Polri: Keuangan Gembong Narkoba Fredy Pratama Mulai Menipis

Sedang Trending 4 bulan yang lalu
ARTICLE AD BOX

Jakarta, CNN Indonesia --

Bareskrim Polri menyebut kondisi finansial gembong narkoba jaringan internasional Fredy Pratama sudah mulai menipis. Direktur Tindak Pidana Narkoba Bareskrim Polri Brigjen Mukti Juharsa menyebut kondisi finansial itu pula nan membikin Fredy Pratama memilih membikin laboratorium klandestine di Jakarta.

"Kenapa Fredy Pratama gencar sekarang mengirim peralatan dan membikin clandestine lab di Jakarta lantaran biaya keuangannya sudah menipis," dalam konvensi pers, Senin (6/5).

Mukti menjelaskan pabrik rumahan alias home industry narkoba milik Fredy tersebut berada di Perumahan Taman Sunter Agung, Tanjung Priok, Jakarta Utara. Pabrik itu, kata dia, dikendalikan langsung oleh Fredy dari Bangkok, Thailand dengan menggunakan aplikasi BBM.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dalam penyergapan tersebut, Mukti menyebut pihaknya juga turut menangkap 6 orang anak buah Fredy Pratama. Ia menambahkan interogator juga turut menyita sejumlah perangkat bukti nan digunakan mulai dari mesin cetak ekstasi, bahan baku, hingga perangkat pendukung lainnya.

"Bahan baku tersebut jika dicetak bisa mencapai 300.000 butir," jelasnya.

Bukti TPPU istri Fredy untuk diproses polisi Thailand

Polisi juga mengaku bakal menyerahkan bukti Tindak Pidana Pencucian Uang (TPPU) nan dilakukan istri Fredy Pratama kepada Kepolisian Thailand. Mukti menyebut penyerahan bukti itu merupakan kesepakatan antara Indonesia dengan Thailand dalam rangka penegakan norma terhadap Fredy Cs.

"Kami sudah sepakat kemarin, untuk kasus Fredy Pratama bakal kita lengkapi permintaan Thailand. Akan dilakukan upaya TPPU terhadap istrinya Fredy Pratama oleh Thailand," ujarnya.

Ia mengatakan melalui upaya tersebut nantinya diharapkan pihak kepolisian Thailand dapat menyita seluruh aset nan dimiliki oleh Fredy. Sehingga, kata dia, Fredy Pratama tidak lagi bisa mengendalikan peredaran narkoba lantaran telah dimiskinkan.

"Sudah pengembangan bakal dimiskinkannya istri Fredy Pratama di Thailand. Kami sedang berkoordinasi terus, agar TPPU berasas laporan polisi kami bisa diungkap oleh Thailand," tuturnya.

Kendati demikian, Mukti menyebut berasas permintaan dari pihak kepolisian Thailand, kasus TPPU nan bakal dijerat kepada istri Fredy Pratama tidak bakal diproses oleh Polri melainkan di negara asal saja.

"Dari pihak Kepolisian Thailand meminta hanya mereka nan ungkap untuk TPPU," jelasnya.

Sebelumnya Satgas Penanggulangan Penyalahgunaan Peredaran Gelap Narkoba (P3GN) Polri menyebut telah menyita total aset milik jaringan Fredy senilai Rp432,2 miliar.

Kasatgas P3GN Polri Irjen Asep Edi Suheri mengatakan penyitaan dilakukan dari hasil penelusuran aliran biaya narkoba milik Fredy beserta dari 60 anak buahnya nan telah ditangkap.

Diketahui Bareskrim Polri telah mengungkap bandar besar narkotika jaringan internasional Fredy Pratama namalain Miming namalain Cassanova. Bareskrim turut menyita total sebanyak 10,2 ton sabu nan terafiliasi jaringan Fredy Pratama di Indonesia selama periode 2020-2023.

Berdasarkan peralatan bukti nan ada, sosok Fredy Pratama disebut masuk sebagai salah satu sindikat penyalur narkotika terbesar di Indonesia. Dari hasil analisa Direktorat Tindak Pidana Narkoba didapati bahwa kebanyakan narkoba di Indonesia terafiliasi dengan jaringan Fredy.

Setiap bulannya, sindikat Fredy disebut bisa menyelundupkan Sabu dan Ekstasi masuk ke Indonesia dengan jumlah mulai dari 100 kilo sampai 500 kilo dengan modus operandi menyamarkan sabu kedalam bungkusan teh.

(tfq/DAL)

[Gambas:Video CNN]

Selengkapnya
Sumber cnnindonesia.com nasional
cnnindonesia.com nasional