TEMPO.CO, Jakarta - Kepala Eksekutif Pengawasan Perasuransian, Penjaminan dan Dana Pensiun Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Ogi Prastomiyono mengatakan portofolio investasi dana pensiun tetap didominasi oleh instrumen Surat Berharga Negara (SBN) per Maret 2024. "Dari sisi portofolio investasi, pada biaya pensiun sukarela per Maret 2024 tetap didominasi oleh instrumen SBN sebesar Rp128,32 triliun dengan komposisi 36 persen dari total investasi," kata Ogi, di Jakarta, Selasa.
Perkembangan tersebut dilatarbelakangi oleh tren kenaikan tingkat suku kembang dan konsentrasi pengurus biaya pensiun untuk menjaga stabilitas keahlian investasi biaya pensiun, di tengah ketidakpastian kondisi ekonomi dan pasar finansial global.
Setelah SBN, dua instrumen terbesar lainnya adalah simpanan sebesar Rp96,47 triliun dan obligasi sebesar Rp67,33 triliun, dengan komposisi masing-masing sebesar 26 persen dan 19 persen dari total investasi.
Sedangkan untuk instrumen saham, reksadana, dan lainnya seperti properti dan penyertaan langsung mempunyai komposisi masing-masing sebesar 8 persen, 3 persen, dan 8 persen dari total investasi.
Di sisi lain, OJK sedang menyusun peta jalan (roadmap) pengembangan dan penguatan biaya pensiun. Peta jalan tersebut saat ini sedang dalam tahap penyelesaian agar dapat segera diluncurkan pada 2024. "Poin krusial dalam roadmap ini adalah gimana sinergi pada ekosistem program pensiun di Indonesia baik program pensiun wajib maupun program pensiun sukarela dalam rangka mempersiapkan kesejahteraan masyarakat setelah melewati usia produktif tetap tetap terjaga," ujar Ogi.
Peta jalan itu, juga bermaksud untuk mendukung tercapainya replacement ratio nan mengikuti standar dari International Labour Organization (ILO) ialah sebesar 40 persen. Beberapa konsentrasi pada roadmap itu, juga bakal terdapat pada penguatan beragam komponen biaya pensiun seperti tata kelola, investasi, strategi sumber daya manusia (SDM), manajemen risiko, sampai dengan ekspansi cakupan melalui digitalisasi termasuk jangkauan pada sektor informal.