Ridwan Kamil di Simpang Jalan Pilgub Jakarta atau Jawa Barat

Sedang Trending 3 bulan yang lalu
ARTICLE AD BOX

Jakarta, CNN Indonesia --

Nama mantan Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil (RK) masuk dalam bursa Pilkada Jakarta dan Jawa Barat 2024. Kader Partai Golkar itu mengantongi surat penugasan dari partainya untuk maju di dua provinsi tersebut.

Golkar lebih condong mendorong RK untuk maju di Jawa Barat lantaran berpotensi menang.

"Nah, jika kita lihat hasil survei nan sekarang, kita bandingkan antara Ridwan Kamil di Jawa Barat dengan Ridwan Kamil di Jakarta, itu lebih besar peluangnya di Jawa Barat," kata Wakil Ketua Umum Golkar Ahmad Doli Kurnia beberapa waktu lalu.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Namun, sejumlah partai besar juga melirik RK untuk maju di Jakarta.

Ketua Harian DPP Partai Gerindra Sufmi Dasco Ahmad menyebut RK sendiri nan meminta untuk maju di Jakarta.

"Tetapi silakan dicek bahwa pada waktu itu kan nan minta mau maju Jakarta kan Pak Ridwan Kamil," kata Dasco.

Ia mengatakan partainya memberikan rekomendasi kepada Ridwan Kamil untuk maju di Pilgub Jakarta 2024 berasas rapat dengan Koalisi Indonesia Maju (KIM).

Sementara itu, hingga saat ini, belum ada pernyataan dari RK soal Pilgub.

Pengamat politik Universitas Padjadjaran Idil Akbar menilai RK lebih berkesempatan menang jika kembali maju di Pilgub Jabar. 

Kans kemenangan itu merujuk hasil survei nan dirilis sejumlah lembaga.

Dengan status sebagai petahana, dia mengatakan RK unggul secara ketenaran hingga elektabilitas.

Sebaliknya, kerja politik RK bakal lebih berat jika maju Pilgub Jakarta. Sebagai 'pendatang baru' dia kudu menyusun strategi dari awal di Jakarta. Memahami karakter penduduk ibu kota, dan tantangan politik lain. 

"Kalau di Jakarta dia sebagai new comers, orang baru nan kudu sosialisasi kembali secara luas, dan saya pikir memang mulai dari awal kembali," ujar Idil saat dihubungi CNNIndonesia.com, Senin (24/6).

Terlepas dari tingkat kesulitan nan lebih tinggi di Jakarta, Idil menilai ada kecenderungan dan angan RK untuk maju di Pilkada Jakarta.

Menurutnya itu terlihat dari gimik-gimik nan diperlihatkan RK.

Masalahnya, sebagai kader Golkar, RK tidak mungkin melangkahi kemauan partai jika Golkar mau dirinya maju di Jawa Barat.

"Sebetulnya, bukan tidak bisa di Jakarta 1. Bisa saja mengikuti apa nan didukung Gerindra alias partai lain, tetapi akibat dia ada dua," kata Idil.

Pertama, kata dia, maju dengan tetap meminta restu Golkar. Kedua, maju namun keluar dari Golkar. Namun, Idil beranggapan perihal itu bakal menjadi preseden jelek bagi RK.

Ia menilai kemauan RK untuk maju di Jakarta tidak lepas dari Jakarta nan dinilai tetap strategis sebagai batu loncatan untuk tampil di politik nasional.

"Di beragam kesempatan sebelumnya, DKI menjadi batu loncatan untuk masuk ke kancah nasional. Katakanlah Pak Jokowi, Anies Baswedan. Tentu saja saya membacanya RK berupaya untuk mengarah ke sana," ucapnya.

Karakteristik pemilih

Pengamat politik Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Wasisto Raharjo menilai kesempatan menang RK tetap cukup berimbang jika maju di Jakarta maupun Jawa Barat.

Namun, Wasisto menggarisbawahi soal perbedaan karakter pemilih nan bisa menjadi aspek pertimbangan bagi RK.

"Perbedaan karakter pemilih Jawa Barat dan Jakarta perlu jadi pertimbangan. Di Jawa Barat relatif homogen secara etnisitas, secara identitas. Kalau Jakarta condong heterogen, itu tantangan tersendiri pula," katanya.

Di sisi lain, menurutnya karakter pemilih di Jakarta itu bisa menjadi modal buat RK.

Ia mengatakan di Jakarta, sentimen primordialisme tidak sekencang di wilayah lain, sehingga sebagai orang luar Jakarta, itu menjadi modal RK untuk masuk ke Jakarta.

"Misalnya, kita lihat Jakarta ini banyak migran nan memang bakal lebih terbuka jika misal kelak ada calon dari luar Jakarta. Sentimen putra wilayah di Jakarta tidak terlalu besar seperti wilayah lain, saya pikir itu menjadi pintu masuk RK untuk bisa berkarier di Jakarta, lantaran sentimen primordialisme tidak sekencang di wilayah lain," katanya.

Namun, Wasisto mengingatkan soal PKS sebagai pemenang pileg di Jakarta. Ia beranggapan segmen pemilih urban muslim punya kecenderungan berbeda dengan segmen pemilih RK.

"Di Jakarta kan nan menang PKS, ini notabene area pemilih urban muslim. Ini kan punya kecenderungan berbeda dengan segmen pemilih RK. RK meskipun ada segmen itu ditangkap, tapi kan lebih variatif. Jadi itu aspek sebaliknya," katanya.

Sementara itu, jika maju di Jawa Barat, dia juga menilai RK mempunyai kelebihan dari rekam jejak dan popularitas.

Menurutnya, dengan kesempatan nan sama besar, keputusan maju berjuntai dari kemauan RK ke depan.

"Kalau misalnya dia mau proyeksi ke nasional, ya menduduki bangku Jakarta alias mungkin jadi penguasa lokal, seperti Bu Khofifah, tidak masalah," katanya.

(yoa/wis)

[Gambas:Video CNN]

Selengkapnya
Sumber cnnindonesia.com nasional
cnnindonesia.com nasional