Polisi Dalami Aliran Dana Transaksi Dokter Aulia Usut Dugaan Pemerasan

Sedang Trending 2 minggu yang lalu
ARTICLE AD BOX

Jakarta, CNN Indonesia --

Polda Jawa Tengah mendalami aliran biaya transaksi dari rekening milik master Aulia Risma Lestari yang tewas bunuh diri diduga akibat perundungan.

Kabid Humas Polda Jawa Tengah Kombes Artanto menyebut perihal itu dilakukan untuk mendalami dugaan pemerasan nan dilaporkan oleh pihak keluarga.

"Semua info nan diterima oleh interogator dari pelapor bakal dilakukan penyelidikannya," ujarnya saat dikonfirmasi lewat pesan singkat, Minggu (15/9).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Kendati demikian, dia enggan membeberkan lebih lanjut ihwal ada tidaknya transaksi mencurigakan nan ditemui interogator dari rekening korban tersebut.

"Semuanya tetap dalam proses penyelidikan oleh penyidik," tuturnya.

Sebelumnya, kuasa norma family korban, Misyal Achmad menyebut terdapat aliran biaya transaksi sebanyak Rp225 juta nan diduga mengenai dengan tindakan pemerasan.

Ia menuturkan para penerima biaya itu saat ini tengah ditelusuri oleh pihak kepolisian. Penelusuran aliran biaya itu dilakukan untuk mengungkap dugaan pemerasan nan dialami korban.

"Ibu korban nan menjelaskan ke interogator soal rekening surat kabar tersebut duit mengalir ke mana saja," terangnya.

Kemenkes juga mengungkap dugaan pemalakan dalam kasus perundungan berujung kematian master Aulia Risma Lestari.

Jubir Kemenkes Mohammad Syahril menyebut temuan itu didapatkan melalui proses investigasi nan dilakukan Kemenkes. Ia mengatakan permintaan duit itu berjalan sejak master Aulia tetap di semester 1 pendidikan alias pada sekitar Juli hingga November 2022.

"Permintaan duit ini berkisar antara Rp20 hingga Rp40 juta per bulan," kata Syahril dalam keterangannya, Minggu (1/9).

Kemenkes telah menghentikan sementara program studi anestesi Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro di RSUP Dr Kariadi Semarang buntut kematian master Aulia nan diduga akibat perundungan.

Instruksi pemberhentian program studi anestesi FK Undip itu dikeluarkan oleh Direktur Jenderal Pelayanan Kesehatan Azhar Jaya melalui surat bernomor TK.02.02/D/44137/2024 nan ditujukan kepada Direktur Utama RSUP Dr Kariadi.

Sementara itu, berasas hasil visum, Polrestabes Semarang menyatakan korban Aulia menyuntikkan obat penenang ke dalam tubuhnya. Korban dipastikan meninggal akibat overdosis obat Roculax, jenis obat anestesi peregang otot saat tindakan operasi.

Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro (FK Undip) dan Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) dr. Kariadi juga telah mengakui ada praktik perundungan dalam PPDS anestesi. 

"Saya sampaikan hari ini, kami menyadari sepenuhnya menyampaikan dan mengakui bahwa di dalam sistem pendidikan Dokter Spesialis di internal kami terjadi praktek alias kasus perundungan dalam beragam corak dan derajat dan hal," kata Dekan FK Undip Yan Wisnu Prajoko saat konvensi pers di kampus FK Undip Tembalang Semarang, Jumat (13/9).

"Dengan demikian kami memohon maaf kepada masyarakat, Kementerian Kesehatan, Kemendikbudristek dan kepada Komisi IX, Komisi X DPR RI, dimana tetap ada kekurangan kami di dalam menjalankan proses pendidikan Dokter Spesialis," ujarnya menambahkan.

(tfq/isn)

[Gambas:Video CNN]

Selengkapnya
Sumber cnnindonesia.com nasional
cnnindonesia.com nasional