Tom Lembong Bukan Satu-satunya Mendag yang Izinkan Impor, Kenapa RI Sulit Swasembada Gula?

Sedang Trending 3 minggu yang lalu

TEMPO.CO, Jakarta - Kejaksaan Agung menetapkan mantan Menteri Perdagangan Thomas Trikasih Lembong alias Tom Lembong sebagai tersangka kasus korupsi impor gula nan ditaksir merugikan negara sekitar Rp 400 miliar. Kerugian negara itu berasal dari potensi untung nan semestinya diterima PT Perusahaan Perdagangan Indonesia (PT PPI) sebagai badan upaya milik negara (BUMN).

Pria nan berkawan disapa Tom Lembong ini bukan satu-satunya Menteri Perdagangan nan memberlakukan kebijakan impor gula. Selama dua periode pemerintahannya, Presiden Joko Widodo tercatat mempunyai enam Menteri Perdagangan. Mereka ialah Rachmad Gobel, Tom Lembong, Enggartiasto Lukita, Agus Suparmono, Muhammad Lutfi, dan Zulkifli Hasan.

Berdasarkan info Badan Pusat Statistik (BPS), pada 2014 pemerintah tercatat mengimpor gula sebanyak 2.933.823 ton. Angka ini naik satu tahun kemudian menjadi 3.369.941 ton. Impor gula kemudian mencapai puncaknya pada 2016 dengan jumlah 4.746.047 ton.

Setelah mencapai puncak, impor gula berjalan naik turun beberapa tahun kemudian. Sempat turun menjadi 4.484.099 ton pada 2017, pemerintah meningkatkan lagi jumlah impor gula menjadi 5.028.854 ton pada 2018. Tahun berikutnya, impor gula turun menjadi 4.090.053 ton, lampau pada 2020 melonjak menjadi 5.539.679 ton.

Dalam empat tahun terakhir, impor gula juga naik-turun. Pada 2021, impor gula tercatat sebanyak 5.482.617 ton Satu tahun kemudian, impor gula mencatatkan rekor tertinggi dalam sepuluh tahun terakhir di nomor 6.007.603 ton. Lalu turun kembali menjadi 5.069.454 ton pada 2023.

Peneliti Asosiasi Ekonomi-Politik Indonesia (AEPI), Khudori, menjelaskan Indonesia terus mengimpor gula lantaran produksi tak cukup untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri. “Kita nett importer,” ucapnya saat dihubungi Tempo, Kamis, 31 Oktober 2024. Kondisi ini berfaedah nomor impor lebih besar dibandingkan ekspor.

Iklan

Masifnya impor gula bukan peristiwa baru di Tanah Air. Menurut Khudori, sudah berpuluh tahun Indonesia menjadi nett importer. “Sepertinya lebih separuh abad,” katanya. Kendati pemerintah berpuluh tahun menargetkan swasembada, dia mengatakan capaian sasaran justru makin menjauh dari produksi.

Menurut Khudori, banyak sekali aspek nan membikin Indonesia mengalami kemunduran di industri pergulaan. Salah satunya adalah penerapan kebijakan perdagangan bebas dan deregulasi. Hal ini ditengarai membikin pasar gula lebih terbuka terhadap impor.

“Tahun 1930-an saat dijajah Belanda,  Hindia Belanda jadi eksportir gula bumi nomor dua setelah Kuba,” kata Khudori.

Pilihan Editor: Terpopuler: Kontradiksi Prabowo Ingin Lindungi Pertamina dengan Pemeriksaan Kejagung, Hamba Allah Biayai Makan Bergizi Gratis

Selengkapnya
Sumber Tempo.co Bisnis
Tempo.co Bisnis