Pemerintah Siapkan Rp7 Triliun untuk Subsisi Sepeda Motor Listrik, Cukup Modal KTP Tidak Tertarik?

Sedang Trending 6 bulan yang lalu

TEMPO.CO, Jakarta - Sekretaris Jenderal Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Dadan Kusdiana mengatakan pemerintah menyiapkan biaya 455 juta dolar AS alias Rp7,33 triliun untuk memberikan subsidi penjualan sepeda motor listrik.

“Subsidi tersebut mencakup penjualan 800 ribu sepeda motor listrik baru dan konversi 200 ribu sepeda motor bermesin pembakaran," ujarnya dalam arena IEA’s 9th Global Conference On Energy Efficiency (GCEE) di Nairobi, Kenya, dikutip dari keterangan resmi di Jakarta, Kamis, 23 Mei 2024.

Pada tahun 2023 pemerintah mempersiapkan anggaran subsidi sepeda motor listrik sebesar Rp 1,4 triliun untuk 200.000 unit. Sedangkan pada tahun 2024, kuota subsidi turun menjadi hanya 50.000 unit. Masing-masing pembeli sepeda motor listrik bakal mendapat Rp7 juta.

Ia mengatakan ada kesenjangan nilai antara kendaraan listrik dengan konvensional. Untuk menutup disparitas harga, pemerintah Indonesia memberikan insentif pajak dan subsidi untuk mobil listrik, mobil hibrida, dan sepeda motor listrik.

Dalam kesempatan tersebut, Dadan menyampaikan bahwa pemerintah Indonesia menargetkan 2 juta unit mobil listrik dan 13 juta unit sepeda motor listrik pada 2030 mengaspal di jalan raya.

Untuk itu, Kementerian ESDM terus mempercepat pembangunan prasarana pendukungnya, sehingga terbentuk ekosistem kendaraan listrik.

Dalam rangka mendukung ekosistem kendaraan listrik, lanjutnya, pemerintah terus memperbanyak pembangunan stasiun pengisian kendaraan listrik (SPKLU). Berdasarkan perkiraan, dibutuhkan 32 ribu SPKLU pada tahun 2030.

Selain pengembangan stasiun pengisian daya umum, kesiapan pengisi daya di rumah dinilai sama pentingnya untuk menciptakan prasarana pengisian daya nan komprehensif.

Untuk memfasilitasi pengisian daya di rumah, PT PLN menawarkan insentif seperti nilai unik peningkatan sistem kelistrikan dan potongan tarif pengisian daya semalaman. Langkah-langkah ini dirancang untuk mendorong lebih banyak penduduk mengangkat kendaraan listrik dengan membikin pengisian daya menjadi nyaman dan irit biaya.

Pemerintah Indonesia turut mengakui kontribusi signifikan pikulan jalan raya terhadap emisi CO2 (Carbon dioxide) dengan mengembangkan standar penghematan bahan bakar kendaraan berat sebagai kunci menurunkan emisi dalam jangka pendek dan menengah.

"Untuk lebih mengurangi emisi transportasi, tahun ini pemerintah telah mengalokasikan 11,8 juta ton biodiesel seiring dengan peluncuran campuran 35 persen minyak sawit untuk biodiesel alias dikenal sebagai B35. Program ini dapat mengurangi emisi GRK (Gas Rumah Kaca) sekitar 34,9 juta ton CO2. Pemerintah Indonesia sangat percaya bahwa kombinasi regulasi, informasi, dan insentif dapat mendorong efisiensi daya dan langkah-langkah mitigasi di sektor transportasi,” kata Dadan.

Minat Rendah, Kuota dipangkas

Subsidi sepeda motor listrik diatur dalam Peraturan Menteri perdagangan nomor 6 tahun 2023 bertanggal 20 Maret 2023, nan antara lain menyebut bahwa penerima subsidi Rp7 juta adalah penerima: kredit upaya rakyat, support produktif upaya mikro, support subsidi upah, dan/ alias penerima subsidi listrik sampai dengan 900 watt.

Iming-iming Rp7 juta rupanya tidak terlalu menarik minat masyarakat. Selain syaratnya banyak, masyarakat bisa dikatakan tetap ragu bakal keberlanjutan motor listrik. Para pembeli juga kudu menunggu berbulan-bulan untuk proses klarifikasi.

Iklan

Akhirnya pada Agustus 2023, menteri perdagangan mengeluarkan Permendag nomor 21 / 2023 sebagai pengganti Permendag 6/ 2023 nan memberikan keleluasaan pada setiap WNI untuk mendapatkan subsidi sepeda motor listrik.

Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita mengatakan, argumen perubahan kebijakan syarat pembelian motor listrik bersubsidi adalah untuk percepatan dalam membangun ekosistem kendaraan listrik di dalam negeri serta mewujudkan Indonesia nan lebih bersih. 

"Tujuan tersebut, tentu bakal berakibat terhadap peningkatan investasi, memacu produktivitas dan daya saing industri, serta ekspansi tenaga kerja,” kata Agus dalam keterangan tertulis, 29 Agustus 2023.

Berdasarkan info Sistem Informasi Bantuan Pembelian Kendaraan Bermotor Roda Dua (SISAPIRa), sampai pertengahan Desember 2023, baru ada 8.683 motor listrik subsidi tersalurkan. Sementara itu, 6.426 tetap dalam proses pendaftaran dan 2.277 terverifikasi. Masih ada 182.614 kuota motor listrik subsidi nan bisa digunakan masyarakat.

Melihat tetap banyaknya kuota belum digunakan, Agus Gumiwang Kartasasmita memangkas kuota insentif motor listrik  Rp 7 juta pada 2024. Pada tahun ini, Kemenperin hanya bakal memberikan kuota sebanyak 50 ribu unit saja.

Kuota ini turun jauh dari jatah awal nan ditetapkan pada Permenperin Nomor 6 Tahun 2023 sebesar 600 ribu unit pada 2024. Perubahan tersebut merupakan hasil pertimbangan dari penyerapan program subsidi motor listrik nan jauh dari sasaran pada 2023 sebesar 200 ribu unit.

Sejak patokan itu bertindak pada Maret 2023, insentif motor listrik nan tersalurkan hanya 11.532 unit. Agus menambahkan, argumen kuota tahun lampau tak terserap lantaran penyaluran subsidi baru dimulai April, kemudian syarat-syaratnya disederhanakan pada September.

"Karena penyerapannya tidak sesuai, apalagi jauh dari apa nan sudah disiapkan, ialah 200 ribu unit motor listrik, itu menjadi beban kita dalam konteks kita tidak sukses men-deliver alias memberikan penyerapan anggaran nan tinggi," ujar Agus, dikutip dari Antara, Jumat, 5 Januari 2024.

Pada tahun ini, Agus Gumiwang hanya mengalokasikan anggaran insentif motor listrik sebesar Rp 350 miliar untuk kuota 50 ribu unit. Menurut Menperin, sulitnya penyerapan subsidi itu salah satunya disebabkan oleh keahlian baterai, termasuk lamanya waktu pengisian.

"Bagi konsumen mobil dan motor listrik, salah satu nan krusial kan baterai. Baterainya kudu bisa mempunyai lama nan lama, nan panjang, baterainya kudu bisa mudah di-charge," kata Agus.

"Charge-nya juga jika untuk mobil kudu cepat, jika charge 3-4 jam itu dianggap lama maka sekarang teknologi bakal bisa membikin charge mobil lebih cepat. Jadi baterai itu menjadi kunci terhadap keberhasilan program mobil dan motor listrik," tutup dia.

ANTARA | TIM TEMPO

Pilihan Editor Marak Smelter Nikel Meledak, Faisal Basri: Kenapa Pemerintah Tidak Lakukan Audit?

Selengkapnya
Sumber Tempo.co Bisnis
Tempo.co Bisnis