TEMPO.CO, Jakarta - Para pekerja di lapak hewan kurban milik Samuri tampak sibuk melakukan tugasnya masing-masing. Ada nan menyombor alias memberi umpan sapi, memandikan, mencoret-coret badan sapi sebagai tanda kepemilikan, dan membantu proses pemindahan sapi ke truk pengangkut untuk dikirim ke pemesan.
Di lapak itu terpasang spanduk besar bertuliskan dengan huruf kapital “MENYEDIAKAN HEWAN KURBAN MADIUN, PAK SAMURI (PEMADAM)”.
Samuri, 65 tahun, pensiunan petugas pemadam kebakaran DKI Jakarta telah berdagang hewan kurban sejak tahun 2000. Kepada Tempo, dia mengatakan saat tetap berdinas di Pemadam Kebakaran selalu mengambil libur pada momen Idul Adha. Tujuannya untuk berbisnis hewan kurban.
Bersyukur selama 24 tahun berdagang, dia mengaku pelanggannya tetap tetap setia. Ia berupaya memenuhi kualitas sapi nan baik dan Harga nan stabil. Seperti nan tertulis pada spanduk, semua sapi dagangan milik Samuri berasal dari Madiun, Jawa Timur.
“Pelanggan maunya sapi-sapi super semua, di atas Rp30 juta. Sampai Rp70 juta nan (ukuran sapi) 800 kg ” katanya kepada Tempo di lapak sapi sewaanya, Jalan Cipayung Raya, Jakarta, pada Minggu 16 Juni 2024.
Ia tidak cemas dengan persaingan jual beli online, pasalnya pengguna mesti memandang langsung kualitas sapi nan ada di lapak. Ia pun memberikan akomodasi pengiriman cuma-cuma kepada pelanggan. “Di sini pengiriman gratis. (khusus) Jabodetabek,” ujarnya. Ia pun tetap melayani pengguna nan memberi duit muka Rp200 ribu.
Pada momen lebaran Idul Adha ini, Samuri menjual 55 ekor sapi dengan jenis nan berbeda. Ada limousin, limousin super, dan simmental.
Desi, 36 tahun, anak pertama Samuri turut membantu menjual sapi. Apoteker ini menargetkan omset senilai Rp1 miliar. “Targetnya Rp1 miliar secara keseluruhan,” ujarnya.
Harga sapi nan dijual berkisar dari Rp21 juta sampai Rp75 juta, ukuran sapi nan dijual berukuran 250 kg sampai nan terbesar 850 kg.
Suasana lapak sapi UD Amanah Jaya. Jalan Setu Cipayang, Jakarta. Ahad 16 Juni 2024. Tempo/Mochamad Firly Fajrian
Samuri kemudian melangkah menunjukan sapi nan paling besar di lapaknya. Sapi tersebut berukuran 823 kg dan sudah terjual. Saat memamerkan dagangannya, datang seorang laki-laki menanyakan kesiapan kambing. Namun Samuri mengatakan saat ini nilai kambing sedang tinggi, sehingga dia tidak menjual kambing.
Apabila Idul Adha, maka aktivitas Samuri sehari-hari adalah memotong sapi untuk dijual ke lapak penjagalan.
Yang menjadi pembeda, kata Samuri memotong sapi kirim ke tempat penjagalan uangnya tidak langsung tunai. “Mau (kirim) 5 truk (sapi) bisa, tapi uangnya gak lancar,” kata dia. Sedangkan pada saat musim haji, saat sapi laku terjual, dia bisa langsung menerima duit segar, tanpa kudu menunggu lama.