Saksi Sebut Helikopter Sempat Senggol Tebing saat Berusaha Mendarat

Sedang Trending 2 bulan yang lalu
ARTICLE AD BOX

BADUNG, CNN Indonesia --

Saksi mata I Wayan Agus Sudiantara menceritakan detik-detik terjatuhnya helikopter nan membawa lima penumpang dan terjatuh di area Banjar Suluban, Desa Pecatu, Kecamatan Kuta Selatan, Kabupaten Badung.

Ia mengatakan helikopter tersebut sempat menyenggol tebing saat terlihat berupaya melakukan pendaratan darurat.

Sudiantara mengatakan, jarak helikopter itu jatuh dari rumahnya sekitar 100 meter. Saat itu, dia berbincang-bincang dengan kakaknya di rumahnya.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sekitar 15 menit di depan rumahnya, dia memandang helikopter terbang dari arah timur dan jarak terbang cukup pendek.

"Saya memandang helikopter terbang dari arah timur jarak terbang cukup pendek. Saya kaget, memandang heli bakal mendarat di sebelah rumah lantaran di sana ada lahan kosong. Apakah heli ini mendarat dengan urgensi alias ada sesuatu nan kita tidak bisa lihat," kata dia, kepada para wartawan, Sabtu (20/7) awal hari.

"Kebetulan juga setelah heli mau mendarat, tiba-tiba dia putar kembali ke arah kanan. Heli langsung mendarat dan kebentur dengan tebing. Paman saya bilang kok tiba-tiba ada heli nan mau mendarat di sini. Saya jawab enggak mungkin tapi terjadi itu dan menabrak tebing," imbuhnya.

Ia menyampaikan, awalnya helikopter tersebut terlihat dalam kecepatan tinggi dan mulai menurun alias dalam kecepatan sedang, setelah itu mulai tidak terkontrol dan berputar kemudian langsung jatuh.

"Kecepatan sedang. Awalnya lumayan tinggi, setelah itu mulai sedang (turun) terus memutar kembali dan langsung jatuh," jelasnya.

Selain itu, saat helikopter jatuh terdengar bunyi nan sangat keras seperti dentuman tapi bukan bunyi ledakan.

"Suaranya keras sekali. Iya (seperti dentuman). Kalau bunyi ledakan nggak ada sih tapi agak keras. Sekitar 100 meter letak (jatuhnya) dekat sekali dengan rumah saya. Tiba-tiba kok heli (terbang) agak nikung. Masak mau mendarat di sini nggak ada tempatnya, mustahil," jelasnya.

Melihat kejadian tersebut, Sudiantara pun kaget dan meneriakkan kepada penduduk lainnya ada helikopter jatuh. Lalu, berbareng penduduk lainnya sekitar 10 orang mendatangi letak helikopter nan jatuh tersebut. Lalu, terlihat ada lima orang korban di helikopter tersebut.

"Setelah itu, saya kaget saya langsung samperin ke letak setelah itu sama warga. Saya lihat heli sudah di bawah ada sekitar lima orang, plus pilot, terus keadaan satu orang luka di bagian tangan kanan, satunya parah nan bule itu," ungkap Wayan Sudiantara.

Selanjutnya, saat di letak dia memandang seorang penduduk asing nan meminta tolong kepada penduduk agar menyelamatkan suaminya nan tetap ada di dalam helikopter.

"Yang saya tahu istri bule sudah keluar teriak-teriak minta tolong, tolong suami saya. Kami pun membantu mereka untuk mengeluarkan mereka dari dalam kabin," katanya.

Sementara, dia memandang istri nan meminta tolong untuk suaminya itu sudah dalam keadaan lemas dan syok tetapi dia memandang seluruh korban dalam keadaan sadar.

"Kondisinya sudah lemas sekali. Saya pun kaget kayak dia sudah lemas, sedikit darah keluar dari kakinya. Istrinya itu syok sekali, kagetlah," kata Wayan Sudiantara.

Ia juga menyatakan, dia dan sejumlah penduduk awalnya ketakutan untuk menolong para korban lantaran takut helikopter itu meledak, lantaran sempat terlihat ada asap dan juga aroma bahan bakar dan dia juga meminta kepada pilot untuk mematikan mesin terlebih dahulu.

"Terus terang saya sedikit takut jika meledak. Ada aroma (bahan bakar) terus keluar asap sedikit-sedikit. Mesinnya sudah mati, saya juga teriak matikan dulu mesinnya. Kita cari kondusif juga biar nggak terjadi nan lebih berat," ungkapnya.

Ia juga mengatakan, untuk jalan ke tebing tersebut bukan jalan umum dan jarang dilalui oleh warga.

"Kalau tebing itu lantaran itu di luar lahan saya. Saya baru pertama kali ke letak itu. Bukan jalan nan dilalui warga," tutur Wayan Sudiantara.

Ia juga menerangkan, bahwa memang sering helikopter berseliweran di area Banjar Suluban lantaran memang di wilayah Kecamatan Kuta Selatan ada upaya helikopter untuk wisata.

"Helikopter sering (berseliweran) lantaran upaya helikopter kan banyak juga terutama pariwisata. Lebih dominan nan tour alias foto-foto," ungkapnya.

Sebelumnya, sebuah helikopter terjatuh di area tebing di wilayah Banjar Suluban, Desa Pecatu, Kuta Selatan, Jumat (19/7) sekitar pukul 14:45 WITA.

Kepala Dusun (Kasus) Banjar Suluban I Wayan Suartana mengatakan, bahwa helikopter tersebut membawa lima penumpang berbareng kopilotnya.

"Iya betul (helikopter jatuh). Korban helikopter ada lima penumpang berbareng kopilot-nya jika tidak salah, penduduk negara Indonesia dua orang sama kopilot-nya, orang Indonesia, dan tamu asing ada tiga orang," kata Suartana, saat dihubungi Jumat (19/7).

Sementara, nan luka parah ada dua orang dan sudah dilarikan ke rumah sakit," nan luka parah tamu asing satu orang laki-laki, dan penduduk negara Indonesia satu orang," ujarnya.

(kdf/bac)

[Gambas:Video CNN]

Selengkapnya
Sumber cnnindonesia.com nasional
cnnindonesia.com nasional