Rupiah Melemah, Aprisindo: Industri Berorientasi ekspor Diuntungkan

Sedang Trending 5 bulan yang lalu
Ilustrasi mata duit rupiah dan dolar. TEMPO/Tony Hartawan
Ilustrasi mata duit rupiah dan dolar. TEMPO/Tony Hartawan

Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Penguatan dolar nan menyebabkan pelemahan nilai tukar mata duit negara lain termasuk rupiah dianggap menyebabkan perlambatan ekspansi industri. Namun Direktur Eksekutif Asosiasi Persepatuan Indonesia (Aprisindo) Firman Bakri memaparkan sebaliknya.Justru ada sisi positif dari penguatan mata duit negara Amerika Serikat ini, khususnya bagi industri nan berorientasi ekspor.

Industri nan menjual hasil industri ke luar negeri justru meraup keuntungan. Meski bahan bakunya dari impor dan biaya modal menjadi mahal, namun nilai jual ekspornya juga dalam mata duit dolar, sehingga tidak begitu terpengaruh. “Bahkan mungkin bakal untung, lantaran saat bayar penghasilan dalam IDR (rupiah), jadi lebih murah,” ujarnya kepada Tempo, Senin 24 juni 2024.

Firman menjelaskan, biaya utilitas alias modal lain selain untuk bahan baku nan dalam kurs rupiah justru lebih murah, sehingga ketika dijual hitungan keseluruhan justru menguntungkan. Tapi perihal sebaliknya terjadi pada industri dengan orientasi pasar dalam negeri. Saat bahan baku impor semakin mahal, bahan baku lokal dengan komponen impor juga tertekan kurs.

Berdasarkan catatan Firman, saat ini personil Aprisindo sekitar 82 persen berorientasi ekspor, sisanya untuk pasar dalam negeri. Ia mengatakan tantangan industri saat ini bukanlah penguatan dolar alias pelemahan rupiah, tapi perlindungan alias pembatasan impor.

Pembatasan lewat sejumlah patokan berakibat pada perkembangan industri sepatu nan sebagian besar bahan bakunya berasal dari impor. “Bagi kami ini berakibat pada kesulitan mendapat bahan baku dan nilai akhir bahan baku nan bakal mempengaruhi industri hilir,” kata dia.

Iklan

Ia mengatakan perlindungan bahan baku justru bakal menaikan nilai dan malah berpotensi mendorong inflasi pada produk dasar kaki. Meski demikian dia memahami, patokan pembatasan awalnya dibuat untuk melindungi industri dalam negeri khususnya tekstil dari gempuran barang-barang impor.

Pilihan Editor: Sri Mulyani Lapor Jokowi Usai Bertemu Tim Sinkronisasi Prabowo




Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten nan dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.


 

Video Pilihan


Rupiah Tertekan, Sri Mulyani Beberkan Dampaknya terhadap Subsidi Listrik dan BBM

48 menit lalu

Menteri Keuangan Sri Mulyani. TEMPO/Daniel A. Fajri
Rupiah Tertekan, Sri Mulyani Beberkan Dampaknya terhadap Subsidi Listrik dan BBM

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menyatakan melemahnya nilai tukar rupiah bakal berakibat pada subsidi listrik dan BBM.


Terkini: Sri Mulyani Sebut Anggaran Makan Bergizi Gratis Rp 71 Triliun, Analis Prediksi Rupiah Melemah hingga Rp 16.510 per Dolar AS

3 jam lalu

Menteri Keuangan Sri Mulyani memberikan keterangan pers disaksikan Ketua tim Gugus Tugas Sinkronisasi Prabowo - Gibran Sufmi Dasco Ahmad dan Wakil Ketua tim Gugus Tugas Sinkronisasi Prabowo - Gibran Ahmad Muzani usai melakukan pertemuan di Kantor Kementerian Keuangan, Jakarta, Jumat, 31 Mei 2024. Menteri Keuangan Sri Mulyani menerima kunjungan Tim Gugus Tugas Sinkronisasi Presiden dan Wakil Presiden terpilih,Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka itu membahas transisi pemerintahan dan RAPBN 2025. TEMPO/M Taufan Rengganis
Terkini: Sri Mulyani Sebut Anggaran Makan Bergizi Gratis Rp 71 Triliun, Analis Prediksi Rupiah Melemah hingga Rp 16.510 per Dolar AS

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengumumkan pemerintah saat ini dan presiden terpilih menyepakati anggaran makan bergizi cuma-cuma Rp 71 triliun.


IHSG Pekan Ini Diprediksi Masih Menguat, Cek 5 Saham Rekomendasi

5 jam lalu

Sejumlah pelajar berjamu dan berpotret di ruang utama lantai Bursa Efek Infonesia, Jakarta, Rabu, 7 Februari 2024. Berdasarkan info RTI Business, IHSG terpantau naik 0,30 persen alias 21,82 poin ke 7.269,23 pada pukul 09.02 WIB. TEMPO/Tony Hartawan
IHSG Pekan Ini Diprediksi Masih Menguat, Cek 5 Saham Rekomendasi

IHSG pekan ini diperkirakan melanjutkan catatan positif seperti pekan lampau nan menguat 0,89 persen. IHSG hari ini per pukul 10.05 WIB tercatat menguat ke level 6.901,39.


Nilai Tukar Rupiah Hari Ini Diprediksi Melemah hingga Rp 16.510 per Dolar AS

5 jam lalu

Pegawai tengah menghitung duit pecahan 100 dolar Amerika di Penukaran Valuta Asing PT Ayu Masagung, Jakarta, Kamis 20 Juni 2024. Rupiah spot berbalik melemah pada perdagangan Kamis (20/6) pagi. Pukul 09.10 WIB, rupiah spot ada di level Rp 16.391 per dolar Amerika Serikat (AS), melemah 0,16% dari sehari sebelumnya nan ada di Rp 16.365 per dolar AS. TEMPO/Tony Hartawan
Nilai Tukar Rupiah Hari Ini Diprediksi Melemah hingga Rp 16.510 per Dolar AS

Analis mata duit Ibrahim Assuaibi memperkirakan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS hari ini tetap bakal ditutup melemah pada rentang Rp 16.440 hingga Rp 16.510.


Terpopuler: Pelayanan Imigrasi Mulai Pulih, Pengusaha Khawatir Dampak Turunnya Nilai Rupiah

1 hari lalu

Server imigrasi mengalami gangguan termasuk di Bandara Soekarno-Hatta, Kamis, 20 Juni 2024. Foto Istimewa
Terpopuler: Pelayanan Imigrasi Mulai Pulih, Pengusaha Khawatir Dampak Turunnya Nilai Rupiah

Terpopuler bisnis: Pelayanan keimigrasian mulai pulih pascagangguan Pusat Dana Nasional (PDN). Para pengusaha cemas akibat melemahnya nilai rupiah.


Terkini: Rupiah Rp 16.475 HIPMI Sebut Momen nan Mengkhawatirkan, Profil Kresna Life nan Menang Gugatan Lawan OJK

2 hari lalu

Pegawai tengah menghitung duit pecahan 100 dolar Amerika di Penukaran Valuta Asing PT Ayu Masagung, Jakarta, Kamis 20 Juni 2024. Rupiah spot berbalik melemah pada perdagangan Kamis (20/6) pagi. Pukul 09.10 WIB, rupiah spot ada di level Rp 16.391 per dolar Amerika Serikat (AS), melemah 0,16% dari sehari sebelumnya nan ada di Rp 16.365 per dolar AS. TEMPO/Tony Hartawan
Terkini: Rupiah Rp 16.475 HIPMI Sebut Momen nan Mengkhawatirkan, Profil Kresna Life nan Menang Gugatan Lawan OJK

HIPMI menyampaikan keprihatinannya atas melemahnya nilai tukar rupiah nan terperosok di posisi Rp 16.475 per dolar AS pada Jumat, 21 Juni 2024.


Zulhas Lepas Ekspor 160 Ton Baja Senilai USD195 Ribu ke Australia, Kanada, dan Puerto Rico

2 hari lalu

Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan namalain Zulhas melepas ekspor 160 ton baja oleh PT Tata Metal Lestari di Plant Sadang, Purwakarta, Jawa Barat, Jumat, 21 Juni 2024. Dok. Kementerian Perdagangan.
Zulhas Lepas Ekspor 160 Ton Baja Senilai USD195 Ribu ke Australia, Kanada, dan Puerto Rico

Ekspor produk baja ke Australia, Kanada, dan Puerto Rico ini merupakan ekspor pertama bagi PT Tata Metal Lestari di letak produksi Sadang.


Rupiah Terperosok hingga Rp16.475, HIPMI: Momen nan Mengkhawatirkan Bagi Ekonomi Nasional

2 hari lalu

Ilustrasi duit rupiah. Shutterstock
Rupiah Terperosok hingga Rp16.475, HIPMI: Momen nan Mengkhawatirkan Bagi Ekonomi Nasional

Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI) menyatakan nilai tukar rupiah Rp16.475 per dolar AS terendah sejak April 2020.


Terpopuler: Update Gangguan Server PDN, Dampak Pelemahan Rupiah ke Biaya Pembangunan IKN

2 hari lalu

56 WIB pada Jumat, 21 Juni 2024. Tempo/ Mochamad Firly Fajrian
Terpopuler: Update Gangguan Server PDN, Dampak Pelemahan Rupiah ke Biaya Pembangunan IKN

Berita terpopuler ekonomi dan upaya pada Jumat, 21 Juni 2024, dimulai dari akibat gangguan server PDN Kominfo.


Rupiah Jeblok, Biaya Pembangunan IKN Bisa Membengkak hingga Berapa?

2 hari lalu

Presiden Joko Widodo mendapat penjelasan dari Menteri PUPR Basuki Hadimuljono (kedua kiri) didampingi Dirjen Cipta Karya Kementerian PUPR Diana Kusumastuti seusai pemasangan bilah pertama Garuda di Kantor Presiden, Ibu Kota Nusantara (IKN), Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur, Jumat, 22 September 2023. Presiden Jokowi menyebut progres pembangunan Kantor Presiden sudah mencapai 38 persen. ANTARA FOTO/Sigid Kurniawan
Rupiah Jeblok, Biaya Pembangunan IKN Bisa Membengkak hingga Berapa?

Bagaimana akibat pelemahan nilai tukar rupiah terhadap pembiayaan proyek di IKN?


Selengkapnya
Sumber Tempo.co Bisnis
Tempo.co Bisnis