PPDS Anestesi Undip Ditutup Sementara, Mahasiswa Ditarik ke RS Kampus

Sedang Trending 1 bulan yang lalu
ARTICLE AD BOX

Jakarta, CNN Indonesia --

Rektor Universitas Diponegoro (Undip) Suharnomo mengatakan setelah Program Pendidikan Dokter Spesialis (PPDS) prodi anestesi di RSUP Dr Kariadi dihentikan sementara oleh Kemenkes, pihaknya menarik seluruh mahasiswanya di sana ke RS kampus.

"Ya dikembalikan ke RS Undip, kan suratnya buat PPDS di Kariadi, bukan seluruh PPDS Undip" kata Suharnomo di Rektorat Undip, Semarang, Senin (19/8) mengutip dari detikJateng.

Sebelumnya, Kemenkes menghentikan sementara PPDS anestesi FK Undip di RSUP Dr Kariadi Semarang itu sebagai tindak lanjut terhadap kasus seorang master residen nan diduga bunuh diri setelah menjadi korban perundungan (bullying) dari seniornya.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sementara itu Suharnomo meyakini bahwa wafatnya mahasiswi master ahli nan berumur 30 tahun itu tidak dilatarbelakangi masalah perundungan.

Hal itu diyakininya berasas hasil investigasi internal nan juga telah diserahkan ke Itjen Kemendikbudristek, Itjen Kemenkes, dan kepolisian. Meski demikian, dia menyerahkan kepada pihak nan berkuasa untuk memutuskan.

"Kita tentu menyerahkan sepenuhnya kepada pihak berkuasa ya, kepada bapak-bapak di kepolisian untuk memutuskan ini. Lagian sekarang kita posisinya kan menderita, lantaran ini kan kami serahkan sama Irjen Kemendikbudristek dan Irjen Kemenkes lah untuk memutuskan ini," ujar Suharnomo.

Suharnomo menambahkan, kejadian ini juga bisa membikin PPDS anestesi di RSUP dr Kariadi berbenah.

Suharnomo membeberkan hasil investigasi internal terhadap dugaan perundungan (bullying) nan diduga menjadi aspek mahasiswi Program Pendidikan Dokter Spesialis (PPDS) prodi anestesi, Aulia Risma, bunuh diri.

Dia meyakinkan bahwa pihaknya tak menutup-nutupi sesuatu dalam kasus ini. Undip juga disebut telah berkomitmen untuk anti perundungan dan jika perundungan itu bisa dibuktikan, pelakunya bakal dikeluarkan.

"Kita sudah sangat jelas ini sudah zero bullying jika terbukti ada pasti kita DO," kata dia.

Mahasiswi PPDS prodi anestesi Undip, Aulia Risma, beberapa waktu lampau diduga bunuh diri. Dan, belakangan salah satu faktornya adalah tak kuat menahan beban mental perundungan senior di lingkungan akademis itu.

Hal itu pun diperkuat dengan apa nan ditulis dalam kitab hariannya.

Sementara itu berasas hasil visum, tim interogator Polrestabes Semarang menduga kuat kematian Aulia Risma mengenai dengan obat suntikan nan dimasukkan korban ke tubuhnya sendiri.

Dari hasil visum luar, Polisi mendapati luka jejak suntikan di punggung tangan kiri korban serta korban dinyatakan meninggal lemas.

Sedangkan dari hasil olah TKP, didapati sisa cairan obat melemaskan otot di perangkat suntik serta kitab harian korban nan berisi korban menderita penyakit punggung alias saraf kejepit.

"Jadi jika dari visum luar, didapati ada luka jejak suntikan di punggung tangan kiri korban. Terus di TKP bilik kos korban, ada sisa obat suntik nan dipakai korban. Obat itu jenisnya untuk melemahkan alias meregangkan otot," ujar Kapolrestabes Semarang Kombes Irwan Anwar di kantornya, Sabtu (17/8).

Dia pun mengonfirmasi soal temuan kitab harian, namun Irwan menyebut mengenai dugaan perundungan menjadi salah satu aspek itu belum ditemukan bukti menjurus.

"Sampai saat ini belum ada ke arah itu. Butuh saksi dan perangkat bukti. Kalau memang ada bully-an dan perundungan pasti bakal langsung kita proses hukum," kata Irwan usai pertemuan dengan tim audit dari Kemenkes nan dipimpin Irjen Kemenkes Murti Utami, Jumat (16/8).

Disclaimer Kesehatan Mental - rev1

Baca buletin lengkapnya di sini.

(tim/kid)

[Gambas:Video CNN]

Selengkapnya
Sumber cnnindonesia.com nasional
cnnindonesia.com nasional