Mubes Alim Ulama Bantah soal Disamakan dengan Pengangguran oleh PBNU

Sedang Trending 1 bulan yang lalu
ARTICLE AD BOX

Surabaya, CNN Indonesia --

Musyawarah Besar (Mubes) Alim Ulama nan mendorong penyelenggaraan Muktamar Luar Biasa Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), mengaku mendapatkan support dari 28 cucu pendiri NU.

Hal itu dikatakan Juru Bicara Mubes Alim Ulama NU, KH Abdussalam Shohib alias Gus Salam, untuk merespons pernyataan Ketua Umum PBNU Yahya Cholil Staquf atau Gus Yahya nan menyebut para ustadz nan datang di Mubes Alim Ulama di Bangkalan, Jawa Timur, Minggu (18/8), adalah sekumpulan pengangguran.

"Keputusan Mubes Alim Ulama di Bangkalan ini adalah bagian dari respons kita terhadap kegaduhan nan ditimbulkan PBNU. Ini khususnya nan kumpul kemarin para cucu dari pendiri NU. Kalau di list ada 28 nyaris semuanya hadir," kata Gus Salam saat dikonfirmasi, Selasa (20/8).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Gus salam mengatakan, dari 28 cucu pendiri NU itu, enam di antaranya adalah KH Solihuddin Azmi nan merupakan keturunan alias dzurriyyah KH Ridwan Abdullah, KH Dimyati dzurriyyah Syaikhona Kholil, KH Abdul Quddus dzurriyyah KH Hasan Basri Sagipodin.

Kemudian KH Endar dzurriyyah KH Munawwir Krapyak, KH Nasih Aschol dzurriyyah Syaikhona Kholil, dan Gus Salam sendiri nan merupakan dzurriyyah KH Bisri Syansuri.

"Ada banyak nan siap berasosiasi tapi belum berkenan namanya disebutkan. Tapi artinya mereka nan mewarisi NU bukan hanya secara ideologis, tapi ada warisan biologis dari para pendiri NU," ucapnya.

Gus Salam melanjutkan, para cucu pendiri NU nan datang itu bersama-sama berembuk lantaran memandang keprihatinan tentang kondisi PBNU sekarang.

"Tentunya bukan cucu pendiri NU saja, semua ustad baik struktural maupun kultural semua resah atas situasi PBNU nan tidak baik-baik saja," ucapnya.

Kediaman Syaikhona Kholil, pembimbing dari pendiri NU

Tak hanya itu, tempat mereka berembuk juga terletak di kediaman alias ndalem Syaikhona Kholil di Bangkalan, nan merupakan pembimbing dari para pendiri NU, KH Hasyim Asy'ari, KH Wahab Hasbullah dan KH Bisri Syansuri.

"Dari situasi ini kami kumpul di ndalem Kiai Syaikhona Kholil di Bangkalan, sebagai awal mula dari berdirinya NU. Ini langkah kita untuk kembali kepada historis bahwa NU ini tidak bisa dilepas dari Syaikhona Kholil," ucapnya.

Dari pertemuan itu, para ustadz pun mau kegaduhan-kegaduhan nan ditimbulkan oleh PBNU ini diselesaikan, tidak lain dengan langkah muktamar luar biasa.

"Dan menurut kami kegaduhan nan dilakukan oleh oknum-oknum tersebut dan sudah ditegur dengan beragam cara, dengan tulisan, dengan pernyataan untuk introspeksi, apalagi juga sudah dengan demo nan dilakukan oleh komunitas-komunitas ini tidak direspons dengan positif, jadi tidak ada langkah menurut kami untuk menyelesaikan ini selain dengan muktamar luar biasa," ucapnya.

"Kami dari presidium bakal melakukan langkah-langkah strategis menyelesaikan kegaduhan ini tentunya dengan langkah-langkah nan tidak melanggar norma dan juga sebagai langkah pengamanan jam'iyyah Nahdlatul Ulama," kata Gus Salam.

Sebelumnya Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Yahya Cholil Staquf menganggap perwakilan ustadz nan datang di Musyawarah Besar (Mubes) Alim Ulama, di Bangkalan, Jawa Timur, Minggu (18/8) kemarin, adalah sekumpulan pengangguran.

Gus Yahya mengibaratkan perwakilan ustadz nan menggelar mubes dan mengusulkan Muktamar Luar Biasa PBNU itu seperti pengangguran nan menginginkan sidang spesial MPR, dan perihal itu tak perlu dia gubris.

"Gini ya, jika sekarang ada sekumpulan sekelompok pengangguran kumpul lampau menyerukan sidang spesial MPR. Kan presiden enggak perlu mikir, biarin aja. Ya itu begitu juga dengan kami, kami enggak pikirkan lah, orang ngomong silakan," kata Gus Yahya ditemui di Kantor PCNU Surabaya, Senin (19/8).

(frd/kid)

[Gambas:Video CNN]

Selengkapnya
Sumber cnnindonesia.com nasional
cnnindonesia.com nasional