RS Medistra Minta Maaf, Tegaskan Tak Ada Aturan Larangan Hijab

Sedang Trending 4 minggu yang lalu
ARTICLE AD BOX

Jakarta, CNN Indonesia --

Manajemen Rumah Sakit (RS) Medistra Jakarta Selatan meminta maaf kepada publik atas gaduh rumor dugaan diskriminasi jilbab atau hijab nan dialami oleh salah seorang kandidat tenaga kesehatan dalam proses rekrutmen.

Direktur RS Medistra Agung Budisatria pun menyesali terjadinya kesalahpahaman dari proses interview alias wawancara nan dilakukan oleh salah satu tenaga kerja RS Medistra tersebut.

"Manajemen RS Medistra menyampaikan permohonan maaf dan menyesali terjadinya kesalahpahaman dari proses interview nan dilakukan oleh salah satu tenaga kerja kami," kata Agung dalam keterangannya, Senin (2/9).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Agung lantas memastikan sebagai penyelenggara pelayanan kesehatan, RS Medistra selalu alim dan tunduk terhadap peraturan nan berlaku. Serta berkomitmen untuk menghargai keberagaman serta memberikan kesempatan nan sama bagi seluruh calon pekerja dan pekerja.

"RS Medistra telah mempunyai peraturan kepegawaian nan mengatur tentang standar penampilan dan perilaku nan sama sekali tidak melarang penggunaan hijab bagi para pegawainya," kata dia.

Agus menjelaskan patokan itu telah diterapkan dalam aktivitas sehari-hari di RS Medistra. Ia menyebut banyak master ahli maupun tenaga kerja ialah master umum, perawat, tenaga penunjang medis maupun tenaga non medis, nan menggunakan hijab saat bertugas.

RS Medistra, lanjut Agung, sangat menghormati dan menghargai atas semua perbedaan keyakinan, serta menjamin kewenangan seluruh tenaga kerja untuk beragama sesuai kepercayaan masing-masing, salah satunya adalah dengan menyediakan sarana beragama seperti masjid dan mushola, serta menyelenggarakan aktivitas kerohanian.

"Atas kesalahpahaman nan terjadi, saat ini manajemen telah mengambil tindakan tegas dengan memberikan peringatan dan pembinaan kepada tenaga kerja dimaksud, serta tidak lagi mengikutsertakan nan berkepentingan dalam tim interview calon tenaga kerja RS Medistra," jelasnya.

Agung pun memastikan RS Medistra bakal berkomitmen untuk terus meningkatkan proses rekrutmen tenaga kerja serta operasional rumah sakit agar dapat memberikan pelayanan terbaik bagi seluruh masyarakat. Dokter Konsultan Spesialis Bedah Onkologi (Kanker) Diani Kartini nan berpraktik di RS Medistra sebelumnya bercerita soal pengalaman asisten dan kerabatnya nan mendaftar sebagai master umum di RS Medistra.

Diani menyebut dalam pertanyaan terakhir di sesi wawancara. Pihak rekrutmen RS Medistra menanyakan kesediaan calon pekerja untuk melepas hijab andaikan diterima di RS Internasional tersebut.

"Saya sangat menyayangkan jika di era sekarang tetap ada pertanyaan itu. Dikatakan RS Medistra berstandar Internasional tetapi kenapa tetap rasis seperti itu?" kata Diani kepada CNNIndonesia.com, Senin (2/9).

Padahal menurutnya beberapa rumah sakit lainnya nan jauh lebih besar memperbolehkan seluruh tenaga kesehatan dan tenaga medis untuk memakai hijab. Oleh karena itu, Diani sangat menyayangkan pertanyaan dalam sesi akhir wawancara tersebut. Ia pun mempertanyakan apakah ada standar dobel dalam langkah berpakaian masing-masing pekerjaan di RS Medistra.

"Jika RS Medistra memang RS untuk golongan tertentu, sebaiknya jelas dituliskan saja jika RS Medistra untuk golongan tertentu sehingga jelas siapa nan bekerja dan datang sebagai pasien," ujar Diani.

"Semoga ada perbaikan ke depan untuk RS Medistra," imbuhnya.

(khr/DAL)

[Gambas:Video CNN]

Selengkapnya
Sumber cnnindonesia.com nasional
cnnindonesia.com nasional