Portofolio BRI Selaras dengan Standar ESG Internasional

Sedang Trending 2 minggu yang lalu
ARTICLE AD BOX

INFO BISNIS – PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk alias BRI terus berupaya menciptakan akibat positif melalui praktik Environmental, Social, and Governance (ESG) dalam setiap operasional bisnisnya. Diketahui, keahlian per semester I-2024, untuk portofolio angsuran kepada sektor berkepanjangan (sustainable financing) sudah mencapai Rp 793,6 triliun, alias sebesar 65,2 persen dari total pembiayaan dan investasi corporate bond nan dilakukan BRI.

Dalam menyalurkan angsuran tersebut, menurut Direktur Kepatuhan BRI A. Solichin Lutfiyanto, perseroan tetap memastikan seluruh portofolio investasi dan pinjaman selaras dengan standard ESG. Dalam menyalurkan angsuran berkelanjutan, BRI tetap berfokus pada penyaluran angsuran kepada Kredit KKUB (Kategori Kegiatan Usaha Berkelanjutan).

Kredit KKUB terdiri dari penyaluran angsuran ke sektor sosial sebesar Rp 699,8 triliun, kemudian disusul angsuran KUBL (Kegiatan Usaha Berwawasan Lingkungan) sebesar Rp 89,8 triliun. KUBL terdiri dari penyaluran angsuran kepada sektor pengelolaan sumber daya alam hayati dan penggunaan lahan nan berwawasan lingkungan senilai Rp 60,83 triliun, transportasi hijau sebesar Rp 11,47 triliun, daya terbarukan Rp 6,48 triliun, dan sektor KUBL lainnya sebesar Rp 11 triliun.

“Sebagai lembaga finansial nan berkomitmen terhadap keberlanjutan, BRI telah mengambil beragam langkah strategis untuk memastikan bahwa seluruh portofolio investasi dan pinjaman nan disalurkan selaras dengan standar ESG,” ujar Solichin di Jakarta Pusat, belum lama ini. Salah satunya, lanjut dia, identifikasi mengenai pemberian angsuran untuk green sector nan merujuk pada kategori KUBL.

Acuan ini sesuai dengan POJK No.51 tahun 2017 tentang Penerapan Keuangan Keberlanjutan Bagi Lembaga Jasa Keuangan, Emiten dan Perusahaan Terbuka; POJK No.60 tahun 2017 tentang Penerbitan dan Persyaratan Efek Bersifat Utang Berwawasan Lingkungan (Green Bond); dan POJK No. 18. Kemudian dalam penyaluran kredit, BRI merujuk pada Loan Portfolio Guidelines (LPG) nan menetapkan persyaratan kredit, termasuk penggunaan daftar periksa (checklist) mengenai aspek ESG. Aspek ESG menjadi salah satu aspek dalam know your customer (KYC) nan mengonfirmasi apakah calon debitur mempunyai rumor mengenai lingkungan, sosial, hukum, alias litigasi.

Menurut Solichin, BRI mengangkat pendekatan komprehensif dalam menilai akibat ESG, mulai dari identifikasi sektor-sektor berisiko tinggi hingga penerapan standar nan dikeluarkan oleh regulator. “Hal itu untuk memitigasi potensi akibat negatif pada lingkungan, sosial, dan tata kelola perusahaan,” kata dia. Adapun beberapa upaya BRI untuk penilaian resiko mengenai faktor-faktor ESG di antaranya LPG Pre-Screening, dan Loan Sub-sector Policy. (*)

Selengkapnya
Sumber Tempo.co Bisnis
Tempo.co Bisnis