Pemkot Semarang Luncurkan Program Stroberi, Maksimalkan Urban Farming

Sedang Trending 1 bulan yang lalu
ARTICLE AD BOX

Jakarta, CNN Indonesia --

Pemerintah Kota (Pemkot) Semarang meluncurkan program Strategi Pemberian Makan Siang untuk Perbaikan Gizi dan Pencegahan Obesitas alias Stroberi di Kantor Kecamatan Mijen nan digagas oleh Wali Kota Semarang Hevearita Gunaryanti Rahayu alias Mbak Ita pada Kamis (15/8).

Mbak Ita mengungkapkan, Stroberi datang untuk mendukung program makan cuma-cuma pemerintah dalam memberikan santap siang nan sehat, bergizi seimbang serta dijamin kebersihannya kepada siswa sekolah di Semarang. Untuk pertama kali, penerapan program Stroberi dilakukan di SD Negeri Ngaliyan 01 Kota Semarang.

"Kami mencoba lantaran pemberdayaan masyarakat melalui urban farming. Ini kan sudah merata di Ibu Kota Jawa Tengah," ujar Mbak Ita.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Mbak Ita memaparkan, Stroberi merupakan kerjasama pemberdayaan urban farming dengan kebutuhan-kebutuhan untuk program makan siang bergizi.

"Sebagai pilot project adalah di kantor-kantor kecamatan dan kelurahan, lantaran telah dikembangkan urban farming sedari awal. Ternyata, di Kecamatan Ngaliyan mempunyai program pertanian terpadu," katanya.

Mbak Ita menilai, pertanian terpadu di Kecamatan Ngaliyan sukses mengembangkan dan membudidayakan beragam peternakan dan pertanian, seperti budidaya ikan, KUB telur dan ayam, budidaya jamur tiram, serta tanaman sayur dan buah nan lengkap.

Dari sana, Pemkot Semarang atas pengarahan Mbak Ita berupaya mengolaborasikan beragam kebutuhan untuk program makan bergizi. Terlebih, letak instansi kecamatan berdekatan dengan SDN Ngaliyan 01.

"Ini kan kerja berbareng Pemkot dan stakeholder. Kami telusuri, ada panen apa di instansi kecamatan. Oh, rupanya ada jamur tiram, telur, tomat, sayur, kemudian diolah menjadi makanan satu set menu nan sederhana tapi bergizi," lanjutnya.

Program Stroberi lampau dimatangkan melalui kerja sama dengan perwakilan siswa dari beberapa sekolah peserta Jambore Petani Cilik dan Remaja Tani untuk serta memasak menu bergizi. Menurut Mbak Ita, menu nan disajikan bagi para siswa dirancang agar mudah dibuat dengan kelengkapan gizi.

"Kita pilih makanan kekinian, tapi gizinya terpenuhi. Ada chicken cordon bleu komplit dengan salad. Ada ramen nan mie-nya dari sawi hasil urban farming. Ini corak pemberdayaan di sekolah," ujarnya.

Selanjutnya, Program Stroberi bakal diimplementasikan dengan pemberdayaan masyarakat melalui urban farming dan menu nan sesuai kearifan lokal masing-masing. Adapun jumlah biaya nan dikeluarkan untuk satu set menu adalah sebesar Rp15 ribu. Melalui pemanfaatan urban farming, per set menu jadi lebih irit Rp2 ribu.

"Kita sudah susun bukunya (menu makan siang bergizi), sudah dapat untuk 3 minggu dan kami tambahkan menu dari hasil lomba anak-anak saat Jambore Petani Cilik. Kami sesuaikan dengan komposisi gizi. Bulan depan, kami launching kitab menu siang bergizi," kata Mbak Ita.

Mbak Ita menegaskan, perihal itu merupakan bentuk kerjasama PKK, golongan tani, Gapoktan, dan Karang Taruna nan berakibat pada pemutusan mata rantai pengedaran pangan, sehingga nilai komoditi pangan jadi lebih murah.

"Dengan adanya program Stroberi ini, menjadi multiplier ekonomi tersendiri bagi masyarakat. Hal ini lantaran ibu-ibu nan memasak bisa mendapatkan penghasilan tambahan, golongan tani mendapat keuntungan, dan tentunya bisa mewujudkan generasi emas sehat di 2045," kata Mbak Ita.

(rea/rir)

[Gambas:Video CNN]

Selengkapnya
Sumber cnnindonesia.com nasional
cnnindonesia.com nasional