TEMPO.CO, Jakarta - Di tengah ketidakpastian ekonomi, aset berupa mata duit seperti dolar AS dilirik investor. Analis sekaligus Direktur PT Laba Forexindo Berjangka, Ibrahim Assuaibi, menerangkan penanammodal perlu menanti momen untuk shopping mata duit dolar AS.
“Kita perlu menunggu, kelak ketika rupiah sudah di bawah Rp15.000 per dolar AS itu jadi kesempatan unntuk melakukan pembelian terhadap dolar sebagai safe haven,” kata Ibrahim kepada Tempo, Senin, 14 Oktober 2024.
Pada Senin ini, posisi rupiah terhadap dolar AS berada di level 15.565,5 per dolar AS. Ibrahim menerangkan, kondisi geopolitik dunia nan terus memanas bakal memengaruhi kekuatan dolar AS.
Menurutnya, akhir tahun ini Bank Sentra AS alias The Fed diperkirakan kembali menurunkan suku kembang acuannya. Di saat itulah indeks dolar bakal mengalami pelemahan.
“Diproyeksikan The Fed bakal menurunkan suku bunganya lagi di November alias Desember. Indeks dolar bakal melemah lagi,” kata dia.
Iklan
Jika rupiah sudah mengalami penguatan hingga di bawah Rp15.000 per dolar AS, Ibrahim menyarankan bagi penanammodal nan tertarik untuk mulai bergerak. Menurutnya, ada beberapa sentimen nan mungkin bisa membikin rupiah kembali melemah dan penanammodal bisa menjualnya kembali.
Ketidakpastian ekonomi di Indonesia membikin kurs rupiah mempunyai potensi untuk kembali mendekati Rp16.000. Di saat itulah momen untuk menjual dolar AS, kata Ibrahim, datang. “Jika rupiah kembali ke Rp16 ribu ini jadi untung bagi penanammodal nan sudah mengoleksi dolar,” katanya.
Sebagai informasi, safe haven adalah julukan untuk aset investasi nan tetap stabil di tengah ketidakstabilan dan ketidakpastian ekonomi dunia lantaran beragam faktor, seperti perang, resesi, dan inflasi. Selain komoditas seperti emas, beberapa mata duit asing seperti dolar AS dianggap mempunyai kesempatan tetap stabil dalam situasi nan tidak menentu.
Pilihan Editor: Rupiah Ditutup Menguat Sore Ini, Diprediksi Fluktuatif Besok