Nilai Tukar Rupiah Melemah Tipis jadi Rp 15.699,5 per Dolar AS

Sedang Trending 1 bulan yang lalu
ARTICLE AD BOX

TEMPO.CO, Jakarta - Mata duit rupiah melemah 24,5 poin dalam penutupan perdagangan hari ini Kamis, 15 Agustus 2024. Nilai tukar rupiah ditutup pada level Rp 15.699,5 per dolar AS. Pada penutupan perdagangan Rabu kemarin, kurs rupiah ditutup menguat di level Rp 15.675 per dolar AS. 

Direktur Laba Forexindo Berjangka, Ibrahim Assuaibi, mengatakan nilai konsumen AS naik moderat pada Juli dan peningkatan inflasi tahunan melambat menjadi di bawah 3 persen untuk pertama kalinya dalam nyaris 3-1/2 tahun. "(Sehingga) memperkuat ekspektasi bahwa Federal Reserve bakal memangkas suku kembang bulan depan," kata dia dalam kajian rutinnya pada Kamis.

Ibrahim menyebut, berasas CME Fedwatch diketahui pasar AS lebih condong pada pemangkasan nan lebih kecil, ialah 25 pedoman poin (bps) oleh The Fed pada September. Padahal sebelumnya, kecenderungan para pedagang terbagi ke dua arah, ialah pemangkasan 25 bps dan 50 bps.

Sementara dari dalam negeri, Bank Indonesia melaporkan utang luar negeri (ULN) Indonesia pada kuartal II 2024 tercatat sebesar US$ 408,6 miliar. Utang tumbuh 2,7 persen secara tahunan alias year-on-year (yoy). 

Padahal, pada kuartal I 2024 pertumbuhan ULN hanya 0,2 persen. "Peningkatan tersebut berasal dari ULN sektor publik maupun swasta," kata Kepala Departemen Komunikasi BI, Erwin Haryono dalam keterangan resmi pada Kamis, 15 Agustus 2024.

Iklan

Sementara itu, ULN pemerintah kembali mencatat kontraksi pertumbuhan. Posisi ULN pemerintah pada kuartal II 2024 sebesar US$ 191,0 miliar alias mencatat kontraksi pertumbuhan 0,8 persen yoy. Hal tersebut dipengaruhi oleh penyesuaian penempatan biaya penanammodal nonresiden pada Surat Berharga Negara (SBN) domestik, seiring dengan tetap tingginya ketidakpastian pasar finansial global.

Sebagai salah satu komponen dalam instrumen pembiayaan APBN,kata Erwin pemanfaatan ULN terus diarahkan untuk mendukung pembiayaan sektor produktif serta shopping prioritas. Namun, tetap memperhatikan aspek keberlanjutan pengelolaan ULN. 

Pilihan Editor: PMI Manufaktur Jeblok, Jokowi Soroti Fluktuasi Rupiah, Perlambatan Ekonomi hingga Banjir Produk Impor

Selengkapnya
Sumber Tempo.co Bisnis
Tempo.co Bisnis