:Video CNN]

Selengkapnya
Sumber cnnindonesia.com nasional
cnnindonesia.com nasional