Riset: Sektor Pariwisata Global Berkembang Pesat Meski Nilai Tukar Uang Fluktuatif

Sedang Trending 4 bulan yang lalu
ARTICLE AD BOX

TEMPO.CO, Jakarta - Mastercard Economics Institute alias MEI merilis laporan tentang pariwisata berjudul Travel Trends 2024: Breaking Boundaries. Mereka mencatat sektor pariwisata berkembang pesat, peningkatan pengeluaran konsumen, serta penurunan lampau lintas penumpang.

Data itu dipengaruhi oleh nilai tukar nan tetap naik turun dan daya beli nan bervariasi. Namun, pariwisata tetap tumbuh. MEI mengungkap 9 dari 10 hari dalam sejarah kapal, pengeluaran tertinggi ada pada industri pelayaran dan penerbangan dunia pada tahun ini.

Chief Economist Asia Pacific Mastercard, David Mann mengatakan konsumen di Asia Pasifik mempunyai kemauan nan kuat untuk bepergian. Mereka semakin pandai untuk mendapatkan nilai terbaik. 

Menurut Mann, biaya menjadi krusial bagi otoritas pariwisata, sektor ritel, perhotelan, dan F&B. "Dalam perekonomian saat ini, nilai tukar mata duit asing dan daya beli menjadi komponen krusial saat merencanakan perjalanan mereka," kata dia melalui keterangan tertulis pada Kamis, 26 Mei 2024.

Fenomena itu menunjukkan bahwa pelaku upaya nan mendapatkan untung dari sektor pariwisata, perlu meninjau ulang strategi mereka saat ini. Jika perlu, lakukan perubahan untuk mempertahankan daya tarik mata wisatawan.

MEI mendalami sejumlah industri pariwisata di 74 negara, nan 13 di antaranya berada di area Asia Pasifik. Perusahaan teknologi dunia di industri pembayaran itu mengungkap separuh dari 10 destinasi di Asia Pasifik semakin populer.

Indonesia masuk ranking ke-10 berasas urutan perubahan pangsa transaksi pariwisata dalam 12 tahun terakhir hingga Maret 2024 dibandingkan periode nan sama di 2019.

Iklan

Sementara itu, Jepang menempati posisi pertama. Ia sukses mendatangkan 3.081.600 visitor mancanegara pada Maret 2024. Angka itu diklaim tertinggi sepanjang masa, apalagi sebelum musim puncak liburan tiba. 

Jumlah itu dipengaruhi oleh melemahnya mata duit Yen nan terendah sejak 1990. Jika, nilai kurs mata duit Jepang itu terus pada posisi nan baik maka dia dapat mempertahankan peringkatnya sebagai garda terdepan pariwisata sepanjang tahun 2024.

Meski begitu, Jepang menempati posisi kedua untuk destinasi musim panas dalam perihal peningkatan jumlah pemesanan penerbangan. Sementara nan pertama adalah Munich di Jerman seiring dengan UEFO EURO 2024 di mana dia menjadi tuan rumah.

Sedangkan Bali di Indonesia menempati posisi ke 6 lantaran naiknya permintaan dalam tiga bulan mendatang.

Pilihan EditorMasa Jabatan Hampir Berakhir, Apa Rencana Sandiaga Uno Selanjutnya?

Selengkapnya
Sumber Tempo.co Bisnis
Tempo.co Bisnis