ARTICLE AD BOX
CNN Indonesia
Jumat, 02 Agu 2024 14:35 WIB
Jakarta, CNN Indonesia --
Ketua DPP PDIP Deddy Yevry Sitorus menganggap permintaan maaf Presiden Joko Widodo (Jokowi) tak berfaedah jika hanya sekadar kata-kata.
Menurutnya, Jokowi selama ini terlalu sering tak konsisten antara ucapan dan sikap. Karena itu, menurut dia, susah mempercayai ucapan Jokowi.
"Kalau hanya kata-kata saya kira tidak ada artinya. Sebab beliau sudah terlalu sering mengatakan utara tapi perginya ke selatan. Bilang tidak tetapi rupanya iya. Jadi susah memegang kata-kata Pak Jokowi," kata Deddy saat dihubungi, Jumat (2/8).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dedy berpendapat, jika serius meminta maaf, Jokowi bisa menggunakan sisa masa kedudukan untuk menarik dan menghentikan kebijakan nan tidak pro masyarakat. Contohnya, penggunaan aparatur negara untuk ambisi politik.
Ia pun menyoroti sejumlah patokan mulai dari RUU TNI, RUU Polri, RUU Dewan Pertimbangan Agung (DPA) alias Wantimpres, kenaikan duit kuliah tunggal (UKT), hingga konsesi tanah hingga 190 tahun.
"Silakan ditarik alias ditolak usulan menghidupkan kembali DPA, revisi UU TNI-Polri, patokan konsesi tanah 190 tahun nan menabrak UU. Batalkan itu TAPERA, kenaikan pajak dan biaya UKT," kata Dedi.
"Setop semua izin asal-asalan nan hanya bakal jadi beban pemerintah berikutnya. Kalau itu semua tidak dilakukan, anggap saja Pak Jokowi sedang main sandiwara dan omon-omon doang," imbuhnya.
Sebelumnya, Presiden Jokowi menyampaikan permintaan maaf atas kesalahan nan dia lakukan selama menjabat sebagai presiden. Hal itu dia ungkap dalam aktivitas zikir dan angan kebangsaan di Istana Merdeka. Jokowi mengatakan dirinya hanyalah seorang manusia dan tak luput dari kesalahan.
"Dalam kesempatan nan baik ini, di hari pertama bulan kemerdekaan, bulan Agustus, dengan segenap kesungguhan dan kerendahan hati, izinkanlah saya dan Profesor K.H. Ma'ruf Amin mau memohon maaf nan sedalam-dalamnya atas segala salah dan khilaf selama ini," kata Jokowi di Istana Merdeka, Jakarta, Kamis (1/8).
(thr/tsa)
[Gambas:Video CNN]
Yuk, daftarkan email jika mau menerima Newsletter kami setiap awal pekan.
Dengan berlangganan, Anda menyepakatikebijakan privasi kami.