Sandiaga Respons Politikus Senior PPP Soal Desakan Elite Mundur

Sedang Trending 3 bulan yang lalu
ARTICLE AD BOX

Jakarta, CNN Indonesia --

Eks Ketua Badan Pemenangan Pemilu (Bapilu) PPP Sandiaga Uno merespons dorongan Zainut Tauhid, politisi senior partai berlambang ka'bah itu, agar para elite mengundurkan diri dari kedudukan setelah PPP kandas lolos ke Senayan pada Pemilu 2024.

Sandiaga mengaku sudah menyampaikan permohonan maaf lantaran kandas membawa PPP lolos ke DPR RI.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Sudah menyampaikan maaf saya dan kebetulan juga sudah tidak diberi tugas lagi di Bappilu dan sudah dievaluasi. Saya sudah memberikan kontribusi, tapi memang kontribusinya kurang maksimal saya minta maaf," kata Sandiaga di Kawasan Jakarta Selatan, Minggu (16/6).

Sandiaga mengatakan perlu ada pertimbangan dan konsolidasi menyeluruh di internal PPP imbas kandas melenggang ke Senayan. Namun, Ia mengingatkan seluruh kader PPP agar jangan sampai terpecah.

Menurutnya persatuan seluruh kader PPP krusial dalam menghadapi kontestasi politik ke depan terutama Pemilu 2029.

"Nah ini perlu kita perbaiki ke depan perlu kita konsolidasi, tapi kuncinya jangan sampai terpecah. Jangan sampai kita memicu bentrok nan berkelanjutan," ujar Sandiaga.

"Kita saatnya berasosiasi kontestasi kerakyatan tidak lama lagi, mungkin 2029 itu keliatan 5 tahun tapi sebetulnya dekat sekali jadi sudah saatnya kita juga berkonsolidasi menyatukan pendapat," sambungnya.

Sandiaga pun menilai pencopotan dirinya dari kedudukan Ketua Bappilu PPP sebagai corak pertimbangan atas kegagalan dirinya dalam membawa PPP lolos dari parlemen.

Ia pun mengaku menerima perihal itu sebagai akibat atas keahlian nan dilakukan belum maksimal.

"Saya bacanya juga di media lantaran belum pernah dapat pemberitahuan secara langsung. Kalau saya lihat sih Bappilu nan saya pimpin belum sukses gitu kan, dan jika memang dievaluasi dan tidak layak untuk diteruskan ya saya bisa menerimanya itu," ujarnya.

Sebelumnya, politisi senior PPP Zainut Tauhid Sa'adi mengaku prihatin lantaran bunyi PPP dalam pemilihan umum 2024 tidak mencapai periode pemisah parlemen alias parliamentary threshold (PT) 4 persen.

Atas kondisi itu, Zainut meminta elite meminta maaf dan mengundurkan diri dari jabatan.

"Sehubungan dengan tidak lolosnya PPP pada periode pemisah Pemilu tahun 2024, sebagai orang nan pernah dibesarkan di PPP saya merasa sangat prihatin memandang nasib PPP nan tidak lolos PT dalam Pemilu 2024," kata Zainut dalam keterangannya.

"Menurut saya perihal ini merupakan musibah besar bagi seluruh kader dan simpatisan PPP nan selama ini setia dan istikamah (konsisten) memberikan kepercayaan kepada PPP sebagai wadah perjuangan dan penyalur aspirasi politiknya," imbuhnya.

Zainut menilai bakal lebih bijak elite tertinggi partai meminta maaf sembari mengundurkan diri dari jabatannya.

"Akan lebih bijak jika permohonan maaf itu disertai dengan pernyataan pengunduran diri elit tertinggi partai dari jabatannya secara tulus dan legowo," jelas dia.

PPP tak bisa lolos ke DPR pada Pemilu Serentak 2024. Mereka hanya memperoleh 5.878.777 bunyi alias 3,87 persen bunyi sah nasional.

Perlu minimal 4 persen untuk masuk dalam penghitungan jatah bangku di DPR. Mardiono dkk sempat mengusulkan gugatan atas hasil pemilu itu.

Mereka mendaftarkan 24 gugatan untuk pemilihan personil DPR dan DPRD. Hanya 6 gugatan nan maju ke tahap pembuktian.

Satu di antaranya adalah gugatan pileg DPR. Namun, gugatan itu pun ditolak MK setelah pembuktian.

(mab/dmi)

[Gambas:Video CNN]

Selengkapnya
Sumber cnnindonesia.com nasional
cnnindonesia.com nasional