Sejumlah Negara Amankan Cadangan Emas, Berikut Faktor Pendorong Lonjakan Harga Emas

Sedang Trending 3 minggu yang lalu
ARTICLE AD BOX

TEMPO.CO, Jakarta - Direktur PT Laba Forexindo Berjangka, Ibrahim Assuaibi menyebut harga emas bumi terus bergerak mendekati level US$ 2.600 per ons. Ia menilai penyebab lonjakan ini terdiri dari sejumlah aspek utama seperti penurunan suku kembang hingga kondisi geopolitik global.

“(Harga emas) dipengaruhi spekulasi penurunan suku kembang Bank Sentral Amerika Serikat pekan ini. Bukan hanya menurun 25 poin tapi kemungkingkan sampai 50 pedoman poin,” terangnya kepada Tempo, Senin, 16 September 2024.

Ibrahim menambahkan, saat ini pasar menanti apakah setelah bulan September Bank Sentral Amerika Serikat (The Fed) kembali menurunkan suku kembang tambahan sehingga total menjadi 110 pedoman poin. Spekulasi penurunan suku kembang tersebut, menurutnya, membikin indeks dolar bakal kembali mengalami pelemahan dan nilai emas bumi mengalami penguatan.

Selanjutnya, menurutnya aspek lain nan mendorong pembelian emas bumi adalah kondisi perpolitikan AS nan sedang memanas. Debat capres AS antara Kamalla Haris dan Donald Trump terus menyita perhatian publik. “Selain itu aspek lain adalah melambatnya ekonomi di Cina. Kita tahu bahwa pasca persoalan kandas bayar obligasi properti membikin ekonomi Cina mengalami permasalahan. Data neraca perdagangan mereka jelek sekali lantaran impor dan ekspor berkurang,” terang Ibrahim.

Hal itu, menurut dia, bakal mendorong People's Bank of China (PBoC) alias Bank Sentral Cina menurunkan suku kembang bertahap. Tujuannya agar UMKM negara itu kembali bangkit dan berproduksi secara optimal.

Iklan

Terakhir, Ibrahim mengingatkan bahwa negara-negara nan ada di dalam bentrok seperti Taiwan, Rusia, dan beberapa negara Timur Tengah condong melakukan pembelian besar-besaran terhadap emas. Hal itu dilakukan dalam rangka mengamankan persediaan emas. “Inilah setidaknya aspek nan membikin nilai emas bumi kembali mengalami kenaikan nan cukup signifikan. Bahkan dalam September ini nilai emas bumi kemungkinan menyentuh level US$ 2.700 per ons,” paparnya.

Senada, analis pasar mata uang, Lukman Leong juga beranggapan kenaikan nilai emas belakangan tak lepas dari meningkatnya prospek pemangkasan suku kembang 50 poin oleh The Fed pada pekan ini. Menurutnya, sebagai aset nan tidak memberikan imbal hasil, suku kembang nan lebih rendah mendukung nilai emas. Selain itu, kenaikan nilai emas selama ini terus didukung kekhawatiran terhadap kondisi geopolitik nan memengaruhi kondisi geopolitik global.

Pilihan editor: Kadin Kubu Arsjad Rasjid bakal Sampaikan Hasil Investigasi soal Pelanggaran Munaslu

Selengkapnya
Sumber Tempo.co Bisnis
Tempo.co Bisnis