TEMPO.CO, Jakarta - Nilai tukar alias kurs rupiah ditutup menguat pada perdagangan sore ini, Senin, 14 Oktober 2024. Ibrahim Assuaibi, Direktur PT Laba Forexindo Berjangka, mencatat rupiah ditutup menguat 12 poin di level Rp15.565 per dolar AS, setelah sebelumnya melemah 30 poin dengan penutupan di level Rp15.597 per dolar AS.
“Sedangkan untuk perdagangan besok, mata duit rupiah naik turun namun ditutup menguat di rentang Rp15.510 - Rp15.580 per dolar AS,” kata Ibrahim dalam keterangan tertulis hariannya.
Ia menyebut para pelaku pasar tengah menunggu lebih banyak isyarat tentang suku bunga Amerika Serikat dari serangkaian pembicara dari bank sentral AS alias The Federal Reserve (The Fed) pekan ini. Melansir dari agenda resmi The Fed nan tercantum di situs webnya, Christopher J. Waller selaku personil Dewan Gubernur The Fed bakal berbincang menyampaikan prospek ekonomi AS pada Senin, 14 Oktober waktu setempat.
The Fed secara luas diperkirakan bakal memangkas suku kembang sebesar 25 pedoman poin (bps) pada November mendatang, terutama menyusul inflasi baru-baru ini dan pembacaan pasar tenaga kerja nan berada di atas ekspektasi.
Sementara itu, isyarat tentang stimulus fiskal dari China menjadi sentimen eksternal lainnya. Stimulus fiskal baru ini telah menjadi subjek spekulasi besar di pasar finansial dunia setelah para petinggi Politbiro Partai Komunis China berjumpa pada September lalu, mengisyaratkan urgensi nan meningkat tentang perekonomian.
Pada Sabtu, 12 Oktober 2024 lalu, China berjanji untuk menambah utang “secara signifikan” guna memulihkan ekonominya nan sedang lesu. Hal ini membikin para penanammodal bertanya-tanya berapa besaran keseluruhan paket stimulus tersebut, untuk mengukur keberlangsungan perlombaan pasar sahamnya baru-baru ini.
Iklan
Terbaru, inflasi konsumen China menurun pada September, sementara deflasi nilai produsen semakin dalam, meningkatkan tekanan pada Beijing untuk segera meluncurkan lebih banyak tindakan stimulus guna menghidupkan kembali permintaan nan melemah dan aktivitas ekonomi nan goyah.
Sementara itu, Bank Dunia dan Dana Moneter Internasional (IMF) kompak meramalkan pertumbuhan ekonomi Indonesia bakal condong stabil antara 5 – 5,1 persen untuk 2024 dan 2025. Dalam dua kuartal terakhir, Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat ekonomi Tanah Air sukses tumbuh di atas 5 persen meski terdapat indikasi perlambatan.
Terlebih, Bank Indonesia melaporkan Utang Luar Negeri Indonesia per Agustus 2024 mencapai US$425,1 miliar, tumbuh 7,3 persen secara tahunan (year on year/yoy). Posisi ULN Agustus 2024 juga dipengaruhi oleh aspek pelemahan mata duit dolar AS terhadap kebanyakan mata duit global, termasuk rupiah.
Reuters berkontribusi dalam penulisan tulisan ini.
Pilihan Editor: Rupiah Ditutup Menguat Sore Ini, Analis Prediksi Besok Bisa Melemah di Level 15.730 per dolar AS