Pedagang Teras Malioboro 2 dan Petugas Ricuh, Terlibat Saling Dorong

Sedang Trending 2 bulan yang lalu
ARTICLE AD BOX

Jakarta, CNN Indonesia --

Aksi ratusan pedagang Teras Malioboro 2, Yogyakarta, sempat memanas dan terjadi tindakan saling sorong antara pedagang dengan petugas.

Insiden ini diawali penutupan pintu akses masuk di sisi barat oleh personel keamanan nan bekerja di area Malioboro.

Penutupan kedua gerbang berjalan setelah Magrib, Sabtu (13/7). Hingga akhirnya terjadi tindakan saling sorong antara pedagang dan petugas nan berjaga.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Berdasarkan pantauan di lokasi, kericuhan juga sempat terjadi saat pedagang memperkuat di dalam kompleks Teras Malioboro 2.

Beberapa pedagang memilih untuk berbisnis dari sisi dalam. Barang-barang nan tergantung di pagar diambil oleh sejumlah petugas berjaga nan menggunakan seragam hitam.

"Tadi dari pihak keamanan lakukan blokade alias penutupan gerbang depan sehingga memang tidak ada akses keluar untuk teman-teman pedagang untuk keluar jadi tadi sempat dorong-dorongan dan juga memang sedikit memanas," jelas Ketua Paguyuban Koperasi Tri Dharma Arif Usman, ditemui di letak tindakan Teras Malioboro 2, Sabtu (13/7) malam, dikutip dari detik.com.

Arif menyebut tindakan ini merupakan fase kekecewaan para pedagang Teras Malioboro 2. Pedagang memilih untuk berdagang di luar alias selasar pedestrian Malioboro sebagai protes atas lambatnya respons pemerintah. Aksi berdagang di sisi luar sudah berjalan sejak Jumat (12/7) sore.

Aksi ini memuncak lantaran sebelumnya telah ada audiensi. Tepatnya antara pedagang Teras Malioboro 2 nan berjalan di Kantor DPRD DIY. Hanya saja pertemuan ini hanya diwakili oleh Pemda DIY, sementara Pemkot Jogja absen.

"Kita menunggu adanya komunikasi dua arah antara pemangku kebijakan dengan kami pedagang kaki lima nan terdampak dalam relokasi tahap berikutnya lantaran selama ini memang tidak pernah ada pelibatan sama sekali," katanya.

Aksi ini, lanjutnya, tak hanya terfokus pada berdagang di selasar pedestrian Malioboro. Namun lebih kepada pelibatan para pedagang dalam relokasi Teras Malioboro jilid 2. Sehingga penempatan dan penentuan letak tidak berjalan sepihak.

"Sebenarnya teman-teman ini menerima asalkan kita dilibatkan. Kedua, kita itu bukan peralatan nan cuman dipindahkan kita kudu tahu seperti apa relokasi kita ke depannya. Berkaca dari jilid 1, relokasi tapi kesejahteraan kita diabaikan, kita tidak mau," ujarnya.

Staf Divisi Advokasi LBH Jogja Muhammad Rhaka Ramadan menegaskan tuntutan pedagang tetap sama. Berupa keterlibatan para pedagang dalam relokasi Teras Malioboro jilid 2. Sehingga tak sekadar menjadi objek atas kebijakan tersebut.

Para pedagang, lanjutnya, juga meminta adanya ruang perbincangan dengan Pemda DIY maupun Pemkot Jogja. Sehingga didapatkan jalan tengah atas kebijakan relokasi Teras Malioboro jilid 2. Selanjutnya adalah info nan jelas terbuka mengenai relokasi.

"Kita mendapatkan info bakal ada rencana relokasi di Beskalan dan Ketandan di tahun 2025 kelak nan tentunya kita tetap membayangkan nih modelnya seperti apa, ukuran lapaknya seperti apa, terus prosedur pemindahannya seperti apa," katanya.

Sambil menunggu, pedagang tetap bersikeras mau berdagang di selasar pedestrian Malioboro. Langkah ini juga bermaksud untuk menghidupkan roda perekonomian nan seret. Setidaknya hingga akhirnya Pemkot Jogja dan Pemda DIY menerbitkan kebijakan nan solutif.

Rhaka meminta agar petugas keamanan juga tidak bertindak represif. Terutama untuk menutup akses pintu masuk di Teras Malioboro 2. Sehingga pedagang tidak bisa keluar dan pembeli juga tidak bisa masuk.

"Ketika teman-teman berupaya untuk keluar, pagarnya ditutup dan ketika kami mau membuka akses publik tersebut ada represi dari abdi negara keamanan dalam perihal ini Jogoboro Jogomaton ataupun abdi negara nan berada di bawah naungan UPTD Malioboro dan singkat terjadi gesekan dan itu nan sangat kita sayangkan," ujarnya.

Baca buletin berita selengkapnya di sini.

(tim/fra)

[Gambas:Video CNN]

Selengkapnya
Sumber cnnindonesia.com nasional
cnnindonesia.com nasional