Rupiah Diprediksi Menguat, Bergerak di Level Rp 16.180 - Rp 16.260 per Dolar AS

Sedang Trending 2 bulan yang lalu
ARTICLE AD BOX

TEMPO.CO, Jakarta - Direktur PT Laba Forexindo Berjangka, Ibrahim Assuaibi, memprediksi mata duit rupiah bergerak naik turun pada Jumat, 2 Agustus 2024. Dia memperkirakan pergerakan rupiah ditutup menguat di level Rp 16.180 hingga Rp 16.260 per dolar AS.

“Mata duit rupiah fluktuatif, namun ditutup menguat di rentang Rp 16.180 - Rp 16.260 per dolar AS,” kata Ibrahim dalam kajian hariannya, dikutip Jumat. 

Pada penutupan perdagangan Kamis sore, 1 Agustus 2024, mata duit rupiah tercatat menguat 23 poin menjadi Rp 16.237 per dolar AS. Rupiah sempat menguat 45 poin dari penutupan sebelumnya di Rp 16.260 per dolar AS.

Ibrahim menyebutkan, Ketua Federal Reserve (the Fed) Jerome Powell mengisyaratkan bahwa pemotongan suku kembang dapat dilakukan paling sigap di bulan September jika tingkat inflasi tetap sesuai dengan ekspektasi. 

Di Asia, ungkap Ibrahim, Gubernur Bank of Japan (BOJ) mengindikasikan bahwa bank sentral semakin dekat untuk mengakhiri langkah-langkah stimulus selama beberapa dasawarsa lebih awal dari nan diperkirakan sebelumnya. Suku kembang referensi jangka pendek BOJ berada di sekitar 0,25 persen setelah kenaikan pada hari Rabu. “Gubernur Kazuo Ueda mengatakan bank bakal terus meningkatkan suku kembang setelah kenaikan 15 pedoman poin pada hari Rabu, terutama jika ekonomi dan inflasi terus membaik sejalan dengan prospek BOJ,” kata Ibrahim.

Sementara itu, menurut Ibrahim, pemulihan ekonomi Tiongkok terhenti lantaran info Purchasing Managers’ Index (PMI) nan lebih negatif. Data indeks manajer pembelian Caixin pada hari Kamis menunjukkan kontraksi nan tidak terduga di sektor manufaktur Tiongkok. Angka tersebut muncul hanya sehari setelah info PMI pemerintah menunjukkan tren nan sama. PMI Caixin merupakan titik lemah utama, mengingat sejauh ini, PMI tersebut telah melukiskan gambaran nan lebih positif tentang sektor manufaktur Tiongkok.

Selanjutnya: Di dalam negeri, aktivitas manufaktur nasional tercatat mengalami kontraksi....

  • 1
  • 2
  • Selanjutnya
Selengkapnya
Sumber Tempo.co Bisnis
Tempo.co Bisnis