Perwira TNI AL Disebut Bunuh Diri, Keluarga Temukan Sundutan Rokok

Sedang Trending 4 bulan yang lalu
ARTICLE AD BOX

Jakarta, CNN Indonesia --

Seorang perwira TNI AL Asal Sumatera Utara (Sumut) Lettu Laut (K) dr Eko Damara (31) ditemukan meninggal bumi di Poskotis Satgas Mobile, RI-PNG Yonif 7 Marinir, Kabupaten Yahukimo,Papua Pegunungan pada 27 April 2024 lalu.

Eko disebut bunuh diri dengan menggunakan senjata api nan ditembakkan ke kepalanya. Namun, family merasa ada kejanggalan dan meminta jasad korban untuk diautopsi.

Disclaimer kesehatan mentalFoto: CNN Indonesia/Fajrian
Disclaimer kesehatan mental

Paman korban Abdul Sattar mengatakan korban awalnya dilaporkan tewas di dalam bilik mandi. Menurut info nan diterima pihak keluarga, Eko tewas bunuh diri dengan luka tembakan di bagian kepala.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Abdul menyebut Eko merupakan personel Yonkes 1 Marinir nan diperbantukan di Satgas Mobile RI-PNG Yonif 7 Marinir.

"Kita menerima telepon bahwa almarhum Lettu Laut dr Eko Damara itu dinyatakan meninggal, ditemukan di bilik mandi dengan luka tembak di kepala. Kemudian ditanyakan family apa penyebabnya, siapa nan nembak, kata mereka kelak diinformasikan setelah sampai di rumah duka ," kata Abdul dikutip detik.com, Senin (20/5).

Abdul mengatakan setelah kejadian itu, jasad dr Eko langsung dimandikan dan dikafankan. Kemudian, jasad Lettu Eko diberangkatkan dari Papua dan tiba di Stabat, Kabupaten Langkat, pada Senin, 29 April 2024.

"Nah hari itu juga diinformasikan, jenazah setelah dimandikan, dikafankan, terus diberangkatkan. Itu dievakuasi dari letak menggunakan helikopter terus dibawalah, sampai di rumah duka sekitar jam 3 sore tanggal 29 April 2024," sebutnya.

Kecurigaan family temukan luka sundutan rokok

Pihak family sudah berprasangka dengan kematian dr Eko. Alhasil, setelah jasad tiba, family membuka kain kafan korban dan menemukan sejumlah luka lebam di tubuh dr Eko. Selain itu, ada juga jejak sundutan rokok di bagian punggung.

"Sebelum sampai kita sudah mendapatkan isu-isu nan meragukan, makanya waktu jenazah sampai family minta jenazah dibuka. Kebetulan memang tidak ada nan menghalangi, nan antar waktu itu marinir jika enggak salah dari Belawan. Alhamdulillah tidak ada nan halangi lantaran memang mereka bukan personel dari Papua," ujar Abdul.

"Itu kita dibuka untuk dikafani ulang, rupanya terdapat kejanggalan kejanggalan menurut kasat mata kami itu janggal, ialah ditemukan lebam-lebam di badan nan tidak merata. Setelah itu, kita periksa ada juga keanehan seperti jejak sundutan rokok di punggung kiri. Di kepala ada jejak senjata peluru masuk dari arah belakang kuping tembus ke kening atas. Dari situ kita lihat bahwa peluru dari belakang ini mini nan depan membesar, nan kita tahu secara awam peluru standar TNI. Cuma kita tidak bisa memastikan ini senjata laras panjang alias laras pendek, ini nan belum dipastikan," sambungnya.

Abdul menyebut saat itu pihak family belum sempat memikirkan rencana untuk mengautopsi jasad korban lantaran tetap dalam situasi berduka. Lalu, pada 2 Mei 2024 pihaknya menyurati Presiden RI untuk meminta jasad dr Eko diautopsi. Surat itu ditembuskan ke sejumlah pihak, seperti Panglima TNI, KSAL, Puspom TNI, dan Puspom TNI AL.

Selain itu, pihaknya juga sempat mendatangi Puspom TNI untuk mempertanyakan soal kematian Lettu Eko, tetapi saat itu mereka diarahkan untuk mendatangi Puspomal. Setelah dari Puspomal, mereka kembali diminta untuk menemui Asisten Intelijen Korps Marinir. Saat menemui Asisten Intelijen itu lah pihak family diberikan penjelasan soal kematian Lettu Eko.

"Di sana lah kita dapat penjelasan penyebab kematian, rupanya setelah kami dengar secara lisan, bukan tertulis. Disebutkan di situ jika kami tidak salah dengar, disebutkan almarhum ditemukan (tewas) di bilik tidur, berbeda dari awal nan kami terima. Kemudian, penyebab nan awalnya lantaran malaria, berubah lagi, lantaran ada perihal lain. Kalau dia malaria, kenapa bisa mengaku bunuh diri, lazimnya kalo orang sedang sakit, itu tidak boleh memegang senjata, termasuk pisau, ini kan membingungkan," ujarnya.

"Yang kami dengar TKP berubah dari bilik mandi ke tempat tidur. Kemudian, motifnya seolah-olah dicari-cari katanya dia ada utang. Ini kan jadi aneh. Kesannya kan sengaja mencocok-cocokan," sambung Abdul.

Pesan terakhir dari Lettu Eko

Beberapa hari sebelum tewasnya dr Eko, kata Abdul, Eko sempat mengirimkan pesan kepada keluarganya. Saat itu, Eko menyebut bahwa dirinya tengah mempunyai masalah. Selain itu, Abdul menyebut bahwa Eko juga sempat bercerita kepada temannya bahwa dirinya tengah bermasalah dengan atasannya.

"Sebelumnya dia ada chat jika dia bermasalah, nan tidak disebutkan masalahnya apa, setidaknya tiga hari (sebelum tewas) dan dia ada menyampaikan kepada temannya, sekitar enam hari (sebelum meninggal), dia mengatakan tertekan oleh atasannya. Atasannya ini tidak disebutkannya," sebutnya.

Abdul sangat menyayangkan dugaan nan disampaikan oleh TNI AL bahwa Eko tewas lantaran bunuh diri. Padahal menurutnya sejauh ini belum ada bukti kuat nan mendukung dugaan tersebut.

Bahkan, sejauh ini jasad korban juga belum diautopsi. Oleh lantaran itu, pihak family meminta jasad Eko diautopsi untuk mengungkap penyebab pasti kematiannya.

"Ini kan jadi tanda tanya, family curiga, ini ada apa, kenapa seperti ditutup-tutupi. Sampai saat ini kami percaya bahwa almarhum adalah korban pembunuhan. Itulah nan kami minta, sebelum ada pembuktian harusnya tidak boleh disimpulkan. Kami sederhana saja, hanya minta diautopsi dan uji balistik untuk mengungkap kematian almarhum," pungkasnya.

Baca selengkapnya di sini.

(tim/isn)

[Gambas:Video CNN]

Selengkapnya
Sumber cnnindonesia.com nasional
cnnindonesia.com nasional