TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif menargetkan commisioning alias uji operasi smelter PT Ceria Nugraha Indotama (Ceria) akhir tahun ini. Ia mengatakan perihal ini setelah memandang kemajuan bentuk proyek smelter di Kabupaten Kolaka, Sulawesi Tenggara.
"Kami harapkan mechanical completion (konstruksi) selesai Oktober," kata Arifin Tasrif, dikutip dari siaran pers Kementerian ESDM, Kamis, 4 Juli 2024.
Arifin Tasrif mengungkapkan, smelter nikel Ceria merupakan proyek pendanaan pertama nan dibiayai perbankan nasional, PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. Proyek ini juga termasuk salah satu Proyek Strategis Nasional namalain PSN, sebagaimana tertuang dalam Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 109 Tahun 2020.
ArifinTasrif menjelaskan, smelter nikel Ceria dibangun dengan teknologi Rotary Kiln Electric Furnace (RKEF). Pada tahap awal, smelter ini dibangun 1 jalur produksi (1 x 72 MVA) untuk mengolah bijih nikel saprolit. Ke depan, smelter bakal dibangun sebanyak empat lajur produksi (4 X 72 MVA). "Bertahap, dengan kapabilitas produksi 252.700 ton per tahun," katanya.
Lebih lanjut, Arifin Tasrif mengatakan pemerintah terus mendorong penyelesaian sejumlah proyek hilirisasi. Pemerintah sekaligus berambisi pelaku industri pemurnial mineral bisa mengembangkan ekosistem untuk produk akhir elektrifikasi. Terlebih, Indonesia mempunyai nikel, cobalt, hingga mangan. Sumber daya nan ada itu, kata dia, mesti diintegrasikan.
"Kita kudu mengantisipasi, gimana industri dalam negeri ini bisa berkembang, cita-cita kita elektrifikasi bisa tercapai," kata Arifin Tasrif.
Lebih lanjut, CEO Ceria Group Derian Sakmiwata mengatakan smelter RKEF Ceria line 1 bakal beraksi dalam dua hingga tiga bulan ke depan. "Ukuran furnace-nya 72 MVA ini nan kelak bakal input raw mineral sebesar 1,4 juta metrik ton per tahun di kadar 1,59," ujar Derian.
Derian menyebut perihal itu sebagai langkah awal Ceria. Sebab, pihaknya tetap mempunyai sasaran membangun 4 jalur RKEF nan bakal dibangun secara bertahap. Selain itu, Ceria bakal membangun smelter dengan teknologi HPAL namalain High Pressure Acid Leaching.
Pilihan Editor: ESDM Kejar Target Rampungkan RUU EBET sebelum Masa Jabatan Jokowi Habis