TEMPO.CO, Jakarta - PT Pelayaran Nasional Indonesia alias PT Pelni (Persero) memastikan pelayanan penumpang nan mengangkut turis keluar dari Labuan Bajo, Nusa Tenggara Timur melangkah lancar. Kapal KM Egon, KM Binaiya, dan KM Tilongkabila juga siap mengangkut lonjakan penumpang dari Labuan Bajo akibat penutupan sementara bandar udara setempat imbas erupsi Gunung Lewotobi Laki-Laki.
Direktur Usaha Penumpang PT Pelni Nuraini Dessy mengatakan jumlah penumpang dari Labuan Bajo mengalami peningkatkan signifikan akibat erupsi Gunung Lewotobi Laki-Laki. Dia menyebut KM Binaiya mengangkut 965 orang dari Labuan Bajo, pada Rabu malam, 13 November 2024.
"Jumlah tersebut lima kali lipat dari biasanya nan hanya sekitar 150 sampai 200 orang. Itu pun, setengahnya dari nan diangkut merupakan penduduk negara asing, lebih dari 400 orang WNA," kata Dessy seperti dikutip dalam keterangan tertulis pada Kamis, 14 November 2024.
Dalam mengantisipasi lonjakan penumpang ini, Dessy mengatakan perusahaan sudah memberikan petunjuk kepada kru kapal untuk memastikan keamanan dan kenyamanan penumpang selama pelayaran. "Kami pastikan pelayanan di atas kapal memadai meski terjadi kenaikkan jumlah penumpang dari hari biasanya," kata dia.
Sementara itu, Kementerian Perhubungan menyatakan beberapa airport mulai kembali beraksi pasca terdampak abu vulkanik erupsi Gunung Lewotobi Laki-Laki. Bandara itu meliputi Komodo, Lewoleba, Waingapu, Salahudin, dan Bandara Lede Kalumbang. Namun, beberapa maskapai terpaksa membatalkan jasa penerbangan lantaran argumen keselamatan.
Kepala Biro Komunikasi dan Informasi Publik Kementerian Perhubungan, Budi Rahadjo, mengatakan ada tiga pembatalan penerbangan internasional di Bandara Lombok. Kemudian, 11 pembatalan penerbangan domestik dan 41 penerbangan internasional di Bandara Ngurah Rai, Bali.
“Sedangkan di Bandara Komodo, Labuan Bajo, ada 12 pembatalan penerbangan domestik dan dua penerbangan internasional,” kata Budi melalui keterangan resmi, Kamis, 14 November 2024.
Sementara itu, beberapa airport tetap ditutup sementara. Bandara-bandara nan belum melayani penerbangan tersebut, ialah H. Hasan Aroeboesman, Ende, Bandara Soa, Bajawa; Bandara Frans Sales Lega, Ruteng; serta Bandara Fransiskus Xaverius Seda, Maumere.
Untuk mengatasi keterbatasan pengoperasian airport dan penerbangan di sekitar wilayah erupsi Gunung Lewotobi, Kementerian Perhubungan menambah jumlah kapal dan gelombang pelayaran. Hingga Kamis kemarin, kata Budi, ada 119 kapal nan telah mengangkut 4.387 penumpang. Ia menyatakan pemindahan penumpang melalui jalur laut tetap tercukupi dan terlayani dengan baik.
“Secara gabungan, persentase keterisian kapal penumpang PT Pelni, PT Berlian Lautan Sejahtera, serta PT Dharma Lautan Utama mencapai 50 persen,” ujar Budi.
Riri Rahayu berkontribusi dalam penulisan tulisan ini.