Pertempuran 3 Srikandi di Jatim: Upaya Luluk dan Risma Goyang Khofifah

Sedang Trending 1 bulan yang lalu
ARTICLE AD BOX

Jakarta, CNN Indonesia --

Untuk pertama kalinya sepanjang sejarah gelaran Pilkada di Jawa Timur semua bakal calon gubernur nan maju kontestasi lokal berjenis kelamin perempuan.

Tiga srikandi dari Jatim nan bakal berkompetisi di antaranya Ketua Muslimat NU Khofifah Indar Parawansa, Ketua PKB Luluk Nur Hamidah dan Menteri Sosial Tri Rismaharini.

Khofifah menggandeng politikus Demokrat Emil Dardak. Pasangan ini memborong belasan partai di Pilgub Jatim 2024. Yakni PAN, Gerindra, Golkar, Demokrat, PPP, PSI, PKS, Perindo, Nasdem, Partai Buruh, Partai Gelora, PBB, PKN, Partai Garuda.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Khofifah telah resmi mendaftar sebagai bakal calon gubernur dan wakil gubernur Jawa Timur ke KPU Jatim pada Rabu (28/8). Khofifah merupakan gubernur petahana Jatim.

Sementara penantangnya ialah Luluk Nur Hamidah menggandeng rekannya sesama politikus PKB Lukmanul Khakim. Keduanya merupakan personil DPR. Pasangan ini hanya diusung oleh PKB nan membentuk poros sendiri lepas dari poros besar pengusung Khofifah.

PKB merupakan partai pemenang pemilu 2024 di Jatim.

Wakil Ketua Umum PKB Jazilul Fawaid percaya Luluk-Lukmanul dapat mengalahkan Khofifah pada Pilgub Jawa Timur 2024. Menurut Jazilul, Khofifah tidak mempunyai prestasi nan signifikan selama memimpin Jawa Timur.

"Enggak ada masalah, lantaran memang Bu Khofifah tidak jelas prestasinya di Jawa Timur," kata Jazilul di Kompleks Parlemen, Jakarta, Rabu (28/9).

Sementara Risma menggandeng mantan Wali Kota Malang Periode 2018-2023 Sutiaji. Pasangan ini didukung oleh PDIP. PDIP berada di ranking kedua perolehan bunyi terbanyak di Jatim pada Pemilu 2024 lalu.

Berdasarkan hasil survei dari beberapa lembaga menunjukkan elektabilitas Khofifah tetap perkasa di Jatim. Survei Litbang Kompas periode Juni 2024 menunjukkan elektabilitas Khofifah berada di posisi pertama mencapai 26,8 persen.

Lalu, disusul oleh Tri Rismaharini dengan 13,6 persen. Sementara nama Luluk belum muncul dalam survei ini.

Khofifah juga unggul dengan perolehan 17,50 persen di survei Proximity Indonesia dalam simulasi top of mind nan digelar 8-14 Juli 2024 lalu. Menyusul di posisi kedua, Risma mendapat 4,20 persen.

Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Budaya (FISIB) Universitas Trunojoyo Madura (UTM) Surokim Abdussalam menilai sosok dua wanita ialah Risma dan Luluk sengaja di pasang oleh partainya maju di Pilgub Jatim untuk menandingi kekuatan Khofifah sebagai petahana.

"Saya kira wajar jika kemudian Bu Khofifah ditandingi para Srikandi ya atas dasar argumen itu. Biasanya konteks sosial itu kan ikut menentukan. Dan wanita dilawan wanita itu menurut saya menarik. Karena kan sentimen pemilih wanita juga cukup tinggi ya," kata Surokim kepada CNNIndonesia.com, Kamis (29/8).

Surokim memandang ada tren politik wanita sekarang mendapatkan ruang di arena politik di Jawa Timur. Baginya, pemimpin wanita dianggap lebih peduli, melindungi, mengayomi, empatik dan lebih simpatik.

Karenanya, para parpol pasti berpikir untuk mencari kader perempuannya melawan khofifah sebagai musuh tanding nan sebanding. Sehingga bisa memunculkan suasana kejuaraan nan kompetitif satu sama lain.

"Karena incumbent wanita akhirnya kemudian dicarikan musuh tanding perempuan," kata dia.

Di sisi lain, Surokim mengatakan pemilih di Jawa Timur nan kebanyakan Nahdliyin sudah cukup moderat dan dapat mudah menerima para pemimpin perempuan.

Baginya, rumor soal dalil dan kelamin dikotomi laki-laki dan wanita sudah tak laku lagi di Jawa Timur sejak awal Pilkada Jatim digulirkan 2008 lalu. Karenanya, penerimaan penduduk Jawa Timur terhadap wanita sudah tak ada masalah lagi.

"Orang sudah mulai punya kesadaran bahwa pemimpin kepercayaan berbeda dengan pemimpin politik Dan bisa menempatkan itu," kata dia.

Khofifah tetap unggul

Surokim memandang kekuatan politik Khofifah tetap unggul daripada Risma dan Luluk di Pilgub Jatim. Ia memandang ada tiga aspek kekuatan Khofifah di Jatim. Pertama, Khofifah merupakan petahana gubernur nan tetap mempunyai jejaring sumber daya politik.

Kekuatan kedua, lanjutnya, Khofifah merupakan pemimpin Muslimat NU. Baginya, muslimat NU di Jatim sebagai 'pasukan tak bersuara nan jika di-remote bakal muncul menakutkan'.

"Dan saya kira walaupun banyak struktural muslimat nan menjadi kader PKB, tapi ya hatinya itu tetap ada di ketua umum [muslimat] juga ya," kata Surokim.

Kemudian aspek terakhir adalah kekuatan support politik Prabowo. Baginya, Khofifah telah berjasa besar bagi Prabowo untuk menang di Jawa Timur pada Pilpres 2024 lalu.

"Jadi support politik Pak Prabowo juga bakal mempengaruhi itu," lanjutnya.

Meski begitu, Surokim menilai kehadiran Risma dan Luluk tak bisa dianggap enteng oleh Khofifah. Terlebih, kehadiran keduanya dapat mengurangi ceruk sang petahana nan sama-sama mempunyai pedoman Nahdliyin.

"Kalau dilihat dari tokoh nan diajukan PKB kan sepertinya kan tidak orientasi kemenangannya. Tapi kan lebih pada gimana langkah memecah suaranya petahana itu sekaligus mempromosikan politisi kader muda-mudanya," kata dia.

(rzr/DAL)

[Gambas:Video CNN]

Selengkapnya
Sumber cnnindonesia.com nasional
cnnindonesia.com nasional