TEMPO.CO, Jakarta - Serikat Buruh Industri Pertambangan alias SBIPE di area Indonesia Morowali Industrial Park (IMIP) meminta agar seluruh perusahaan nan beraksi di area penghiliran nikel itu diidentifikasi. Hal ini menyusul kecelakaan kerja nan tetap terus terjadi. Ketua SBIPE IMIP, Henry Foord Jebss, mengatakan ledakan pabrik nan kerap terjadi tidak boleh dianggap sepele.
“Harus diidentifikasi mana saja nan berpotensi terjadi ledakan alias kecelakaan kerja,” kata Henry ketika dihubungi melalui sambungan telepon pada Rabu malam, 30 Oktober 2024. Menurutnya, perlu ada langkah antisipasi agar kecelakaan kerja tidak terjadi lagi.
Selain itu, Henry mengatakan, perusahaan kudu mengedukasi dan meningkatkan pengetahuan para pekerja. Dengan begitu, potensi pekerja melakukan kesalahan bisa diihindari dan kecelakaan kerja bisa dicegah. “Kami minta SOP (standar operating procedure) itu diperjelas,” kata Henry.
Sementara itu, Ketua Harian Serikat Pekerja Industri Morowali-Konfederasi Persatuan Buruh Indonesia (SPIM-KPBI) Jordi Goral menuntut perusahaan membenahi dan memperketat sistem manajemen keselamatan dan kesehatan kerja (SMK3). Pihaknya juga meminta pemerintah turun tangan untuk menuntaskan persoalan ini.
“Persoalan keselamatan kerja selalu kami gaungkan, apalagi sampai melakukan tindakan massa. Tapi mereka (perusahaan) tetap saja bebal dan abai,” kata Jordi melalui aplikasi perpesanan, Kamis, 31 Oktober 2024.
Kecelakaan kerja seolah sudah jadi langganan di area IMIP. Salah satu kecelakaan maut pernah terjadi di PT Indonesia Tsingshan Stainless Steel (PT ITSS) pada 24 Desember 2023. Insiden itu merenggut 21 nyawa pekerja. Setelah itu, kecelakaan tetap terus terjadi.
Teranyar, ledakan terjadi di smelter nikel, PT Dexin Steel Indonesia (DSI), Jumat, 25 Oktober 2024. Lima hari kemudian, ledakan terjadi di PT Zhongtsing New Energy alias ZTEN pada Rabu pagi, 30 Oktober 2024.
Dalam kasus di PT DSI, Pendiri Ruang Setara (Rasera) Project, Aulia Hakim, mengatakan ledakan berasal dari tungku penyimpanan slag nikel. Ledakan tersebut meregang nyawa seorang operator house crane berinisial LG.
Menurut info nan dihimpun Rasera Project melalui para pekerja di IMIP, kejadian di PT DSI kemarin terjadi bukan kelalaian pekerja. Namun, disebabkan petunjuk pemimpin untuk memindahkan slag alias limbah metal ke dalam tungku. “Korban tidak bisa melakukan apa-apa ketika diperintahkan atasan,” katany
Kemarin, pascakejadian di dua perusahaan tersebut, Media Relations Head PT IMIP Dedy Kurniawan mengatakan investigasi tetap dilakukan untuk mengetahui penyebab pasti terjadinya kecelakaan. Tempo berupaya menanyakan hasil investigasi dan tanggapan PT IMIP ihwal tuntutan serikat pekerat kepada Dedy melalui aplikasi perpesanan pada Kamis, 31 Oktober 2024. Namun, Dedy belum memberi keterangan hingga laporan ini ditulis.
Pilihan Editor: Ledakan Pabrik di IMIP Kembali Terjadi, Satu Pekerja Dilaporkan Meninggal