Sidang MK, Petugas PPS Akui Gelembungkan Ratusan Suara PAN di Kalsel

Sedang Trending 4 bulan yang lalu
ARTICLE AD BOX

Jakarta, CNN Indonesia --

Seorang personil Panitia Pemungutan Suara (PPS) di Desa Tanipah, Kecamatan Alo-alo, Banjar, Kalimantan Selatan berjulukan Sulaiman mengakui telah dibayar untuk menggelembungkan bunyi untuk Partai Amanat Nasional (PAN) pada Pemilu 2024. Sulaiman mengatakan penggelembungan itu diarahkan oleh PPK Kecamatan.

Hal itu Sulaiman akui saat dihadirkan sebagai saksi dari Partai Demokrat di sidang perselisihan hasil Pemilu (PHPU) legislatif di Mahkamah Konstitusi (MK), Rabu (29/5).

"Di sini saya bakal menjelaskan tentang penggelembungan dan manipulasi bunyi dari partai dan calegnya nan diarahkan oleh PPK Kecamatan Alo-alo," kata Sulaiman.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Awalnya, kata Sulaiman, dirinya dihubungi oleh PPS Kecamatan dan ditawari 'upah untuk penambahan suara'. Ketua Hakim Suhartoyo pun bertanya apakah penambahan bunyi itu jadi dilaksanakan alias tidak. Lalu, Sulaiman mengakui jika penambahan itu terjadi. Sulaiman menyebut ada pemindahan bunyi ke PAN.

"Terjadi tidak itu penambahan suaranya?" tanya Suhartoyo.

"Terjadi Pak. Itu penambahan," saya Sulaiman.

"Suara dari mana ke siapa?" tanya Suhartoyo lagi.

"Dari Partai PAN dan serta caleg lainnya," jawab Sulaiman.

Surahtoyo kembali memastikan ke mana saja larinya penambahan bunyi itu. Sulaiman menjawab, "Dari PAN, dari partai ke caleg nomor 1 , nomor 2 dan caleg nomor urut lainnya."

Sulaiman mengatakan penambahan bunyi itu berkisar 634 nan masuk ke PAN. Pemindahan dilakukan selama dua malam.

Sulaiman mengaku diberi penghasilan Rp100.000 untuk setiap satu bunyi nan pindah.

"Memang mau dijanjikan bayaran berapa?" tanya Suhartoyo.

"Dari keterangan beliau kemarin, satu suara, 100 ribu. 634 suara," jawab Sulaiman.

"Sudah dipenuhi janji bayaran itu?" tanya Suhartoyo lagi.

"Sudah dipenuhi. Langsung diserahkan oleh salah satu personil PPK kepada saya," jawab Sulaiman.

Sebelumnya, Keributan terjadi di MK menjelang sidang pembuktian PHPU legislatif perkara 196 pada siang ini. Berdasarkan pantauan CNNINdonesia.com sekitar pukul 13.50 WIB, tampak tiga orang nan menyatakan family saksi PHPU dari Partai Demokrat mendatangi gedung MK.

Tampak seorang wanita berteriak saat saksi hendak dibawa masuk ke gedung MK. Perempuan itu mengaku tidak setuju dengan langkah dari pihak Demokrat nan membawa adiknya untuk menjadi saksi.

Perempuan itu mengatakan dirinya tidak bisa menghubungi sang adik setelah dibawa oleh pihak Demokrat.

"Saya kakaknya tau enggak. Jangan ada paksaan. keluarkan adik ku," teriak wanita itu.

Dalam perkara ini, Demokrat mempermasalahkan perolehan bunyi PAN di wilayah pemilihan Kalimantan Selatan (Kalsel) I. Berdasarkan penghitungan Demokrat, PAN semestinya memperoleh bunyi sebanyak 88.536.

Namun, berasas penghitungan bunyi KPU, PAN mendapat 94.602 bunyi alias selisih 6.066 dari jumlah bunyi berasas penghitungan PAN.

Dengan perolehan bunyi jenis KPU, Demokrat berpandangan PAN sukses mendapatkan bangku keenam sekaligus bangku terakhir di dapil tersebut. Caleg nan mendapat bangku keenam itu adalah Pangeran Khairul Saleh, caleg petahana nan saat ini merupakan Wakil Ketua Komisi III DPR RI

Sementara Partai Demokrat berada di urutan ketujuh dengan perolehan 89.979 suara. Dengan perolehan itu, Demokrat kandas mendapatkan bangku DPR.

Jika MK mengabulkan gugatan mereka, maka caleg dari Demokrat berpotensi menggeser posisi Khairul Saleh.

(yla/DAL)

[Gambas:Video CNN]

Selengkapnya
Sumber cnnindonesia.com nasional
cnnindonesia.com nasional