OJK Pilih 5 Nama Calon Dewan Komisaris Bursa Efek Indonesia, Berikut Profil Singkat Mereka

Sedang Trending 5 bulan yang lalu

TEMPO.CO, Jakarta - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) telah memilih lima nama calon komisaris Bursa Efek Indonesia (BEI) periode 2024-2028.

Keputusan ini didasarkan pada surat dari OJK dengan nomor SR-6/D.04/2024 tertanggal 12 Juni 2024. Surat tersebut berisi tentang Penyampaian Daftar Calon Anggota Dewan Komisaris terpilih PT BEI untuk masa kedudukan 2024 hingga 2028. Pengumuman mengenai surat tersebut juga dimuat oleh BEI pada Jumat, 14 Juni 2024.

Dilansir dari idx.co.id, lima nama nan terpilih adalah Nurhaida sebagai calon komisaris utama, diikuti oleh Yozua Makes, Mohamad Oki Ramadhana, Karman Pamurahardjo, dan Lany Djuwita.

Susunan Dewan Komisaris BEI ini bakal efektif setelah mendapat persetujuan dari pemegang saham dalam Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan BEI Tahun 2024 (RUPST 2024) nan dijadwalkan pada 26 Juni 2024.

Profil singkat 5 komisaris BEI periode 2024-2028

Nurhaida

Dilansir dari p2k.stekom.ac.id, Nurhaida lahir pada 27 Juni 1959 dan merupakan seorang ahli ekonomi Indonesia. Ia mahir dalam bagian pasar modal dan pasar uang, menjabat sebagai Ketua Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan (Bapepam-LK) sejak Februari 2011, menggantikan Fuad Rahmany nan diangkat menjadi dirjen pajak.

Ia adalah wanita pertama nan menduduki posisi tersebut. Pada Juni 2012, Nurhaida diangkat sebagai personil Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dan kemudian ditunjuk sebagai Wakil Ketua Dewan Komisioner OJK untuk periode 2017-2022.

Nurhaida menyelesaikan pendidikan sarjananya di Institut Teknologi Tekstil, Bandung, dalam bagian Teknik Kimia Tekstil, lampau melanjutkan pendidikan master di Indiana University, Bloomington, Indiana, Amerika Serikat.

Yosua Makes

Dilansir dari ina.go.id, Yozua Makes lahir di Jakarta dan memulai upaya properti sejak 2009. merupakan pendiri dan mitra pengelola firma norma Makes & Partners. Ia mempunyai pengalaman lebih dari 30 tahun dalam transaksi merger dan akuisisi, finansial perusahaan, investasi asing, serta beragam transaksi komersial internasional.

Ia meraih gelar Sarjana hingga Doktor dalam bagian norma dari Universitas Indonesia, gelar Magister Hukum dari Boalt Hall School of Law, University of California, Berkeley, gelar Magister Manajemen dari Asian Institute of Management, Filipina, dan menyelesaikan Program Manajemen Lanjutan di Harvard Business School.

Sebagai salah satu praktisi norma terkemuka di Indonesia, dia telah menerima beragam penghargaan internasional dari beragam publikasi sebagai praktisi norma pasar modal terbaik sejak 1990. Prestasi terbarunya termasuk dalam daftar Who’s Who Legal: South East Asia 2021 di bagian Pasar Modal. Selain itu, dia juga mengajar di Fakultas Hukum Universitas Indonesia dan Universitas Pelita Harapan.

Mohamad Oki Ramdhana

Iklan

Dilansir dari mandirisekuritas.co.id, Oki Ramadhana lahir di Jakarta pada 28 Oktober 1971 dan diangkat sebagai Direktur Utama PT Mandiri Sekuritas pada 6 September 2021. Ia meraih gelar Sarjana Hubungan Internasional dari Universitas Indonesia pada 1996, Magister Administrasi Bisnis (MBA) dari University of Colorado, AS, pada 1998, dan gelar Doktor Manajemen Stratejik dari Universitas Indonesia pada 2021.

Dengan pengalaman lebih dari 20 tahun di industri jasa finansial nasional dan internasional, Oki memulai karirnya di Rothschild Indonesia (1999-2004). Ia kemudian menjabat sebagai Vice President di Merril Lynch (2004-2007), Executive Director di Goldman Sachs Singapura pada 2008, Executive Director di Goldman Sachs Asia Pasifik (2009-2011), Presiden Direktur di Morgan Stanley (2011-2018), dan Presiden Direktur serta Head of Investment Banking di HSBC Sekuritas Indonesia (2018-2021).

Karman Pamurahardjo

Dikutip dari profindo.com, Karman Pamurahardjo lahir di Jakarta dan memperoleh gelar Bachelor of Engineering in Electrical - Electronics dari Auckland University, Selandia Baru pada tahun 1990 serta MBA di bagian Keuangan dari University of Technology, Sydney, Australia pada tahun 1995.

Ia memulai karir di Sony Electronics sebagai Group Head Engineer (1990-1993), kemudian bekerja di PT Harita Kencana Securities hingga menjadi Director of Corporate Finance - Investment Banking (1996-2004). Selanjutnya, dia menjabat sebagai Executive Director, Head of Corporate Finance di PT Deloitte Konsultan Indonesia (2004-2008).

Karman kemudian menjabat sebagai CFO & Operation Director di PT Trimegah Securities Tbk (2008-2011), Direktur Trimegah Asset Management (2008-2011), dan Direktur Investment Banking dan Debt Capital Market (2011-2013). Ia juga pernah menjadi Ketua Departemen Perdagangan Derivatif Online di Asosiasi Perusahaan Efek Indonesia (2009-2012) sebelum menjadi Presiden Direktur PT Profindo Sekuritas Indonesia. Karman telah memegang Piagam CFA sejak 2001.

Lany Djuwita

Dilansir dari saratoga-investama.com, Lany Djuwita Wong merupakan Lany lulusan Ekonomi (Akuntansi) dari Universitas Indonesia pada 1993 dan meraih gelar Master di bagian Finance dari Texas A&M University, College Station, USA, pada 1996. Ia juga telah menjadi Chartered Financial Analyst (CFA) sejak tahun 2005.

Ia diangkat sebagai Direktur Independen Perseroan pada RUPS Tahunan pada 26 Juni 2018. Sebelumnya, dia menjabat sebagai Direktur dan Chief Financial Officer di PT Dharma Satya Nusantara Tbk (2016-2018) dan PT Medco Energi Internasional Tbk (2013-2015). 

Di Medco, dia memegang beberapa posisi termasuk kepala anak perusahaan, Head of Corporate Finance, dan Kepala Perencanaan dan Kinerja Perusahaan. Sebelumnya, dia bekerja di PricewaterhouseCoopers sebagai Manager of Financial Advisory Services, Arthur Andersen, dan Astra International.

Pilihan Editor: Ramai Dikabarkan PHK Besar-besaran, GoTo Jelaskan Duduk Persoalan ke BEI

Selengkapnya
Sumber Tempo.co Bisnis
Tempo.co Bisnis