TEMPO.CO, Jakarta - Kepala Divisi Corporate Secretary PT MRT Jakarta, Ahmad Pratomo mengungkapkan, pekerjaan pembangunan CP 201 (Stasiun Thamrin dan Monas) fase 2A MRT Jakarta melangkah sesuai jadwal. Sejak 25 Desember 2023, perkembangan pembangunan MRT Jakarta mencapai 67,26 persen.
Pada 13 Januari 2024, melalui keterangan resmi, Ahmad Pratomo menjelaskan, pembangunan Stasiun Monas telah masuk ke tahap pekerjaan pengecoran tembok dan lantai peron pada suar penyejuk; pemasangan noseblade persiapan jacking entrance satu Jalan Museum; pengecoran tembok struktur entrance dua silang barat daya monas; dan pengetesan parsial sistem mekanikal elektrikal terpasang di gardu induk.
Sementara itu, Stasiun Thamrin melakukan penyelesaian pengecoran lantai beranda peron; penggalian dan pengecoran lantai dasar; pengecoran kolom sisi utara; jet grouting persiapan pembangunan entrance empat; pemasangan OTE Duct sisi utara; pembangunan kembali drainase untuk pekerjaan area parkir kereta; dan pemasangan pipa drainase bawah peron.
Tidak hanya itu, per 25 Desember 2023, CP 202 (Stasiun Harmoni-Sawah Besar-Mangga Besar) nan resmi dimulai pada 25 Juni 2022 silam mencapai 23,81 persen pembangunan. Adapun, cakupan pembangunan meliputi D-Wall Stasiun Harmoni, Sawah Besar, dan Mangga Besar serta fabrikasi pembesian D-Wall.
Profil MRT Jakarta Fase 2
Menurut jakartamrt, proyek pembangunan MRT fase 2 ini mempunyai panjang sekitar 11,8 kilometer dari area Bundaran HI hingga Ancol Barat. Proyek ini melanjutkan koridor wilayah utara-selatan fase 1 nan telah beraksi sejak 2019 silam, ialah Lebak Bulus sampai Bundaran HI.
Dengan pembuatan MRT Jakarta fase 2 ini, total panjang jalur utara-selatan menjadi 27,8 kilometer dengan total waktu perjalanan dari Stasiun Lebak Bulus Grab hingga Stasiun Kota sekitar 45 menit. Jarak setiap stasiun sekitar 0,6-1 kilometer dengan sistem persinyalan Kendali Kereta Berbasis Komunikasi (CBTC) dan sistem operasi otomatis tingkat 2.
Pembangunan MRT Jakarta fase 2 merupakan proyek strategi nasional berasas Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 56 Tahun 2018 tentang Perubahan Kedua atas Perpres Nomor 3 Tahun 2016 tentang Percepatan Pelaksanaan Proyek Strategi Nasional. Selain itu, pembangunan ini juga berdasarkan pada Keputusan Gubernur Daerah Khusus Ibu Kota Jakarta Nomor 1713 Tahun 2019 tentang Perubahan Keputusan atas Gubernur Nomor 1728 Tahun 2018 tentang Penetapan Lokasi untuk Pembangunan Jalur Mass Rapid Transit Koridor Bundaran HI-Kota.
Proyek pembangunan MRT Jakarta fase 2 dibiayai oleh Pemerintah Pusat dan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta. Selain itu, proyek ini juga didukung oleh biaya pinjaman Pemerintah Jepang melalui Japan International Cooperation Agency (JICA).
MRT Jakarta fase 2 terdiri dari dua tahap, ialah MRT fase 2A dan fase 2B. Fase 2A terdiri dari tujuh stasiun bawah tanah, ialah Thamrin, Monas, Harmoni, Sawah Besar, Mangga Besar, Glodok, dan Kota dengan total panjang jalur sekitar 5,8 kilometer. Sementara itu, fase 2B mempunyai dua stasiun bawah tanah, ialah Mangga Dua dan Ancol Marina dengan total panjang jalur sekitar 6 kilometer.
Stasiun bawah tanah MRT Jakarta fase 2 bakal dibangun dengan kedalaman 17-36 meter. Stasiun ini bakal menggunakan aliran listrik dari dua gardu PLN sebesar 150 kilo volt dengan total daya 60 medium voltage.
RACHEL FARAHDIBA R | MUTIA YUANTISYA
Pilihan Editor: MRT Bundaran HI - Kota Capai 33 Persen, Menhub Apresiasi Kerjasama Indonesia-Jepang