TEMPO.CO, Jakarta - Pemerintah telah menambah jumlah kuota penyaluran beras Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP) tahun ini dari pasokan awal sebesar 1,2 juta ton menjadi 1,4 juta ton. SPHP Beras bakal disalurkan di sejumlah wilayah nan tetap mengalami nilai tinggi, di antaranya Sumatera Barat, Kalimantan, hingga wilayah timur Indonesia.
Deputi Bidang Ketersediaan dan Stabilisasi Pangan Badan Pangan Nasional (Bapanas) I Gusti Astawa mengatakan, upaya peningkatan penyaluran Cadangan Beras Pemerintah (CBP) melalui SPHP merupakan tindak lanjut dari Rapat Koordinasi Pengendalian Inflasi Daerah. Langkah ini bermaksud menjaga stabilitas pasokan dan nilai pangan unsur pembentuk inflasi komponen bergolak (volatile food).
"Kami minta para Gubernur dan Bupati/Walikota untuk menugaskan Kepala Dinas Pangan segera melakukan kerjasama dengan Pimwil Bulog untuk intervensi harga,” ujar Ketut melalui keterangan resmi, Kamis, 14 November 2024.
Ketut mengatakan, Pemda kudu terus mengambil langkah-langkah peningkatan produktivitas pangan di wilayahnya masing-masing. Ia juga meminta wilayah untuk menyiapkan aktivitas Fasilitasi Distribusi Pangan (FDP) melalui anggaran Biaya Tidak Terduga (BTT) untuk mengoptimalkan mobilisasi pangan antardaerah.
Terpisah, Direktur Supply Chain dan Pelayanan Publik Perum Bulog Mokhammad Suyamto menyatakan siap berkoordinasi dengan Dinas Pangan Daerah melalui Kanwil Perum Bulog di wilayahnya masing-masing. Ia mengungkapkan CBP nan ada di Perum Bulog sudah tersebar di seluruh wilayah Indonesia. “Stok di Bulog saat ini cukup besar sekitar 1,8 juta ton, ialah 1,6 public service obligation (PSO) dan 200 komersial,” kata Suyamto.
Hingga 11 November 2024, total realisasi penyaluran beras SPHP total mencapai 1.253.824 ton alias 89,56 persen dari sasaran 1,4 juta ton. 65,2 persen saluran penjualan Beras SPHP dilakukan melalui pengecer, 29,9 persen distributor, 3,3 persen Satgas, 1,2 persen Pemda, dan 0,3 persen BUMN.
Penyaluran terbesar berada di Kanwil DKI Jakarta & Banten ialah 299.712.055 ton alias 95,75 persen dari sasaran dan terendah berada di Kanwil Bali ialah 9.244.170 ton alias 97,31 persen dari target. Sedangkan realisasi sasaran terkecil berada di Kanwil Papua dan Papbar ialah 18.770525 ton alias 67,04 persen dari target.