TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Perumahan dan Kawasan Permukiman (PKP) Maruarar Sirait mengatakan pemerintah sedang mempersiapkan kebutuhan lahan untuk mendukung proyek pembangunan 1 juta rumah oleh investor asal Qatar.
Maruarar Sirait mengatakan proyek ini menyasar masyarakat menengah ke bawah dan dilakukan melalui skema kerja sama antarpemerintah (G to G).
Baca buletin dengan sedikit iklan, klik di sini
“Kami diminta Bapak Presiden menyiapkan lahan, termasuk tanah-tanah strategis seperti eks perumahan DPR, wilayah sekitar GBK, hingga tanah sitaan Bantuan Likuiditas Bank Indonesia (BLBI) nan dikelola Dirjen Kekayaan Negara dan Bank Tanah,” ujar Maruarar Sirait, seusai memperoleh pengarahan Presiden Prabowo Subianto di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Selasa, 21 Januari 2024
Proses persiapan melibatkan sejumlah kementerian dan lembaga, seperti Kementerian BUMN, nan bakal menyediakan lahan dari Perumnas, PT Kereta Api Indonesia (Persero) alias KAI, dan BUMN lainnya. Selain itu, Kejaksaan Agung juga mendukung melalui lahan sitaan nan berada di Banten.
Maruarar Sirait menambahkan, Qatar bukan satu-satunya negara nan berkeinginan berinvestasi di bagian perumahan. Negara lain, seperti Uni Emirat Arab, juga menunjukkan kesukaan serupa. Saat ini, pemerintah sedang mengonsolidasikan info lahan, regulasi, dan potensi pasar untuk mempermudah proses survei dan persiapan investasi.
“Qatar dan negara lain bakal memulai dengan survei lahan dan pasar. Sebagai investor, mereka perlu memandang potensi besar Indonesia, termasuk kebutuhan perumahan nan sangat tinggi,” ujarnya pula.
Proyek itu diharapkan tidak hanya menyediakan kediaman bagi masyarakat, tetapi juga menciptakan ekosistem perumahan nan produktif.
Maruarar Sirait mencontohkan, perumahan dapat diisi oleh kombinasi beragam profesi, seperti guru, TNI berkedudukan rendah, pelaku UMKM, dan master muda, untuk mendorong pembangunan nan inklusif.
Proyek perumahan ini direncanakan mulai melangkah pertengahan tahun 2025 dengan angan dapat selesai tepat waktu.