Temui Zulhas Senin Pekan Depan, Hippindo Minta Revisi Aturan Impor Tepat Sasaran

Sedang Trending 4 bulan yang lalu

TEMPO.CO, Jakarta - Himpunan Peritel dan Penyewa Pusat Perbelanjaan Indonesia (Hippindo) bakal menemui Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan namalain Zulhas pada Senin, 8 Juli 2024. Persamuhan itu bakal digelar di Kantor Kementerian Perdagangan (Kemendag), Jakarta Pusat, Senin, 8 Juli 2024.

Sekretaris Jenderal HIPPINDO, Haryanto Pratantara, mengatakan organisasinya nan meminta berjumpa dengan Ketua Umum Partai Amanat Nasional (PAN) itu. Dalam pertemuan itu, HIPPINDO bakal memberikan masukan untuk Peraturan Menteri Perdagangan (Permendag) tentang Kebijakan dan Pengaturan Impor. "Kami berambisi peraturan nan bakal dikeluarkan kelak lebih tepat sasaran,” ujar dia saat ditemui di area Menteng, Jakarta Pusat, Jumat, 5 Juli 2024.

Haryanto mengatakan, HIPPINDO bakal mengingatkan Zulhas agar rencana revisi patokan impor tidak salah sasaran sehingga kudu revisi lagi pada kemudian hari. Menurutnya, jangan sampai patokan itu memperkeruh situasi ekonomi dalam negeri satu waktu nanti.

HIPPINDO juga bakal mengundang Zulhas menjadi keynote speaker dalam aktivitas Indonesia Retail Summit (IRS) nan bakal digelar pada 28–29 Agustus 2024. Haryanto mengatakan, Indonesia Retail Summit merupakan retail summit terbesar di Indonesia. Zulhas datang pada IRS tahun lampau di Jakarta pada 15 Agustus 2023.

Iklan

Aturan impor tercatat telah tiga kali mengalami revisi. Pada 11 Desember 2023, Kemendag menetapkan Permendag Nomor 36 Tahun 2023 tentang Kebijakan dan Pengaturan Impor. Aturan itu diubah oleh Permendag Nomor 3 Tahun 2024 pada 5 Maret 2024. Sebulan berikutnya, Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan kembali merevisi patokan menjadi Permendag Nomor 7 Tahun 2024. Saat ini, patokan teranyar adalah Permendag Nomor 8 Tahun 2024 nan resmi diundangkan pada 17 Mei 2024.

Zulhas sebelumnya mengatakan pemerintah bakal mengenakan bea masuk hingga 200 persen terhadap barang-barang impor asal Cina. Dia menyebut perang jual beli antara Cina dan Amerika Serikat (AS) menyebabkan terjadinya kelebihan kapabilitas dan kesiapan produk Cina di Indonesia, termasuk baja, tekstil, dan lain sebagainya. “Kita pakai tarif sebagai jalan keluar untuk perlindungan atas barang-barang nan deras masuk ke sini,” kata Zulkifli di Bandung, Jawa Barat, Jumat, 28 Juni 2024, seperti dikutip dari Antara.

Pilihan editor: Produk Cina Bakal Kena Bea Masuk 200 Persen, HIPPINDO: Memanjakan Impor Ilegal

Selengkapnya
Sumber Tempo.co Bisnis
Tempo.co Bisnis